Canangkan Kampung Hijau Sukaharja, Dinkes Kabupaten Tangerang Dorong Perilaku Hidup Bersih di Tingkat Rumah Tangga

SINDANGJAYA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang meluncurkan kampanye Keluarga Sehat Ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dengan membentuk Kampung Hijau Ber-PHBS di Taman PKK Desa Sukaharja, Kecamatan Sindangjaya. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (19/9/2025) ini bertujuan menjadikan rumah tangga sebagai garda terdepan dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari tokoh masyarakat, kader kesehatan, perangkat desa, perwakilan Puskesmas, hingga perwakilan dari dinas terkait. Arsid, selaku Kasi Pemerintahan Desa Sukaharja yang mewakili Kepala Desa, menyampaikan harapannya agar program ini tidak hanya berfokus pada satu wilayah saja.
"Kita harus dikembangkan, kebersihan tanggung jawab kita semua. Harus bersosialisasi kepada warga, supaya desa lebih baik," ujarnya.
Arsid menambahkan bahwa Desa Sukaharja akan dijadikan proyek percontohan. Program akan dimulai dari RT 07/04, kemudian secara bertahap dikembangkan ke RT lain, seperti RT 08 dan RT 09, hingga mencakup seluruh desa.
Meningkatkan Kesadaran dan Kualitas Hidup Masyarakat
Faizal Qadhari, Penyuluh Kesehatan Masyarakat dari Dinkes, menjelaskan bahwa program ini memiliki sasaran dan target yang jelas. Sasaran utamanya adalah meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menerapkan PHBS, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah.
Menurut Faizal, Desa Sukaharja merupakan salah satu wilayah yang terpilih di Kabupaten Tangerang karena dinilai memiliki potensi dan kemauan yang kuat untuk bertransformasi menjadi wilayah yang tangguh dan sehat. Tahapan sebelum pembentukan kampung ini meliputi sosialisasi, survei mawas diri untuk mengidentifikasi masalah, dan musyawarah masyarakat desa untuk membahas solusi,, dan sudah pada tahapan kegiatan kampanye Kampung Hijau ber-PHBS.
Selanjutnya Masyarakat dan aparat setempat (Desa, kecamatan, puskesmas dan lintas sektor) melakukan kegiatan-kegiataan dalam mewujudkan Kampung Hijau Ber-PHBS. setelah satu tahun berjalan Dinas Kesehatan bersama Tim terkait akan melakukan verifikasi.
Suryadi, narasumber kampanye, menekankan pentingnya pembentukan tim kerja yang solid dari tingkat RT dan kader. "Dibentuk struktur kepengurusan dan langsung bergerak, sosialisasi dan pengumpulan data administrasi, serta survei ke masyarakat terkait penerapan 10 indikator," katanya.
Adapun 10 indikator PHBS yang didorong oleh Dinkes antara lain: persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita secara berkala, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, tidak merokok di dalam rumah, melakukan aktivitas fisik setiap hari.
"Kegiatan ini akan terus dilakukan sampai masyarakat berubah ke arah yang lebih baik," jelas Suryadi.
Ia menambahkan bahwa kegiatan Pembentukan Kampung Ber-PHBS intinya adalah adanya perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat yang mencakup hal-hal praktis seperti ketersediaan kulkas untuk ASI bagi ibu pekerja, penimbangan bayi di posyandu, dan penggunaan jamban sehat. BPD juga didorong untuk membentuk Peraturan Desa (Perdes) PHBS untuk mendukung penerapan aturan, seperti larangan membuang sampah sembarangandan lainnya.

Inisiatif Warga dan Tantangan yang Dihadapi.
Suryadi menegaskan bahwa inisiatif ini muncul dari kesadaran bahwa peningkatan kesehatan masyarakat tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Ia menyebut urgensi program seringkali terlalu seremonial.
"Kita ada program kreatif dimulai dari rumah tangga, yaitu melalui Kampung Hijau," jelasnya.
Program yang sudah berjalan dua tahun ini menunjukkan hasil yang signifikan. Berdasarkan monitoring, 80% dari target telah tercapai. Contoh sukses di Kelurahan Sindangsari Kecamatan Pasar Kemis menjadi acuan bagi enam kecamatan lain. Di lapangan, warga menunjukkan komitmen luar biasa.
"Di satu RT, sampah sudah berkurang," kata Suryadi.
Pengurangan sampah ini dilakukan melalui pengangkutan, pengolahan, hingga pembentukan bank sampah. Program ini juga berfokus pada pencegahan stunting melalui edukasi gizi dari Puskesmas.
Meski demikian, terdapat beberapa tantangan, terutama terkait pengelolaan sampah dan air bersih. Warga sering kali masih membuang sampah sembarangan.
Suryadi juga menyoroti belum optimalnya bantuan dari lintas.
"Kalau soal dukungan ada, tapi bantuan berupa alat belum ada," pungkasnya, berharap dukungan nyata dari seluruh lintas sektor terkait dapat mempercepat keberhasilan program. (adv)
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 14 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu