Presiden Ingatkan Pejabat: Tiga Kali Nakal, Siap-siap Di-reshuffle

BANDUNG – Presiden Prabowo Subianto mengirim sinyal tegas kepada jajaran kabinet dan pejabat negara. Ia menegaskan tidak akan memberi ampun kepada siapa pun yang menyalahgunakan amanah atau bermain-main dengan kekuasaan.
“Nakal sekali, saya peringatkan. Masih nakal, saya panggil lagi. Tapi kalau sampai tiga kali tetap nakal — reshuffle! Harus diganti,” tegas Prabowo, disambut tepuk tangan meriah ribuan mahasiswa saat menghadiri Sidang Senat Pengukuhan Mahasiswa Baru dan Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Trans Convention Center, Bandung, Sabtu (18/10/2025).
Presiden mengatakan ketegasan adalah kunci agar roda pemerintahan berjalan efektif. Ia menegaskan, keberpihakannya hanya kepada rakyat, bukan kepada pejabat.
“Berapa pun anggarannya, kalau untuk rakyat, akan saya dukung penuh. Tapi kalau ada yang coba-coba bermain, saya tidak akan ragu bertindak tegas,” ujar Prabowo.
Nada suara Prabowo meninggi saat menyinggung soal korupsi.
“Kepada maling-maling, manipulator, penipu yang serakah — hati-hati. Saya akan hadapi mereka. Saya yakin rakyat Indonesia di belakang saya!” serunya lantang.
Presiden juga mengingatkan seluruh pejabat agar berhati-hati mengelola uang negara.
“Tidak boleh ada rasa kasihan. Yang dikasihani adalah rakyat Indonesia. Saya tidak apa-apa dibenci, asal rakyat saya tidak dibenci,” tegasnya.
Tiga Kali Reshuffle Dalam Setahun
Sejak dilantik, Prabowo telah melakukan tiga kali perombakan kabinet. Dua reshuffle bahkan dilakukan hanya dalam sebulan terakhir.
Reshuffle pertama (19 Februari 2025): Satryo Brodjonegoro digantikan Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi.
Reshuffle kedua (8 September 2025): Lima menteri dicopot, termasuk Menko Polkam Budi Gunawan, Menkeu Sri Mulyani, Menpora Dito Ariotedjo, Menteri Perlindungan PMI Abdul Kadir Karding, dan Menkop Budi Arie Setiadi. Posisi Menkeu diisi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkop Ferry Juliantono, dan Menteri Perlindungan PMI Mukhtarudin.
Reshuffle ketiga (17 September 2025): Prabowo menunjuk Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah, serta mengangkat M. Qodari menjadi Kepala Staf Kepresidenan menggantikan A.M. Putranto.
Respons Politik
Sekjen Partai Golkar Sarmuji menilai ketegasan Presiden menunjukkan kepemimpinan yang berorientasi pada hasil.
“Itu bagus. Tegas tapi tetap memberi ruang perbaikan. Presiden fokus pada kinerja dan target. Kalau tidak tercapai, wajar dievaluasi,” kata Sarmuji.
Namun, Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menilai konteks “nakal” perlu diperjelas.
“Kalau nakalnya korupsi, ya langsung reshuffle. Tapi kalau soal kebijakan yang belum berpihak ke rakyat, wajar diberi tiga kali kesempatan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai pernyataan Prabowo lebih sebagai warning dini ketimbang sinyal reshuffle dalam waktu dekat.
“Pernyataan itu sekaligus apresiasi bagi menteri berkinerja baik, tapi alarm bagi yang belum maksimal. Dua kali peringatan, baru kalau tak berubah — reshuffle,” pungkasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu