Calon Panglima TNI Jadi Tebak-tebakan
JAKARTA - Pada 21 Desember nanti, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan masuk masa pensiun. Setelah KTT G20, yang berlangsung pekan depan, penggantian Andika mulai dibahas. Siapa calon Panglima TNI baru pun jadi tebak-tebakan.
Kabar penggantian Andika akan dibahas setelah gelaran KTT G20 di Bali, disampaikan Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi. Politisi Partai Golkar ini menyebut, Komisi I DPR belum mendapat penugasan dari Badan Musyawarah DPR untuk membahas pergantian Panglima TNI. Dia menduga, hal itu terjadi karena Pemerintah tengah fokus mempersiapkan G20.
“Kami memahami, karena sekarang persiapan G20. Jadi tidak mengharapkan adanya pergantian. Kami menaksir setelah G20, apakah surat masuk sebelum 21 Desember karena 16 Desember sudah masuk reses,” ujarnya, dalam diskusi virtual, di Safari24 Total Politik, Jumat (11/11).
Bobby lalu menjelaskan mekanisme penggantian Panglima. Proses itu diawali dengan adanya Surat Presiden (Surpres) ke DPR yang mengajukan nama calon Panglima baru. Lalu, Surpres itu akan dibahas Komisi I DPR dengan maksimal 20 hari kerja di luar masa reses. Setelah fit and proper test di Komisi I DPR, calon Panglima terpilih akan dibawa dan disahkan dalam Sidang Paripurna DPR.
Dalam kesempatan berbeda, Bobby mulai bicara calon Panglima baru yang akan menggantikan Andika. Menurutnya, ketiga Kepala Staf saat ini sama-sama memiliki peluang menjadi Panglima. Baik KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, maupun KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo. Namun, dalam beberapa diskusi terakhir, calon Panglima mengkerucut ke dua orang, yaitu Yudo dan Dudung.
Menurut Bobby, Yudo sangat baik saat menangani kecelakaan Kapal Selam KRI Nanggala 402. Dudung juga sangat baik dalam mengatasi masalah di Papua dan sangat tegas melakukan hukuman terhadap anggotanya yang melakukan kejahatan luar biasa.
Secara pribadi, Bobby menyebut, saat ini giliran matra AL untuk menjadi Panglima. Dengan begitu, Yudo punya peluang besar menjadi penerus Andika. Namun, hal itu menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi.
"Ini yang kita masih menunggu. Siapa pun pilihan Presiden, kita yakini semuanya baik," ucap Bobby.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto mengatakan, sesuai pernyataan Presiden yang ingin memperkuat poros maritim, matra AL menjadi jawabannya. Jika pengganti Andika bukan dari matra AL, keseriusan Presiden dalam poros maritim dipertanyakan.
Soleman juga menyinggung soal tradisi penunjukan Panglima TNI yang berotasi dari tiga matra. Ia mengingatkan soal preseden buruk yang bakal terjadi jika Jokowi tidak menunjuk Laksanama menjadi Panglima.
"Akan menjadi catatan bahwa di zaman Presiden Jokowi, angkatan laut tidak pernah menjadi panglima TNI. Walaupun Undang-Undang mengatur itu bisa," ucap Soleman.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan akan segera memilih dan memutuskan calon pengganti Andika. Pemilihan akan dilakukan dari tiga Kepala Staf.
"Sudah semua di kantong. Kan memang harus dari kepala staf. Nanti segera dipilih," ucap Jokowi, usai penghadiri HUT Partai Perindo, di MNC Tower, Jakarta Pusat, Senin (7/11).
Andika juga sempat berbicara terkait ada atau tidaknya komunikasi dengan Presiden tentang pengganti dirinya di pucuk pimpinan TNI. Ia mengungkapkan, biasanya Jokowi menentukan keputusan pengangkatan pejabat di menit-menit akhir.
"Sejauh pengalaman saya, Presiden itu nggak pernah jauh-jauh hari ngomong, nggak pernah. Beliau pasti mendadak," kata menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (5/10). (AY/rm.id)
Nasional | 4 jam yang lalu
Pos Tangerang | 15 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu