Kenali Gejala Pembuluh Darah Pecah di Otak agar Tak Terlambat Ditangani

SERPONG - Pembuluh darah pecah di otak atau stroke perdarahan merupakan kondisi medis serius yang dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala awal kerap membuat pasien terlambat mendapatkan pertolongan.

 

Pengalaman tersebut dialami oleh keluarga penulis. Kakek penulis mengalami pembuluh darah pecah di otak pada Kamis, 4 Desember 2025, sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu juga sangat Kakek langsung dilarikan ke rumah sakit.

 

Meski telah mendapatkan penanganan medis, Qodarullah, Almarhum mengembuskan napas terakhir pada Jumat, 5 Desember 2025, pukul 15.25 WIB.

 

Kejadian tersebut menjadi pengingat bahwa pembuluh darah pecah di otak merupakan kondisi darurat yang membutuhkan penanganan cepat. Dokter spesialis saraf menjelaskan, stroke perdarahan terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan perdarahan dan kerusakan jaringan otak.

 

Gejala yang perlu diwaspadai antara lain sakit kepala hebat yang muncul secara tiba-tiba, muntah, penurunan kesadaran, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan bicara, hingga kejang. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menjadi salah satu faktor risiko utama kondisi ini.

 

Masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikan tanda-tanda awal yang muncul, terutama pada lansia dan penderita hipertensi. Penanganan medis yang cepat dinilai sangat menentukan keselamatan serta peluang pemulihan pasien.

 

Melalui pengalaman ini, masyarakat diharapkan lebih waspada dan memahami pentingnya deteksi dini terhadap gejala pembuluh darah pecah di otak agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

 

Tiara Yulianti

Mahasiswa semester 3 Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya