TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Bangun Gudang Di Wilayah 3T, Bulog Siap Amankan Kualitas Stok Beras

Reporter: Farhan
Editor: AY
Jumat, 21 November 2025 | 10:36 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani. Foto ; Ist
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani. Foto ; Ist

JAKARTA - Perum Bulog siap membangun 100 Infrastruktur Pasca Panen (IPP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menambah kapasitas penyerapan beras dan jagung.

 

Rencana tersebut mendapat dukungan penuh dari Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Khudori. Menurutnya, sudah waktunya Bulog mengantisipasi penyimpanan beras, agar mutunya tidak turun lantaran stok yang amat besar tahun ini. 

 

Khudori mengingatkan, sampai 4 November 2025, penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) baru 577.329 ton atau 38,49 persen dari target 1,5 juta ton. Begitu juga bantuan pangan beras Oktober dan November baru sebesar 366 ribu ton. 

 

Di pekan terakhir Oktober 2025, kata dia, rata-rata penyaluran sebanyak 4.000-6.000 ton beras per hari. Jumlah ini sangat kecil. 

 

Jika volume penyaluran tidak berubah, sampai akhir tahun SPHP diperkirakan tersalur 867.329 ton atau hanya 57,82 persen dari target,” katanya. 

 

Menurutnya, hal ini membuat stok beras Bulog masih tinggi. Belum lagi, karena cuaca sepanjang tahun ini relatif baik, maka produksi beras pada Januari-Februari 2026 diperkirakan juga akan baik. 

 

Bahkan, berpeluang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga amat mungkin pada Februari 2026 sudah panen besar. 

 

“Hal ini juga kian menambah stok beras yang harus disimpan Bulog di awal tahun depan,” ucapnya. 

 

Bila mengacu pada data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada 3 November 2025, diperkirakan produksi beras tahun ini 34,77 juta ton, naik 13,54 persen dari tahun lalu. 

 

Lalu, produksi Oktober-Desember 2025 masih ada potensi kenaikan dua digit. 

 

“Ini termasuk capaian luar biasa. Padahal amat jarang produksi beras bisa naik lebih 5 persen,” tuturnya. 

 

Sementara, bila dilihat dari sisi kebutuhan konsumsi tahun ini diperkirakan 30,9 juta ton.

 

 

Jadi, sambung Khudori, ada surplus beras 3,87 juta ton. Artinya, stok beras yang tinggi di gudang Bulog harus dikurangi. 

 

“Sampai akhir tahun harus segera disalurkan, agar tidak terlalu lama disimpan di gudang. Khawatir, ada penurunan mutu,” warning-nya. 

 

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani sebelumnya mengatakan, pihaknya akan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya untuk merealisasikan pembangunan gudang, yang diharapkan dapat rampung dalam waktu satu tahun. 

 

Dia memastikan, koordinasi awal sudah dilakukan dengan mengundang 11 direktur BUMN Karya. 

 

Tujuannya, untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam kesiapan pelaksanaan pembangunan infrastruktur pasca panen, sehingga pekerjaan proyek ini berjalan cepat, tepat dan berkualitas. 

 

“Kami diamanahkan Presiden untuk membangun 100 infrastrukur pasca panen, sebagai jawaban atas meningkatnya produksi pangan nasional,” ujar Rizal di Jakarta, Rabu (12/11/2025). 

 

Rizal menegaskan, proyek ini tidak sekadar soal infrastruktur. Tetapi juga tentang kedaulatan pangan dan keadilan akses bagi seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Terpencil). 

 

Karenanya, pembangunan gudang-gudang ini akan diprioritaskan di wilayah yang sulit dijangkau. Misalnya, di Nias Selatan, Morotai dan wilayah lainnya, yang begitu musim pasang, airnya tinggi atau ketika musim barat, kapal tidak bisa berlayar. 

 

Sedangkan di sana belum ada gudang. Nah, ini prioritasnya seperti itu. Saudara-saudara kita di 3T berhak atas pangan yang terjamin,” katanya. 

 

Rizal melanjutkan, pembangunan 100 IPP mencakup gudang penyimpanan beras dan jagung, fasilitas pengering (dryer), unit penggilingan (RMU/Rice Milling Unit), silo dan Rice to Rice (RTR) berbasis teknologi modern. Namun, kapasitas gudang yang akan dibangun berbeda-beda karena disesuaikan luas lahan persawahan di wilayah masing-masing. 

 

Lalu akan dilihat, apakah daerahnya penghasil beras dan jagung terbanyak atau tidak. Ukuran gudang akan mulai dari tipe kecil, dengan kapasitas 1.000-7.000 ton. 

 

“Kalau lumbung pangan besar berarti dibikinkan gudang besar. Tapi, kalau tidak punya lumbung pangan, mohon maaf hanya gudang kecil saja,” tuturnya. 

 

Dalam proses pembangunan ini, pihaknya juga melibatkan Danantara, sebagai badan pengelola investasi BUMN. 

 

“Harapannya, saat panen raya tahun 2026, sudah ada gudang yang bisa menampung serapan gabah. Semoga tidak ada kendala,” harapnya. 

 

Adapun pembangunan gudang baru Bulog ini telah mendapatkan Surat Keputusan Bersama (SKB) dari Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait. Program ini didukung pendanaan sebesar Rp 5 triliun dari dana investasi Pemerintah non-permanen Cadangan Jagung Pemerintah 2025. 

 

Pihaknya juga terus melakukan extra effort dalam menjaga kualitas beras selama penyimpanan hingga penyaluran ke masyarakat. Mengingat penyerapan produksi dalam negeri yang dilakukan Bulog tembus lebih dari 3 juta ton.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit