Respons Cepat Dewan Provinsi Soal Siswa Belajar Lehesan di SMKN 8 Tangsel
Yudi Budi Wibowo : Kami Tim Sudah Terjun ke Lokasi

SERPONG - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Yudi Budi Wibowo memberikan respons cepat atas adanya aduan ihwal kondisi memprihatinkan dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Kepada Tangselpos.id, Yudi menyampaikan, dirinya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk segera menindaklanjuti laporan tersebut.
Langkah tersebut ia lakukan, sesuai dengan fungsi pengawasan yang diembannya sebagai seorang legislator.
"Terima kasih atas informasi yang disampaikan ke kami, sesuai fungsi pengawasan kami sedang berkoordinasi dengan dinas terkait, tim Pak Gubernur, KCD, dan satuan urusan SMA/SMK," ujar Wakil Rakyat dari Fraksi Partai Gerindra tersebut, Selasa (29/7).
Legislator yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) Kota Tangsel ini mengatakan, saat ini tim gabungan pun sudah terjun ke lokasi.
Pemerintah Provinsi, kata Yudi, akan segera mengambil langkah demi menuntaskan permasalahan di balik potret keterbatasan sarana di sekolah tersebut.
"Alhamdulilah tim sudah di lokasi untuk mengecek dan segera mengambil langkah," kata Yudi.
Sebelumnya diberitakan, potret pendidikan di kota Tangerang Selatan kembali disorot. Sejumlah siswa di SMKN 8 Kota Tangsel terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kondisi yang jauh dari ideal, yakni duduk lesehan di lantai yang hanya beralas karpet karena ketiadaan meja dan kursi belajar.
Situasi ini bukan terjadi sesekali, tapi sudah menjadi rutinitas harian bagi sebagian besar siswa. Ironisnya, fenomena ini masih ditemui di wilayah yang tengah sibuk dengan segala jenis pembangunannya.
Sekolah kejuruan negeri yang baru berdiri sejak tahun 2022 ini masih menghadapi persoalan mendasar, yaitu keterbatasan sarana dan prasarana.
“Kalau bicara tidak benarnya, ya memang seperti itulah kondisi di lapangan. SMKN 8 Tangsel ini memang masih baru, sekarang baru punya tiga angkatan. Jadi kalau dilihat dari kelengkapan, belum 100 persen,” ungkap Muraja, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 8 Tangsel, saat dijumpai di sekolahnya, Selasa (29/7).
Ia mengisahkan, kondisi serba kurang ini sudah dirasakan sejak sekolah ini berdiri dan menerima siswa angkatan pertama.
“Awal masuk 2023, itu bangku hanya 90 yang datang. Jumlah siswa 200-an. Saat itu kami ada upaya meminjam dari sekolah induk,” kata Muraja.
Seiring berjalannya waktu, kondisi itu tetap tidak berubah. Pada tahun ini sampai sekolah menerima siswa angkatan ketiga, kekurangan itu masih terjadi.
"Kurangnya sekitar 500-an meja dan bangku.
Jumlah kelas ada 18 yang ada bangku meja 6 kelas. Dua tahun terakhir ini. Dari pertama pembangunan belum ada pengiriman bangku lagi," paparnya.
Muraja melanjutkan, kekurangan ini tidak hanya pada furnitur, tetapi juga ruang kelas. Dari total kebutuhan ruang, sekolah masih kekurangan sejumlah kelas untuk bisa menampung seluruh siswa dengan layak.
“Kondisi kita masih kurang 6 kelas. Satu kelas 36. Sekarang kelas 12 lagi PKL aja nih.” tambahnya.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
Nasional | 18 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu
Nasional | 20 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu