Cegah Penipuan, Danamon Edukasi Masyarakat Saat Transaksi Digital di Ruang Publik

JAKARTA — Perkembangan teknologi digital membuat aktivitas sehari-hari, termasuk transaksi keuangan, semakin mudah dilakukan. Namun, di balik kemudahan itu, potensi ancaman kejahatan siber juga meningkat. PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengingatkan masyarakat agar lebih waspada saat menggunakan fasilitas publik, seperti Wi-Fi gratis atau port pengisian daya, untuk bertransaksi.
Chief Digital Officer Danamon, Andreas Kurniawan, menuturkan, penggunaan fasilitas publik yang tampak praktis kerap menjadi pintu masuk bagi pelaku kejahatan digital. “Nasabah harus memastikan koneksi yang digunakan aman dan terenkripsi kuat. Sering kali penipu memanfaatkan jaringan dengan enkripsi lemah untuk mencuri data pribadi. Begitu juga dengan penggunaan port USB sembarangan yang bisa menjadi jalan masuk malware,” ujarnya di Jakarta.
Seiring digitalisasi, transaksi keuangan berbasis aplikasi tumbuh signifikan. Laporan Indonesia Millennials and Gen Z Report 2025 menyebut empat dari lima milenial dan Gen Z menggunakan mobile banking dan dompet digital untuk bertransaksi sehari-hari. Data Bank Indonesia juga menunjukkan, nilai transaksi e-commerce naik dari Rp205,5 triliun pada 2019 menjadi Rp487,01 triliun pada 2024, atau meningkat 136,9 persen.
Peningkatan itu menandai perubahan pola konsumsi masyarakat. Bekerja dari mana saja (work from anywhere) serta melakukan pembayaran dan transfer secara real time kini menjadi kebiasaan baru. Namun, di balik tren tersebut, risiko kejahatan siber ikut membayangi.
Menurut data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, beberapa modus fraud yang kerap terjadi di jaringan publik antara lain man in the middle attack (MITM), yakni peretas menyadap komunikasi antara perangkat dan jaringan; sniffing atau pencurian data yang dikirim melalui jaringan; distribusi malware melalui koneksi tidak aman; hingga fake hotspot, yaitu Wi-Fi palsu yang dirancang untuk menipu pengguna.
Melalui kampanye #JanganKasihCelah, Danamon mengingatkan nasabah agar selalu waspada sebelum melakukan transaksi digital di ruang publik. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan antara lain menggunakan jaringan seluler pribadi ketimbang Wi-Fi gratis, menghindari pengisian daya melalui port USB publik dengan memilih power bank pribadi, serta mengaktifkan otentikasi ganda seperti biometrik.
Selain itu, masyarakat juga perlu menjaga kerahasiaan data pribadi, termasuk kode OTP, PIN, maupun kode keamanan kartu. “Data tersebut tidak boleh dibagikan kepada siapa pun, termasuk pihak yang mengaku dari bank,” ujar Andreas. Ia juga mengingatkan agar nasabah hanya mengakses situs resmi dengan protokol HTTPS.
Langkah sederhana lain yang kerap diabaikan adalah menjaga jarak aman dengan orang sekitar saat bertransaksi. Hal ini mencegah orang lain mengintip layar ponsel atau mencatat informasi penting secara diam-diam.
Danamon menekankan, apabila nasabah menemukan aktivitas mencurigakan, segera hubungi kanal komunikasi resmi, seperti Hello Danamon di 1-500-090 untuk dalam negeri atau +62-21-23546100 dari luar negeri. Saluran resmi lain tersedia melalui WhatsApp, Facebook, X, Instagram, YouTube, LinkedIn, dan TikTok dengan akun terverifikasi, serta untuk informasi lebih lengkap terkait berbagai modus penipuan dapat diakses di situs resmi Danamon, bdi.co.id/jangankasihcelah. ? .
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 18 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 10 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu