Demokrat Dan PKS Mirip Bus Kota
Di Kandang Jadi Teman, Di Jalanan Jadi Lawan
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat terlihat sedang berkompetisi memperebutkan posisi Cawapres dari Anies Baswedan, Capres yang diusung Partai NasDem.
Mengingat dua partai itu kolega politik di Poros Gondangdia, kompetisi ini mirip bus kota. Akur di kandang, tapi jadi lawan di jalananan berebut penumpang.
Salah satu indikasinya, menjamurnya spanduk Anies-Ahmad Heryawan alias Aher. Demikian juga Demokrat yang mengklaim poster Anies-Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY juga sudah menjamur ke daerah.
“Di berbagai pelosok Indonesia juga sudah bermunculan relawan Anies-AHY yang mendeklarasikan diri,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Renanda Bachtar kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Groul) kemarin.
Renanda mengklaim, relawan Anies-AHY itu bermunculan di Kota-Kota besar di Indonesia. Misalnya, Pontianak, Ambon, Maluku. Sementara, di Jakarta dan Pulau Sumatera, sudah menjamur lebih dahulu. Relawan itu, katanya, muncul atas inisiatif masyarakat yang merindukan perubahan.
Meski begitu, Partai Demokrat menyambut baik fenomena spanduk Anies-Aher hingga relawan Anies-AHY. Asumsinya, ini adalah pertanda besar bahwa masyarakat memiliki harapan terhadap sebuah koalisi partai yang mengusung perubahan.
"Jadi, di mana-mana, wajah tokoh-tokoh koalisi perubahan mulai dimunculkan terus oleh masyarakat,” katanya.
Aspirasi publik yang terus meluas ini, sebutnya, menunjukkan kuatnya angin perubahan yang didorong masyarakat akar rumput, dan bukan sekedar agenda elit politik.
Masyarakat, banyak berharap koalisi perubahan bisa segera diwujudkan. “Ini tentu semakin menguatkan motivasi kami untuk terus konsisten bersama rakyat memperjuangkan perubahan dan perbaikan, pungkasnya.
Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengamini partainya terus mengalami tren positif dari masyarakat.
Belakangan, muncul survei terbaru Litbang Kompas yang menyebut partainya menjadi partai kedua yang dipilih kalangan Gen Z atau pemilih usia 14-25 tahun.
Di mana, PDI Perjuangan menjadi partai pertama dengan raihan 19 persen, diikuti Partai Demokrat sebesar 18,4 persen.
Asumsinya, ini adalah buah kepercayaan publik terhadap Ketum AHY yang teguh dan berani menyuarakan asipirasi dan harapan publik.
Termasuk, ketidakpuasan publik terhadap kebijakan Pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat, baik di ruang publik maupun di ruang parlemen. Misalnya, Omnibus law, Rancangan Undang-Undang Minerba, hingga kenaikan harga minyak goreng.
“Lalu, generasi Z melihat sosok AHY sebagai simbol partai yang rajin turun ke lapangan, berdialog dengan rakyat dan dekat dengan para kader Partai Demokrat. Sosok pekerja keras dan egaliter,” ujar Herzaky.
Nah, soal spanduk Anies-Aher, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menepis jika itu adalah partai yang mengerjakannya. Asumsinya, itu adalah ekspresi demokrasi warga dan wajar saja terjadi. Intinya, ada harapan dari warga untuk mendukung pilihannya. Kreativitas warga, harus dihormati.
“Saya tidak mengetahui siapa yang memasang dan bukan perintah dari partai,” ujar Juru Bicara PKS, M Kholid.
Sumber berita rm.id :
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu