TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Pelaku Pungli Di Jalur Wisata Masih Marak

Reporter: Nipal
Editor: Redaksi
Jumat, 25 Juli 2025 | 09:45 WIB
Perahu para nelayan sedang berlayar di kawasan wisata pantai Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, beberapa waktu lalu.
Perahu para nelayan sedang berlayar di kawasan wisata pantai Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, beberapa waktu lalu.

PANDEGLANG - Para oknum pelaku pungutan liar (Pungli) di jalur kawasan wisata di Kabupaten Pandeglang, ternyata masih marak. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pandeglang, Rosy Sukmawaty.

 

Rosy Sukmawaty mengungkapkan, pihaknya menerima banyak laporan maraknya keluhan wisatawan soal Pungli saat menuju ke sejumlah destinasi wisata.

 

“Keluhannya itu biasa datang dari desa-desa atau perusahaan wisata, banyak wisatawan yang merasa tidak nyaman saat menuju destinasi karena adanya pungutan-pungutan di jalan,” ungkap Rosy, Kamis (24/7).

 

Dia menjelaskan, pungutan tersebut bermacam-macam modusnya. Ada yang berdalih untuk perbaikan jalan, pembangunan jembatan, atau bahkan sumbangan untuk masjid.

 

“Modusnya macam-macam, bilangnya untuk kesejahteraan masyarakat atau perbaikan infrastruktur. Tapi yang disayangkan, itu dilakukan di beberapa titik yang justru bikin perjalanan jadi tidak nyaman,” tegasnya.

 

Ia mencontohkan, saat perayaan HUT Carita kemarin, masih ada pungutan liar di jalur Jiput-Carita. Bahkan, ada tiga titik yang meminta sumbangan masjid dalam jarak kurang dari satu kilometer.

 

“Bayangkan, belum satu kilometer sudah tiga kali dimintai sumbangan. Ini yang harus segera ditertibkan. Jangan sampai wisatawan merasa kapok datang ke Pandeglang,” katanya.

 

Rosy menekankan pentingnya membangun citra Pandeglang sebagai daerah tujuan wisata yang ramah dan bersahabat. Ia berharap masyarakat bisa menjadi bagian dari standar wisata yang baik, termasuk menyambut tamu dengan bahasa dan sikap yang santun.

 

“Kalau kita terapkan standar wisata dengan benar, maka kesan wisatawan akan baik. Jangan sampai destinasinya disebut surga, tapi akses menuju ke surganya malah bikin kapok,” tandasnya.

Komentar:
ePaper Edisi 10 September 2025
Berita Populer
04
Pabrik Rokok Mulai Kurangi Karyawan

Nasional | 2 hari yang lalu

05
Hasil Demo

Opini | 1 hari yang lalu

06
Gudang Oli Di Slipi Terbakar

Nasional | 1 hari yang lalu

08
09
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit