Keluarga Miskin Happy, Sangat Terbantu Dengan Adanya Sekolah Rakyat

JAKARTA - Kehadiran Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto berhasil memberikan akses pendidikan berkualitas secara gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin. Program ini diharapkan mampu memutus mata rantai kemiskinan.
Di balik wajah ceria Zawandita, siswa kelas 7 Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 Jakarta, tersimpan harapan besar. Setiap kali berbicara soal masa depannya, matanya berbinar.
“Aku mau jadi pengusaha di bidang kuliner. Dari kecil aku sudah punya bakat memasak dan sangat suka hal-hal yang berbau kuliner. Jadi aku ingin bakat ini bisa bikin aku sukses,” ucap Zawandita penuh semangat, Senin (4/8/2025).
Zawandita mengaku sudah akrab dengan dunia dapur sejak kecil. Ia bahkan pernah membantu ekonomi keluarga dengan berjualan kue kering. “Aku pernah jualan kue lebaran di rumah, disupport orang tua. Itu buat bantu ekonomi keluarga juga,” tuturnya.
Mimpi serupa juga diungkapkan Rayhan, teman sekelas Zawandita. “Cita-cita saya ingin jadi pengusaha kuliner. Karena ayah dan ibu saya bisa masak, dan saya juga diajarkan masak,” kata Rayhan.
Bagi Rayhan, keinginan itu juga datang dari ibunya. “Cita-cita saya jadi pengusaha adalah keinginan ibu saya,” ucapnya.
Bagi keduanya, Sekolah Rakyat bukan hanya memberi akses pendidikan gratis. Lebih dari itu, program ini membuat mimpi yang dulu terasa jauh, kini perlahan semakin dekat.
“Terima kasih banyak, Bapak Presiden Prabowo, telah membuat Sekolah Rakyat yang benar-benar membantu mengurangi beban orang tua kami. Kami sebagai siswa sangat bersemangat belajar di sini karena fasilitasnya sangat mencukupi,” sambung Zawandita.
Rayhan pun turut menyampaikan rasa terima kasihnya. “Terima kasih Pak Prabowo sudah menyiapkan program Sekolah Rakyat ini. Saya bisa bersekolah dengan aman, nyaman, dan damai,” ujarnya haru.
Orang tua siswa juga happy dengan hadirnya Sekolah Rakyat. Juwita-orang tua murid-kini bisa bernapas lega. Ia tak lagi pusing memikirkan biaya seragam, buku, bahkan uang makan untuk anaknya, Fachri. Sejak program Sekolah Rakyat resmi berjalan pada tahun ajaran 2025/2026, beban berat yang dulu ditanggung perlahan terangkat.
“Saya sangat bersyukur karena anak saya sekarang lebih rajin dan lebih santun. Saya juga terharu karena dia jadi lebih mandiri. Kalau di rumah bajunya saya yang cuci, sekarang dia mencuci sendiri,” kata Juwita saat ditemui di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 Jakarta, Senin (4/8/2025).
Sudah hampir sebulan Fachri tinggal di asrama. Perubahan yang terjadi bukan hanya pada sikap, tapi juga gaya hidup yang lebih sehat. “Vitamin dan makanannya dijamin di sini. Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden,” ucapnya. “Anak saya jadi lebih ceria dan semangat juga,” tambahnya.
Hal serupa juga dirasakan Dian, orang tua dari Aditya. Ia menyebut Sekolah Rakyat sebagai jawaban atas doanya agar sang anak bisa hidup lebih disiplin dan mandiri, sekaligus meringankan beban ekonomi keluarga. “Saya senang, mungkin ini jalan satu-satunya agar anak saya bisa mandiri. Biar pikirannya juga lebih dewasa,” tuturnya haru.
Menurut Dian, perubahan Aditya terlihat jelas, baik dari perilaku maupun fisik. “Alhamdulillah posturnya sekarang lebih gemuk, lebih bersih. Dulu susah disuruh makan, sekarang makannya teratur, aktivitas juga terjadwal, salat dan mengaji tepat waktu. Saya senang karena sekolah ini benar-benar membantu kami,” ungkapnya.
Bagi Juwita dan Dian, Sekolah Rakyat bukan sekadar fasilitas pendidikan. Program ini menjadi penopang kehidupan keluarga menengah ke bawah yang selama ini kesulitan membiayai sekolah anak.
Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo. Pendidikan anak saya sekarang terjamin, dari makan, seragam, sampai buku tulis. Sebagai orang tua dari keluarga menengah ke bawah, saya benar-benar bersyukur,” ujar Juwita.
Dian pun tak kuasa menahan rasa harunya. Dia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo yang telah menghadirkan Sekolah Rakyat.
“Anak saya jadi salah satu yang beruntung. Saya cuma bisa berdoa semoga beliau makin sukses, sehat selalu, dan diberi rezeki berlimpah. Pokoknya, beribu-ribu terima kasih,” katanya.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan, program Sekolah Rakyat menunjukkan perkembangan signifikan dalam memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Hingga awal Agustus 2025, sebanyak 70 titik Sekolah Rakyat telah beroperasi. Jumlah itu akan bertambah menjadi 100 titik pada 15 Agustus.
“Insya Allah, pada 15 Agustus nanti sudah ada 100 titik Sekolah Rakyat yang beroperasi. Lalu akan ada tambahan 59 titik lagi pada bulan September,” kata Saifullah Yusuf kepada Rakyat Merdeka, Selasa (5/8/2025).
Sekolah Rakyat juga menjadi bagian dari layanan sosial menyeluruh. Salah satunya melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dimulai sejak 14 Juli 2025. Program ini ditujukan untuk siswa Sekolah Rakyat dan masyarakat yang sedang berulang tahun.
Cek kesehatan ini untuk mengetahui kondisi fisik dan mental anak-anak. Ini penting agar pendidikan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelas Gus Ipul.
Selain pendidikan gratis, para siswa juga mendapatkan makan bergizi, seragam sekolah, dan ke depan akan menerima bantuan laptop guna menunjang sistem pembelajaran digital. “Diproyeksikan, kapasitas siswa Sekolah Rakyat akan mencapai 15.000 anak hingga akhir tahun 2025,” pungkasnya.
Sementara itu, Kementerian Sosial menargetkan 59 Sekolah Rakyat tambahan akan beroperasi pada September 2025. Dengan tambahan tersebut, total akan ada 159 titik Sekolah Rakyat yang aktif pada tahun ajaran 2025/2026.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu