Inflasi Terjaga di 2 Persen, Presiden Prabowo Puji Warisan Ekonomi Jokowi

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian inflasi nasional yang tetap terkendali di angka 2 persen tahun ini. Ia menegaskan, keberhasilan menjaga stabilitas ekonomi tersebut merupakan hasil kerja bersama dan tidak lepas dari fondasi kuat yang telah dibangun oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Pujian itu disampaikan Prabowo saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025). Dalam kesempatan itu, ia memaparkan sejumlah capaian positif pemerintah di tengah situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
“Hitungan terakhir, ada 110 perang dan konflik bersenjata di seluruh dunia. Namun Indonesia tetap mampu menjaga pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang stabil,” ujar Prabowo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2025 mencapai 5,12 persen, termasuk salah satu yang tertinggi di antara negara-negara anggota G20.
Sementara itu, inflasi bulanan pada September 2025 tercatat 0,21 persen, dengan inflasi tahunan (year on year) sebesar 2,65 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 1,82 persen.
“Inflasi kita termasuk yang terendah di G20. Ini hasil kerja keras kita semua,” kata Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Prabowo secara khusus memuji langkah-langkah Jokowi dalam membangun sistem pengendalian inflasi di Indonesia.
Menurutnya, metode yang dikembangkan Jokowi berangkat dari pengalaman praktis dan kepemimpinan di daerah, bukan teori akademis.
“Harus kita akui, teknik beliau dalam memantau dan mengendalikan inflasi sangat efektif. Mungkin itu karena pengalaman beliau sebagai wali kota,” puji Prabowo.
Presiden juga mencontohkan sejumlah negara maju yang gagal mengendalikan inflasi meski memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, seperti Argentina.
“Banyak negara hebat pertumbuhannya, tapi inflasinya luar biasa tinggi. Industrinya maju, tapi rakyatnya sulit karena harga tidak terkendali,” tegasnya.
BPS mencatat, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar, dengan inflasi 0,38 persen dan andil 0,11 persen terhadap total inflasi nasional.
Komoditas penyumbang utama di antaranya cabai merah dan daging ayam ras, masing-masing memberi andil 0,13 persen.
Sementara emas dan perhiasan menyumbang 0,08 persen, disusul oleh rokok kretek mesin, biaya kuliah, cabai hijau, dan rokok kretek tangan masing-masing 0,01 persen.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menilai, tingkat inflasi Indonesia saat ini berada pada posisi ideal, yaitu di kisaran 1,5–3,5 persen.
“Angka ini menjaga keseimbangan antara kepentingan konsumen dan produsen. Petani dan nelayan tetap untung, sementara harga bagi masyarakat masih terjangkau,” ujar Tito di Kementerian Pertanian, Jakarta.
Ia menambahkan, kenaikan inflasi bulanan sebesar 0,21 persen pada periode Agustus–September 2025 masih tergolong wajar.
“Itu angka yang bisa ditoleransi,” pungkasnya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 21 jam yang lalu
Pos Banten | 17 jam yang lalu
Pos Banten | 17 jam yang lalu