TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Dijempolin Dalam Pertemuan UNESCO

Program Kartu Prakerja, Paling Siap Hadapi Tantangan Masa Depan Ketenagakerjaan Global

Oleh: HES/AY
Sabtu, 18 Juni 2022 | 13:35 WIB
Presiden Jokowi pada acara Temu Raya Alumni Program Kartu Prakerja di Sentul International Convention Center. (Ist)
Presiden Jokowi pada acara Temu Raya Alumni Program Kartu Prakerja di Sentul International Convention Center. (Ist)

JAKARTA - Peningkatan keterampilan tenaga kerja sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan produktivitas.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan reskilling maupun upskilling, melalui berbagai program pelatihan.

Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keterampilan, lembaga pelatihan pun terdorong untuk terus berinovasi, dalam menyediakan pelatihan yang relevan dengan kondisi pasar kerja.

Program Kartu Prakerja berhasil menjawab kebutuhan tersebut, sekaligus menumbuhkan antusiasme masyarakat.

“Saya mengapresiasi jumlah pendaftar Program Kartu Prakerja, yang sampai saat ini mencapai 155 juta. Dan yang diterima, ada 12,8 juta. Ini angka yang tidak kecil. Berkat pelatihan ini, produktivitas dan skill para peserta meningkat, pengalaman kerjanya juga meningkat,” ujar Presiden Jokowi dalam acara Temu Raya Alumni Program Kartu Prakerja di Sentul International Convention Center, Jumat (17/6).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga berbincang dengan sejumlah perwakilan alumni Program Kartu Prakerja, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain menanyakan insentif yang telah diterima dari Program Kartu Prakerja, Jokowi juga menanyakan usulan apa saja yang dapat diberikan, bagi kemajuan Program Kartu Prakerja.

Salah satu usulan yang disampaikan adalah soal ketersediaan pendampingan pasca pelatihan.

Menanggapi usulan tersebut, Jokowi memberi arahan agar Program Kartu Prakerja senantiasa diperbaiki dan dievaluasi. Karena program tersebut turut mempersiapkan sumber daya manusia bangsa, melalui upskilling dan reskilling untuk menghadapi berbagai tantangan global.

“Tadi seperti disampaikan Pak Airlangga, tidak ada yang lewat uang itu. Anggaran itu ke kementerian, ke provinsi, ke kabupaten, ke kota baru ke peserta. Ini langsung dari Menteri Keuangan. Transfer langsung ke peserta,” papar Jokowi.

Sejauh ini, Program Kartu Prakerja telah mendapatkan apresiasi dari berbagai lembaga dalam dan luar negeri. Antara lain dari Bank Dunia, ADB, UNDP, UNESCO, dan UNESCAP.

Selain itu, para peneliti dari The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL), Presisi Indonesia, Bank Dunia dan TNP2K juga telah menemukan bukti ilmiah dampak positif Program Kartu Prakerja.

Survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Cyrus, lembaga riset IPSOS dan pusat studi CSIS juga menunjukkan hasil serupa.

Dalam laporan yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, keberhasilan Program Kartu Prakerja menuai banyak tanggapan positif dari banyak forum internasional.

Sebab, secara ilmiah, program tersebut mampu mendorong adult learning, pemberdayaan perempuan, inklusi keuangan, pengurangan ketimpangan, pengangguran dan kemitraan multi-pihak yang merupakan pilar-pilar SDGs.

Airlangga menjelaskan, pertemuan UNESCO tadi malam di Marrakech, Maroko membahas jalan untuk menghadapi tantangan the future of works terkait transformasi digital, green economy yang membutuhkan tenaga dan adult lifelong learning.

"Dari hampir seluruh negara yang memaparkan, Program Kartu Prakerja adalah program yang paling siap dan sudah operasional,” kata Menko Airlangga.

Program Kartu Prakerja telah terbukti memberikan dampak positif bagi penerima program. Serta mampu mentransformasi postur pasar kerja di Indonesia.

Hasil survei evaluasi sejak 2020 hingga 2022 membuktikan, sebanyak 30 persen penerima Kartu Prakerja yang sebelumnya menganggur, kini telah bekerja atau berwirausaha.

"Dapat kami sampaikan, Kartu Prakerja merupakan salah satu program Government to People (G to P) paling masif. Dibanding yang pernah dilakukan oleh negara-negara lain," ujar Menko Airlangga.

Sejalan dengan misi yang diusung Sustainable Development Goals, Program Kartu Prakerja menjunjung tinggi inklusivitas, dan menjangkau kelompok rawan dan minoritas.

Hal ini tergambar dari Program Kartu Prakerja yang hadir di 514 kabupaten/kota, menjangkau 56 persen penerima manfaat yang tinggal di desa.

Sebanyak 49 persen penerima manfaat adalah perempuan, dan sekitar 3 persen merupakan penyandang disabilitas.

Acara Temu Raya Alumni Program Kartu Prakerja ini juga menyediakan beberapa gerai bursa kerja. Sebagai sarana bagi para penerima manfaat, untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, usai mengikuti pelatihan Kartu Prakerja. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo