TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Nilai Tukar Rupiah Tetap Stabil, Investor Diimbau Percaya Fakta Bukan Isu Medsos

Reporter: Farhan
Editor: AY
Rabu, 03 September 2025 | 12:56 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

JAKARTA - Nilai tukar rupiah tetap stabil di tengah maraknya aksi unjuk rasa belakangan ini. Hal ini mematahkan sejumlah prediksi yang menyebut rupiah akan melemah. Melihat perkembangan ini, investor diimbau agar tidak mempertimbangkan isu di media sosial (medsos) dalam mengambil keputusan investasi. Namun, berdasarkan kondisi yang faktual.

 

Bank Indonesia (BI) menegaskan, akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likui­ditas rupiah.

 

Hal ini menjadi salah satu langkah untuk mengantisipasi potensi pelemahan nilai tukar ru­piah di tengah situasi aksi protes di Jakarta dan berbagai kota di Indonesia akhir pekan lalu.

 

Kepala Departemen Pengelo­laan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) Bank Indonesia Erwin Gunawan Hutapea menjelaskan, Bank Sentral berada di pasar untuk memastikan nilai tukar ru­piah bergerak sesuai nilai funda­mentalnya, melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik.

 

“Dalam kaitan ini, Bank Indo­nesia terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi, termasuk in­tervensi NDF (Non-Deliverable Forward) di pasar off-shore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF (Domestic Non Deliverable For­ward) dan SBN (Surat Berharga Negara) di pasar sekunder,” ujar Erwin dalam keterangan res­minya, Senin (1/9/2025).

 

Pihaknya juga menjaga kecu­kupan likuiditas rupiah, dengan membuka akses likuiditas ke­pada perbankan melalui tran­saksi repo, transaksi fx swap dan pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending atau fi­nancing facility.

 

Adapun dalam pembukaan perdagangan pada Senin (1/9/2025), di Jakarta, nilai tukar rupiah tercatat Rp 16.472 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 28 poin atau 0,17 persen dibanding penutupan perda­gangan Jumat sore (29/8/2025), yang sempat menyentuh Rp 16.500 per dolar AS.

 

Terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengimbau, para investor untuk tidak mengambil keputusan investasi berdasarkan isu yang beredar di media sosial maupun masyarakat.

 

Saya mengimbau kepada para investor agar bijak dalam berinvestasi. Tidak berdasarkan rumor, tetapi fakta yang faktual. Itu yang penting dalam kondisi saat ini,” ujar Inarno usai Konfe­rensi Pers Stabilitas Pasar Modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025).

 

Menanggapi ini, analis mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengapresiasi Bank Indonesia, yang telah bergerak cepat dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

 

Semula ada prediksi ru­piah melemah di tengah kondisi demonstrasi yang terjadi sejak akhir pekan lalu. Tapi ternyata, justru menguat karena Bank Indonesia bergerak cepat dengan (intervensinya) NDF, DNDF dan lainnya,” ujar Ibrahim ke­pada Tangselpos.id, kemarin

 

Selain itu, aksi demonstrasi yang terjadi kali ini lebih dituju­kan pada kekecewaan masyara­kat terhadap sikap anggota DPR, yang dinilai tidak peka terhadap kondisi ekonomi rakyat.

 

“Kita lihat, yang didemo kan anggota dewan. Ada orang-orang tertentu yang disasar. Pengrusakan atau pembakaran terjadi juga bukan di tempat-tempat yang menjadi sentra ke­giatan ekonomi. Jadi, nilai tukar rupiah pun masih bisa terjaga,” nilai Ibrahim.

 

Karenanya ia berharap, Pemerintah bisa segera mengatasi kondisi saat ini dan ke depan­nya agar kembali berangsur kondusif.

 

“Tentu kita tidak ingin, semua ini merembet pada hal tidak terduga lainnya, yang dapat mengganggu jalannya kegiatan ekonomi,” warning-nya.

 

Ibrahim menambahkan, sem­pat melemahnya dolar AS pada perdagangan Senin (1/9/2025), lebih dikarenakan para investor meningkatkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga pada September 2025, setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS terbaru sebagian besar sesuai dengan perkiraan.

 

“Menurut perangkat CME (Chicago Mercantile Exchange) FedWatch, pasar memperki­rakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini mendekati 90 persen,” tukasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit