Korban Ledakan SMAN 7 Sudah Bisa Bicara, Pembelajaran Sementara Online
JAKARTA - Korban ledakan SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025) terus membaik, dan sudah bisa bicara. Meski begitu, mereka tidak akan buru-buru diminta kembali ke sekolah. Proses pembelajaran untuk sementara dilakukan secara online.
Membaiknya kondisi para korban terlihat saat Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menjenguk mereka di RSIJ Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (9/11/2025). Ditemani Dirut RSIJ Cempaka Putih Pradono Handojo dan Anggota KPAI Diyah Puspitarini, Gus Ipul menemui satu per satu korban di ruang perawatan Multazam,
"Sudah kelihatan lebih sehat ya. Dua hari lagi pulang, insya Allah," ucap Gus Ipul kepada salah satu korban berinisial FR, yang mengalami luka di telinga dan mata. "Semangat, karena mau masuk sekolah lagi," jawab FR.
Gus Ipul lalu bergeser menghampiri korban MA yang kasurnya bersebelahan dengan FR. Korban ini mengalami luka di telinga dan punggung, karena terkena serpihan benda saat ledakan terjadi.
Sudah mendingan ya, baik ya pendengarannya?" tanya Gus Ipul. "Sudah mendingan, tapi agak berdengung di sebelah kiri," jawab MA.
Usai berbincang dengan para korban, Gus Ipul menyatakan, secara umum, kondisi mereka berangsur membaik. Bahkan ada yang sudah siap pulang ke rumah.
"Di RSIJ Cempaka Putih ada 13 pasien, 2 masih di ICU, sisanya 11 di paviliun kamar perawatan. Insya Allah sudah ada yang bisa kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan lebih sehat," terangnya.
Kementerian Sosial (Kemensos) akan memberikan dukungan lanjutan. Mulai dari rehabilitasi sosial, pemulihan psikososial, hingga akses program pemberdayaan jika dibutuhkan.
Mengenai proses pembelajaran, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana menetapkan, untuk sementara akan dilakukan secara online. Sebab, saat ini lingkungan sekolah masih disterilisasi oleh aparat.
“Kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan daring mulai Senin, 10 November 2025, hingga kondisi sekolah dinyatakan dapat digunakan kembali,” kata Nahdiana, dalam keterangannya, Minggu (9/11/2025).
Pihak keluarga akan diundang untuk mendapat penjelasan sebagai langkah pemulihan siswa sebelum kembali mengikuti pembelajaran secara langsung di sekolah. Saat ini, prioritas utama adalah pemulihan mental siswa dengan pendampingan wali kelas dan psikolog. Pembelajaran offline nantinya akan dilakukan dengan interaksi yang lebih dekat dengan siswa.
"Pembelajaran di kelas nantinya dikemas dengan memberikan ruang interaksi lebih dekat, seperti olahraga dan seni, agar anak-anak dapat pulih dan kembali merasa aman," ujar Nahdiana.
Proses Penyelidikan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Bhudi Hermanto memastikan, proses penyelidikan terus dilakukan. Densus 88 turut terlibat untuk mendalami kemungkinan adanya keterkaitan antara tindakan pelaku dengan paham tertentu atau paparan ideologi ekstrem melalui media digital.
Keterlibatan Densus 88 menunjukkan bahwa kepolisian tidak hanya melihat peristiwa ini dari sisi tindak pidana umum, tetapi juga membuka ruang penyelidikan terhadap kemungkinan motif yang lebih kompleks. Meski demikian, polisi tetap menegaskan bahwa seluruh proses hukum akan mempertimbangkan status pelaku yang masih di bawah umur.
Polda Metro Jaya memastikan bahwa penanganan korban dan pelaku dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan psikologis. "Penyelidikan dan penanganan peristiwa ini Polri melibatkan KPAI dan tim trauma healing," ucapnya.
Politik | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu


