Mendukung Anies, Tapi Tetep Nempel Jokowi
JAKARTA - Partai NasDem resmi mencapreskan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Tapi, di sisi lain, partai besutan Surya Paloh itu, tetap nempel ke Jokowi. Sikap NasDem mendua.
NasDem santai menanggapi gosip kadernya bakal di-reshuffle. Bagi mereka, komitmennya masih sama sejak awal mendukung Jokowi: Ada atau tidaknya jatah menteri, NasDem tetap dukung Jokowi.
Waketum NasDem, Ahmad Ali memastikan, partainya akan mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf sampai kelar masa jabatan, yakni tahun 2024 mendatang.
"Iya memang. Kita akan mendukung Pak Jokowi itu sampai selesai. Itu sikap," kata Ali kepada wartawan, kemarin.
Karena sejak awal, ingatnya, Surya Paloh sudah berulangkali menegaskan bahwa koalisi yang dibangun NasDem dengan Jokowi adalah koalisi tanpa syarat.
"Prinsip itu berlaku sampai dengan hari ini," tegasnya.
Jika pun pada akhirnya, ada menteri dari NasDem yang dicopot, ia meyakini keputusan itu dilandasi oleh pertimbangan teknis dan kebutuhan organisasi. Bukan atas dasar kebencian.
Namun, ia mengaku, enggan berandai-andai terlalu jauh soal reshuffle itu. Sebab sampai saat ini, hubungan Presiden Jokowi dengan partainya masih baik-baik saja.
Kami merasa hubungan antara Pak Jokowi dengan NasDem itu tidak ada perbedaan apa-apa," akunya.
Seperti diketahui, NasDem diserang kiri-kanan usai mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres 2024 mendatang. Relawan Jokowi, termasuk partai pendukung seperti PDIP sewot dengan keputusan Paloh itu. Karena sosok Anies dinilai kontradiktif dengan Jokowi.
Hingga seruan kocok ulang kabinet pun menguat. Bak gayung bersambut, kepala negara pun membenarkan adanya rencana reshuffle itu.
Hanya saja, ia belum memutuskan kapan pergantian susunan kabinet Indonesia Maju bakal dilakukan. "Rencana (reshuffle) selalu ada. Pelaksanaan nanti diputuskan," kata Jokowi usai meninjau Stasiun Kereta Cepat Tegalluar di Kawasan Infrastruktur PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10) lalu.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, sikap NasDem mendua. Di satu sisi mendukung Anies, di sisi lain tetap nempel Jokowi.
“NasDem main aman,” katanya kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.
Dia menduga, sikap NasDem mendua itu karena kedekatan Paloh dengan Jokowi. Di sisi lain untuk menjaga kadernya di kabinet.
Menurut dia, Jokowi juga tidak akan mereshuffle menteri NasDem karena punya konsekuensi masing-masing. Kondisi koalisi akan panas. Apalagi pemerintah membutuhkan kekompakan koalisi untuk hadapi situasi global yang memburuk.
“Sekarang tantangan luar biasa besar ya. Resesi, inflasi, macam-macam. Oleh karena itu bukan butuh keretakan, bukan butuh konflik, tapi yang dibutuhkan adalah soliditas, terutama dengan partai-partai koalisi pemerintahannya," kata Ujang, tadi malam.
Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, reshuffle itu normatif dan perkara biasa. Kapan saja bisa dilakukan, karena itu adalah hak prerogatif presiden.
Namun, dia meyakini, NasDem pasti akan meradang jika kadernya di reshuffle. Sebab, NasDem merupakan partai yang cukup loyal ke jokowi selama 2 periode.
"Tegak lurus dan tak pernah jadi oposisi dari dalam. Kalo dilihat recordnya, NasDem partai pertama yang deklarasi Jokowi maju kembali di pilpres 2019," ingatnya. (rm.id)
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 21 jam yang lalu
Olahraga | 21 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu