Warga Blokir Akses Ke SMPN 17 & SMAN 6 Tangsel
Protes Pelaksanaan SPMB 2025

PAMULANG-Akses jalan SMPN 17 dan SMAN 6 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di Perumahan Pamulang Permai I, Kecamatan Pamulang, masih diblokir warga yang protes Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB).
Gerbang masuk yang menjadi akses utama menuju dua sekolah tersebut digembok. Warga juga memasang dua spanduk di gerbang tersebut.
Dua spanduk itu bertuliskan "Mohon Maaf Atas Ketidaknyamanannya, Penutupan Jalan Sementara. Akses Ini Ditutup Karena Sistem Penerimaan Siswa Mengabaikan Hak Anak-anak Kami Bersekolah di Lingkungan Sendiri". Spanduk tersebut tertulis RW 10.
Penutupan akses jalan ini kurang lebih sudah berlangsung selama sepekan. Selama itu pun, akses jalan tak dapat dilalui kendaraan. Akses jalan hanya bisa dilalui pejalan kaki melalui akses kecil yang berada di samping gerbang.
"Ada beberapa RT dan RW yang lakukan blokir. Mau gimana? Mungkin dari awalnya dibangun ada perjanjian. Mungkin ya. Ke sini kok nggak ada, malah berkurang. Belum tahu sampai kapan. Sudah hampir semingguan," kata warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.
Seorang pengguna jalan yang kerap ke SMPN 17, Indra, mengaku cukup terganggu atas adanya pemblokiran jalan tersebut. Penutupan itu mengharuskan dirinya memarkir kendaraannya di pinggir jalan ataupun di lapangan seberang gerbang.
"Iya semenjak dipagarin gitu jadi susah. Naro motor harus di luar. Jadi was-was juga kalo ditinggal," singkatnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Deden Deni menyampaikan, bahwa pemblokiran akses tersebut adalah bentuk penyampaian aspirasi warga.
Deden menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut ke kewilayahan.
"Kebetulan kan lagi libur tidak ada pembelajaran. Tidak ada kegiatan belajar dan belajar. Memang saat ini hanya sedang dalam proses SPMB. Ini juga kan online. Sementara ini tidak mengganggu proses ajar mengajar. Silakan itu mah kewilayahan lah. Wilayah yang penting itu hak masyarakat. Yang penting tidak mengganggu proses ajar mengajar," ucap Deden.
Camat Janji Mediasi
Sementara, Camat Pamulang, Mukroni menyampaikan, bahwa pihaknya akan segera mengambil tindakan dengan mengedepankan pendekatan persuasif atas penutupan akses ke SMPN 17 dan SMAN 6 ini.
Menurutnya, kedua pihak harus ditemui sesegera mungkin. Sebab bagaimanapun, pendidikan merupakan hal yang utama.
"Tapi yang jelas kami ya tetap komitmen untuk bersama dengan kepala sekolah, pihak sekolah dengan warga untuk mediasi di kantor kecamatan. Karena memang pendidikan lebih utama dari pada kepentingan sekelompok orang gitu," ucapnya.
Atas dasar itu, menurut Mukroni, gejolak ini harus segera diredam dengan satu solusi yang disepakati bersama dengan jalan yang baik.
Pada dasarnya, Mukroni menghargai dan membolehkan jika warga hendak menyampaikan aspirasinya dengan damai. Namun ia mewanti-wanti, jangan sampai mengganggu kenyamanan dan ketertiban umum.
"Imbauan saya kepada Lurah, kepada warga, agar tidak menutup akses jalan. Aksi damai boleh-boleh saja, tidak dilanggar, tidak dilarang. Tetapi dalam kaitan dengan hak masyarakat dan hak masyarakat luas juga lebih penting," imbaunya.
Mukroni tetap berupaya untuk menyelesaikan gejolak ini dengan mengedepankan pendekatan persuasif.
"Tapi kan memang dalam kondisi saat ini, ya masyarakat punya alasan, akses kapasitas mereka lah, perumahan, mereka beli rumah, gini-gini. Tapi kan itu nggak menjadi alasan kan? Jalan sudah menjadi milik Pemda, diserahkan oleh Pemda, berarti ya menjadi milik Pemda," pungkasnya.
Olahraga | 20 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
Nasional | 22 jam yang lalu