TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Melihat Siswa Sekolah Rakyat Di Yogyakarta

Dulu Berkuku Mak Lampir, Sekarang Bersih Dan Pede…

Reporter: Farhan
Editor: AY
Senin, 10 November 2025 | 09:29 WIB
Murid sekolah rakyat sedang diskusi dengan Guru. Foto : Ist
Murid sekolah rakyat sedang diskusi dengan Guru. Foto : Ist

YOGYAKARTA - Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan hasil menggembirakan. Baru empat bulan berjalan, perubahan sudah terlihat jelas di kalangan siswa. Penampilan mereka kini lebih rapi, bersih, dan yang paling mencolok, mulai tumbuh rasa percaya diri. Para siswa sudah berani bermimpi tinggi.

 

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mengajak sejumlah media nasional, termasuk Redaksi, meninjau langsung pelaksanaan Program Sekolah Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada dua sekolah yang dikunjungi, yaitu Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul dan SRMA 20 Sleman.

 

Rombongan dipimpin Tenaga Ahli Ditjen Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi, Abdul Latief Siregar, bersama Plt. Direktur Ekosistem Media Farida Dewi Maharani.

 

Kunjungan pertama dilakukan ke SRMA 19 Bantul, yang berlokasi di Sonosewu, Kapanewon Kasihan, Bantul, pada Kamis (6/11/2025). Sekolah ini dulunya merupakan balai pelatihan milik Kementerian Sosial, sehingga bangunannya kokoh dan terawat baik.

 

Berdiri di atas lahan seluas lima hektare, SRMA 19 Bantul memiliki sarana lengkap dengan lingkungan yang asri. Fasilitasnya meliputi ruang kelas, asrama, ruang makan, aula, tempat ibadah, serta lapangan voli untuk kegiatan olahraga. Saat ini, SRMA 19 Bantul menampung sekitar 200 siswa, terdiri dari 116 perempuan dan 84 laki-laki. Mereka adalah anak-anak dari keluarga tak mampu atau desil 1 dan 2.

 

Seluruh siswa di sini mendapatkan fasilitas belajar yang memadai, mulai dari seragam sekolah lengkap, yaitu seragam OSIS, dua stel pakaian olahraga, seragam Pramuka, dan sepatu. Para siswa juga mendapat jatah makan tiga kali sehari plus dua kali camilan. Tak hanya itu, para siswa juga mendapat fasilitas teknologi pendukung. Setiap siswa akan mendapatkan laptop. “Laptop sudah datang minggu kemarin. Saat ini masih di-install, mungkin minggu depan sudah bisa dibagikan ke siswa,” ujar Wakil Kepala SRMA 19 Bantul, Alfian Ihsan Prayoga, saat mendampingi kunjungan media.

 

Salah satu siswa, Dwi Hidayat, mengaku tak pernah menyangka fasilitas di Sekolah Rakyat begitu lengkap. Ia bersyukur bisa menempuh pendidikan tanpa harus membebani orang tuanya yang hidup sederhana. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sementara sang ibu sehari-hari memulung di sekitar kampung tempat mereka tinggal. Meski hidup pas-pasan, orang tuanya selalu menanamkan semangat belajar. “Pesan ayah dan ibu, sekolah harus sampai tamat. Kalau bisa, lanjut kuliah. Saya ingin jadi guru. Itu yang jadi motivasi saya untuk terus belajar dan membanggakan mereka,” tutur Dwi.

 

Sehari kemudian, rombongan melanjutkan kunjungan ke SRMA 20 Sleman. Sekolah yang berlokasi di wilayah utara Yogyakarta ini punya fasilitas yang lebih lengkap lagi. Setiap ruang kelas sudah dilengkapi pendingin ruangan (AC), proyektor, dan smart board untuk menunjang kegiatan belajar mengajar berbasis digital.

 

Tak hanya ruang belajar, asrama siswa juga terasa nyaman. Setiap kamar ber-AC, memiliki kamar mandi dalam, dan dihuni oleh dua hingga tiga orang siswa. Selain ruang belajar dan asrama, Sekolah Rakyat ini memiliki perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, aula pertemuan, musala, dan dapur umum.

 

Kepala SRMA 20 Sleman, Reti Sudarsih, menceritakan perubahan besar yang terjadi pada para siswanya sejak empat bulan terakhir. Ia tak bisa menyembunyikan rasa bangga melihat perkembangan mereka. Perubahan paling mencolok, kata dia, terlihat dari fisik dan penampilan. Berat badan dan tinggi badan siswa meningkat pesat. “Hasilnya mencengangkan, rata-rata berat badan naik 5 sampai 11 kilogram hanya dalam empat bulan,” kata Reti sambil tersenyum menyambut rombongan media.

 

Reti menambahkan, para siswa juga sudah mulai terbiasa menjaga kebersihan diri. Kata dia, saat masuk banyak siswi yang datang dalam kondisi rambut berkutu, dan penularan sempat terjadi di asrama. Kini, semuanya sudah bersih dan terawat. Jatah perlengkapan kebersihan seperti perlengkapan mandi dan mencuci membantu para siswa menjaga kebersihan diri. “Sekarang semua siswa sudah cantik dan ganteng. Bahkan orang tua mereka sendiri sampai pangling,” ujar Reti.

 

Kata dia, perubahan itu tak hanya tampak di luar. Reti bercerita, perilaku dan kebiasaan hidup anak-anak pun ikut berubah. Dulu banyak yang malas mandi, kuku panjang dan hitam, rambut berkutu, bahkan pakaian jarang dicuci. Untuk membentuk kebiasaan baru, wali asrama menunjuk penanggung jawab khusus kebersihan bahkan untuk kebersihan kuku. “Setiap Senin sebelum upacara, mereka cek kuku anak-anak. Dulu kukunya seperti Mak Lampir. Sekarang, Alhamdulillah, semuanya bersih,” ujarnya sambil tersenyum.

 

Reti menambahkan, fasilitas di SRMA 20 Sleman juga makin lengkap. Terbaru, sekolah mendapat bantuan laptop dari pemerintah. Setiap siswa nantinya akan memperoleh satu laptop. Sebelumnya, sekolah juga mendapat bantuan internet berkecepatan 100 Mbps dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi). Bantuan diberikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid sebelum kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Juni lalu.

 

Selain koneksi cepat, sekolah juga menerima smart board di setiap ruang kelas. Dengan fasilitas itu, guru bisa menayangkan materi pembelajaran digital secara langsung. “Dengan internet dari Kemkomdigi, proses belajar jadi lebih menarik dan interaktif. Anak-anak bisa mengakses media pembelajaran digital kapan saja,” jelas Reti. Saat ini, sekolah tengah mempersiapkan penerapan Learning Management System (LMS) yang akan digunakan mulai semester depan.

 

Salah satu siswi SRMA 20 Sleman, Renata Merah, mengatakan fasilitas yang diterimanya sudah lebih dari cukup. Menurut dia, fasilitas di sekolah dan asrama jauh lebih baik dibandingkan fasilitas di rumahnya. “Bisa dibilang lebih dari cukup. Di rumah juga enggak ada AC kayak di sini,” ujarnya. Dengan fasilitas ini, dia mengaku makin bersemangat mengejar cita-cita menjadi anggota TNI. “Saya ingin membanggakan orang tua,” ujarnya.

 

Plt. Direktur Ekosistem Media Direktorat Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi Farida Dewi Maharani mengatakan, program Sekolah Rakyat merupakan program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto dalam membuka akses pendidikan setara dan berkualitas. “Presiden ingin memastikan bahwa Sekolah Rakyat benar-benar menjadi jembatan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk mendapat pendidikan layak. Bukan hanya dari sisi kognitif, tetapi juga pembentukan karakter,” tegas Farida.

 

Ia menekankan, transformasi digital di Sekolah Rakyat bertujuan memberikan pengalaman belajar setara dengan sekolah swasta unggulan. “Kami ingin menunjukkan bahwa sekolah gratis pun bisa memiliki fasilitas dan kurikulum yang baik. Ini bagian dari strategi memutus mata rantai kemiskinan lewat pendidikan berkualitas,” pungkasnya.

 

Sebelumnya, Dirjen Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komdigi, Fifi Aleyda Yahya, mengatakan, infrastruktur digital merupakan landasan utama bagi pemerataan pendidikan. “Komitmen kami adalah menyediakan internet berkualitas untuk menunjang proses belajar-mengajar di Sekolah Rakyat. Ini juga wujud keterbukaan informasi publik sebagai bagian dari tugas Komdigi,” ujarnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit