Anggota DPR Saraswati Mundur Dari DPR Gara-gara Ucapan Mental Kolonial Di Podcast Antara TV

JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo resmi mengundurkan diri gara-gara ucapannya soal “mental kolonial” di Podcast Antara TV.
Keputusan itu ia umumkan melalui unggahan video berdurasi enam menit di akun Instagram pribadinya, @rahayusaraswati, pada Rabu (10/9).
“Saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya,” kata Saraswati.
Dalam video tersebut, keponakan Presiden Prabowo Subianto itu menjelaskan bahwa pengunduran dirinya tidak lepas dari kontroversi yang muncul setelah potongan ucapannya dalam sebuah podcast kembali beredar di ruang publik. Ia menyebut, sejak dua pekan menjelang peringatan 17 Agustus lalu, narasi pernyataannya itu digunakan untuk menyulut amarah masyarakat.
Saraswati mengaku tak bermaksud meremehkan apalagi merendahkan perjuangan anak muda yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi. Ia mengaku memahami betapa beratnya memulai usaha karena pernah menjadi pengusaha dengan ratusan karyawan, hingga kini menjadi penasihat berbagai perusahaan rintisan.
“Saya paham betul bahwa memulai usaha tidaklah mudah. Namun, saya menyadari bahwa saya memiliki privilege yang sangat besar dan keluarga termasuk suami yang mendukung saya berusaha,” ujarnya.
Meski demikian, ia tak menampik bahwa pernyataannya telah menyinggung perasaan banyak orang. Karena itu, ia memutuskan menyerahkan mandatnya sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.
Kesalahan sepenuhnya ada di saya. Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” kata Saraswati.
Sebelum resmi mundur, ia berharap masih diberi kesempatan menuntaskan satu tugas legislasi terakhir, yakni pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepariwisataan di Komisi VII DPR. Ia juga berjanji menyalurkan sisa dana aspirasi daerah pemilihan dalam bentuk bantuan alat kesehatan dan pelatihan kewirausahaan hingga tuntas.
Saraswati menambahkan, perjuangannya di isu perdagangan orang, krisis iklim, dan pemberdayaan pemuda tetap akan ia lanjutkan di luar parlemen. “Ingat Brodansis, berserah tidak sama dengan menyerah, dan perjuangan untuk Indonesia yang lebih baik tidak harus dari kursi di Dapil,” ujarnya.
Pernyataan mundurnya Saraswati berakar dari kontroversi yang bermula pada 28 Februari 2025. Saat itu, ia hadir dalam podcast “On The Record” yang tayang di kanal YouTube Antara TV Indonesia. Dalam diskusi berdurasi 42 menit, Saraswati berbicara panjang lebar soal isu perempuan dan peluang ekonomi kreatif.
Namun, sebuah potongan berdurasi dua menit lebih, antara menit ke-25.37 hingga 27.40, menjadi viral karena dianggap menyinggung publik.
Kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti. Yang di mana kita bersandar kepada si raja dan si ratu dan si priyayi untuk ngasih kita kerjaan. No, kita udah move on dari situ,” ujar Saraswati dalam podcast itu.
Potongan ucapan itu memicu kecaman luas, terutama karena dinilai meremehkan tuntutan masyarakat agar pemerintah menyediakan lapangan kerja. Kritik semakin tajam lantaran Saraswati adalah keluarga dekat Presiden Prabowo Subianto.
Saraswati sendiri menegaskan bahwa konteks ucapannya tak utuh karena hanya diambil sebagian. Ia menyebut maksud sebenarnya adalah mendorong generasi muda agar lebih berani mengambil peran sebagai pengusaha di era digital.
Olahraga | 13 jam yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 15 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu