Titik Kemacetan Parah Di DKI Semakin Banyak

JAKARTA - Warga mengeluh titik kemacetan parah di Jakarta semakin banyak. Hal ini dampak realisasi proyek di jalanan dikebut karena sudah menjelang akhir tahun. Untuk mencegah masalah ini terjadi lagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berjanji akan melakukan percepatan pembangunan sejak awal tahun.
Tiga spanduk terpampang di Jalan Arjuna Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Tepatnya di persimpangan, di bawah Flyover Kebon Jeruk.
Dua spanduk berlatar belakang putih-kuning. Satu berlatar biru gelap. Tiga spanduk ini berisi pemberitahuan pengalihan lalu lintas.
Spanduk berlatar belakang putih-kuning yang pertama, bertuliskan informasi penutupan jalan, khususnya bagi kendaraan roda empat yang ke arah Taman Anggrek, Slipi, Tanjung Duren, Tanah Abang, Tomang dan Kemanggisan.
Sedangkan spanduk kedua, berisi permohonan maaf atas adanya gangguan perjalanan.
“Ada kegiatan perbaikan saluran. Mohon hindari Jalan Arjuna Selatan, Kebon Jeruk, dari 27 September 2025-5 Desember 2025,” demikian isi spanduk tersebut.
Sedangkan spanduk berlatar belakang biru gelap, berisi informasi pengalihan jalan sementara untuk menuju Bina Bangsa School.
Tidak hanya spanduk, di persimpangan itu juga dijejerkan barrier plastik berwarna oranye dan rambu lalu lintas. Di situ juga berjaga petugas proyek galian berompi dan bertopi oranye.
Dengan dua tongkat lalu lintas di tangannya, dia mengarahkan kendaraan yang hendak melintas, terutama roda empat. “Mobil yang boleh masuk, hanya milik warga atau penghuni sepanjang jalan ini,” kata petugas proyek ini, Kamis (16/10/2025).
Pantauan Redaksi sekitar pukul 14.00 WIB, ada sejumlah pengendara roda empat yang nekat melintas. Namun, mereka terpaksa balik arah begitu mendekati Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Arjuna. Sebab, di bawah JPO dipasangi tiga barrier di tengah-tengah jalan. Hanya kendaraan roda dua yang dapat melintas.
Sekitar satu kilometer (Km) dari bawah flyover Kebon Jeruk, atau 400 meter dari JPO Arjuna, jalanan ditutup total. Persis sebelum gang masuk Jalan Asem. Bukan hanya roda empat, roda dua juga tidak bisa melintas.
Pengendara roda dua diarahkan lewat Jalan Asem dan tembus di Jalan Kenari. Sebab, separo Jalan Arjuna Selatan, dari gang masuk Jalan Asem hingga Jalan Kenari, tengah digali.
Yoga, remaja setempat yang membantu mengatur lalu lintas di gang masuk Jalan Kenari, menuturkan bahwa penutupan total jalan tersebut, dilakukan mulai pukul 10.00-17.00 WIB. “Pukul 5 sore sampai 10 pagi, dibuka. Tapi, hanya untuk motor,” katanya.
Pembukaan akses lalu lintas untuk kendaraan roda dua pada jam sibuk pagi dan sore, untuk menghindari kepadatan di dalam Jalan Kenari dan Jalan Asem.
Menurut dia, sejak ada proyek galian saluran air dan kendaraan roda dua diarahkan lewat Jalan Kenari dan Jalan Asem, jalan kampungnya jadi padat. Kalau mobil ikut lewat, jalan semakin semrawut dan mengganggu warga sekitar.
Proyek saluran air di Jalan Arjuna Selatan, sepanjang lebih kurang 400 meter ini, garapan Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat. Wakil Camat Kebon Jeruk Agus Mulyadi mengatakan, pembangunan saluran air ini, merupakan program prioritas Pemprov DKI untuk mengantisipasi genangan pada musim hujan.
“Peran Kecamatan dan Kelurahan sangat besar, karena langsung terkait dengan wilayah. Kami juga melakukan pemetaan untuk rekayasa lalu lintas agar tidak mengganggu aktivitas warga,” kata Agus dalam keterangannya.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui, banyak keluhan warga akibat berbagai proyek pembangunan belakangan ini. “Memang pola pemanfaatan keuangan kita, masih sering di ujung tahun, seperti ngejar setoran,” kata Pram di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (16/10/2025).
Proyek yang jadi sorotan, antara lain, cable trap atau instalasi kabel bawah tanah di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Selain itu, proyek speed table atau alat pengatur lalu lintas di Simpang Jalan Fatmawati-Jalan Kartini Raya, Jakarta Selatan, tepatnya di belokan arah Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Fatmawati, dan proyek saluran air di Jalan Arjuna Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Proyek-proyek ini, menyebabkan gangguan lalu lintas dan kemacetan parah di kawasan tersebut.
Untuk mengatasinya, Pram berjanji akan mendorong percepatan pelaksanaan proyek sejak awal tahun anggaran. Bahkan sebelum tahun anggaran berjalan, melalui percepatan proses lelang. “Nanti untuk APBD 2026, dari awal, bahkan sebelumnya, sudah dilakukan lelang, seperti yang pernah dilakukan Pemerintah Pusat,” ucap Pramono.
Pram menilai, pola pelaksanaan proyek seperti ini, pernah berhasil diterapkan ketika dia masih menjabat di Pemerintah Pusat. Karena itu, dia berkomitmen untuk membawa pola serupa ke lingkungan Pemprov DKI. “Supaya tidak semua proyek kejar-kejaran pada akhir tahun,” tandasnya.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu