TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Keputusan BI Pangkas Suku Bunga Disambut Positif

Reporter & Editor : AY
Kamis, 21 Agustus 2025 | 10:36 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto : Ist
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto : Ist

JAKARTA  - Bank Indonesia (BI) pangkas suku bunga lagi di tengah dunia yang lagi puyeng gara-gara tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Pemangkasan suku bunga ini membuat pasar saham laris dan IHSG menyala hijau. Rupiah yang selama ini, ngos-ngosan, diramal bisa tembus Rp 15.800.

 

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 19–20 Agustus 2025, BI menurunkan BI-Rate 25 basis poin jadi 5 persen, bunga Deposit Facility jadi 4,25 persen, dan Lending Facility ke 5,75 persen.

 

Gubernur BI Perry Warjiyo pasang wajah optimis. Katanya, pemangkasan ini konsisten sama inflasi yang tetap jinak. “Inflasi kita aman di kisaran 2,5 plus minus 1 persen. Rupiah juga masih stabil. Jadi, ruang longgar moneter masih terbuka lebar,” ujarnya dalam konferensi pers, kemarin.

 

Bukan cuma bunga yang dipangkas, Perry juga ngumumin paket kebijakan biar ekonomi nggak megap-megap. Mulai dari makroprudensial yang dilonggarkan, kredit dipacu, suku bunga perbankan didorong turun, sampai likuiditas ditambah. Bahkan sistem pembayaran digital juga digenjot biar duit rakyat muter lebih kenceng.

 

“Tujuannya sederhana, pertumbuhan ekonomi harus sesuai kapasitas nasional,” tegas Perry.

 

Namun, Perry tetap memberikan sejumlah catatan. Kata dia, masih ada tantangan global yang harus diantisipasi, yakni tarif impor yang diberlakukan AS ke banyak negara. Tarif impor AS ini akan membuat pasar keuangan bergejolak.

 

Diketahui, sejak 7 Agustus, negara yang kena getok tarif AS naik dari 44 jadi 70. India dan Swiss bahkan kena tarif lebih tinggi dari janji awal.

 

“Inilah yang membawa suatu ketidakpastian pasar keuangan global jangka pendek yang harus tetap kita waspadai dan respons,” katanya.

 

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian menyambut baik keputusan BI. Kata dia, pemangkasan suku bunga sudah sesuai prediksi. “Kita masih lihat ruang pemangkasan 50 bps lagi sampai BI-Rate di 4,5 persen di akhir tahun,” katanya.

 

Fakhrul yakin kondisi sektor keuangan dan nilai tukar sekarang masih kasih napas panjang buat BI. Apalagi The Fed juga diperkirakan bakal nurunin bunga 2–3 kali tahun ini. “Ini kasih keleluasaan moneter Indonesia buat gaspol,” tambahnya.

 

Namun, Fakhrul mengingatkan agar semua pihak tidak senang dulu. Sebab, ada satu bom waktu yang bisa meledak, yakni soal pangan. Menurutnya, fluktuasi harga pangan bisa bikin inflasi mendadak liar. Apalagi menjelang program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang November nanti bakal ngibrit ke 32 ribu dapur.

 

“Kalau rantai pasok nggak rapi, siap-siap inflasi pangan bisa jadi monster baru. Persediaan beras, ayam, sayuran harus aman. Kalau nggak, ekonomi bisa digebukin dari dapur rakyat,” ingat Fakhrul.

 

Di lantai bursa, pemangkasan bunga disambut positif. IHSG pada Rabu (20/8/2025) ditutup menguat seiring pelaku pasar merespons positif penurunan suku bunga acuan BI.

 

IHSG ditutup menguat 80,87 poin atau 1,03 persen ke posisi 7.943,82. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 11,72 poin atau 1,44 persen ke posisi 826,95.

 

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.328.397 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 40,82 miliar lembar saham senilai Rp20,05 triliun. Sebanyak 428 saham naik, 230 saham menurun, dan 148 tidak bergerak nilainya. “Euforia masih berlanjut. Pasar lagi happy-happynya,” ujar Fakhrul.

 

Rupiah pun diperkirakan ikut menguat. Kuartal III-2025, mata uang Garuda bisa nendang balik ke Rp15.800 per dolar AS. Akhir tahun, bukan nggak mungkin tembus Rp15.500.

 

Menurut Fakhrul, penguatan itu bakal ditopang oleh realokasi cadangan devisa negara-negara surplus Asia dari US Treasury ke obligasi mitra dagang mereka, termasuk Indonesia.

 

Meski outlook-nya kelihatan manis, Fakhrul kasih catatan kaki. Ada risiko lain yang siap nongol: lonjakan yen Jepang, geopolitik yang bisa meletup kapan aja, sampai transmisi moneter ke sektor perbankan yang sering tersendat.

 

“Intinya, BI udah kasih bensin. Pertanyaannya, mesin ekonomi mau ngebut, jalan santai, atau malah mogok di tengah jalan,” tutupnya.

Komentar:
DLH
Damkar
Perkim
Lebak
Dprd
ePaper Edisi 21 Agustus 2025
Berita Populer
02
Persib Bandung Kalah Dari Persijap Jepara 2-1

Olahraga | 2 hari yang lalu

03
06
07
Tiba di Turki, Megawati Gabung di Manisa BBSK

Olahraga | 2 hari yang lalu

08
Fortuner Hantam Truk, Nyawa Sopir Melayang

TangselCity | 1 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit