TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Belum Sempurna, Bukan Gagal

Presiden Targetkan Program MBG Capai Zero Error, Zero Defect

Reporter: Farhan
Editor: AY
Minggu, 19 Oktober 2025 | 09:51 WIB
Presiden Prabowo saat meninjau program MBG di salah satu SD di Jakarta. Foto : Ist
Presiden Prabowo saat meninjau program MBG di salah satu SD di Jakarta. Foto : Ist

BANDUNG – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum sepenuhnya sempurna, namun tidak dapat disebut gagal. Ia menargetkan agar ke depan program ini mampu mencapai zero error dan zero defect.

 

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat menghadiri prosesi Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Trans Luxury Hotel, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

 

Prabowo mengakui, MBG kini menjadi perhatian dunia. Ia tak menampik adanya beberapa insiden di sejumlah daerah, namun menilai proporsinya sangat kecil dibanding total porsi yang telah dibagikan.

 

“Dari 1,4 miliar porsi yang sudah disalurkan, hanya terdapat 8 ribu kasus. Secara statistik memang kecil, tapi saya memandang setiap kasus itu serius. Tidak boleh ada satu pun anak yang sakit karena program ini,” tegas Prabowo.

 

Ia menambahkan, sebagian besar kasus disebabkan oleh faktor kebersihan. Karena itu, ia menekankan pentingnya peningkatan pengawasan di seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

 

“Mungkin karena kurang bersih. Dalam ilmu sains, ini masih dalam koridor, tapi kita ingin zero error dan zero defect. Walau sulit, kita harus bisa,” ujarnya mantap.

 

Presiden juga menginstruksikan langkah-langkah preventif di setiap fasilitas program, termasuk memastikan kebersihan dapur dan peralatan masak. Guru di sekolah pun diminta ikut mengedukasi murid agar rajin mencuci tangan dengan benar.

 

Capaian dan Pengakuan Dunia

 

Hingga kini, program MBG telah menjangkau 36,2 juta penerima manfaat setiap hari, melibatkan 12.205 dapur di seluruh Indonesia.

 

“Bangsa Indonesia kini mampu memberi makan rakyatnya setara tujuh kali populasi Singapura setiap hari,” kata Prabowo bangga.

 

Capaian tersebut mendapat apresiasi dari Rockefeller Institute, yang menilai Indonesia sebagai negara dengan implementasi program sosial tercepat di dunia.

 

“Perwakilan Rockefeller Institute yang datang ke Indonesia bahkan mengaku kagum. Indonesia bisa menjangkau 36,2 juta penerima dalam satu tahun, sementara Brasil butuh 11 tahun untuk mencapai 4 juta orang,” ujar Prabowo.

 

Efisiensi Anggaran dan Integritas Pejabat

 

Prabowo juga menyoroti efisiensi besar-besaran yang dilakukan pemerintah. Berkat pemangkasan pos-pos tidak produktif, anggaran MBG meningkat dari Rp71 triliun menjadi Rp100 triliun, meski realisasinya belum sepenuhnya terserap.

 

Ia memuji langkah Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, yang mengembalikan Rp70 triliun ke kas negara karena pembangunan 30 ribu SPPG belum rampung hingga akhir 2025.

 

“Ini baru sejarah. Pejabat mengembalikan uang ke negara. Biasanya kalau sudah November, dihabiskan. Uang Rp70 triliun itu bisa kita pakai bantu petani, nelayan, dan masyarakat yang membutuhkan,” ujar Prabowo.

 

Perbaikan dan Pengawasan

 

Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan, kasus keracunan MBG bukan disebabkan oleh sistem, melainkan kelalaian teknis di lapangan.

 

“Ya, murni karena makanan basi,” ujarnya di Bandung.

 

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago menilai, agar MBG mencapai target zero error, diperlukan pengawasan berkala setiap tiga bulan. Pengawasan itu harus melibatkan ahli gizi, BPOM, dan Dinas Kesehatan untuk memastikan standar menu serta sanitasi air di setiap SPPG tetap terjaga.

 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit