Penari Lokal Banjir Panggilan
BALI - Sejak para pimpinan negara menginjakkan kaki pertama kali di Bali, para penari jadi salah satu pihak yang ikut memberikan penyambutan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Mereka memainkan tarian adat untuk menyambut satu-persatu pimpinan negara saat turun dari pintu pesawat.
Aksi gemulai para penari ini juga sempat mendapat pujian dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden, saat mendarat di Bali pada Minggu (13/11) malam.
Para penari yang merupakan gadis-gadis muda didatangkan dari banyak sanggar oleh Pemprov Bali. Saat acara penyambutan di bandara, para penari ini sudah bersiap di sekitar area VVIP bandara yang merupakan area steril sejak siang hari.
Area tersebut dijaga ketat oleh aparat gabungan TNI dan Polri yang bersenjata lengkap. Tidak bisa dilalui siapapun termasuk awak media. Kecuali mereka yang berkepentingan. Itu pun kudu punya ID khusus. Para penari juga sudah memiliki ID supaya bisa masuk.
Di pelataran VVIP Bandara tampak para gadis sudah berkostum tari Puspanjali, yaitu jenis tari penyambutan sebagai ungkapan selamat datang kepada para tamu di Bali.
Mereka juga siap untuk menari Pendet. Salah satu penari, Mita Hapsari bersama teman-temannya sudah bersiap-siap dari jam 13.00 waktu Bali.
Mereka standby menunggu giliran untuk menyambut para pemimpin negara. Mereka sudah bersiap-siap dari siang hingga malam hari.
“Kami akan menyambut tapi nggak tahu siapa yang akan kami sambut. Memang infonya untuk penyambutan saja,” ujarnya sembari tersenyum.
Mita berasal dari sanggar Tari Kalingga. Bersama timnya dia dijadwalkan untuk menyambut pada sore hari. Namun ternyata waktu kedatangan para tamu negara ini berbeda dengan jadwal yang tertera.
“Kalau kami nunggu berhias dari siang. Yang pasti kami sudah siap disini. Tapi acaranya ini katanya dimulai jam 19,” katanya.
Penyambutan dengan seni tari ini dilakukan bergantian berdasarkan shift. Di hari sebelumnya, lanjut Mita, penari lainnya juga sudah mendapat giliran. Hari sebelumnya sanggar Tari Kalingga sudah kebagian shift malam.
Kali ini sore hari tapi ngaret ke malam. Waktunya bertepatan dengan kedatangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
“Tapi kami kurang pastinya karena kami ikutin instruksi saja. Katanya ada kabar pesawatnya delay makanya diundur lagi sampai jam 9 malam dan ada info harus standby jam 12 malam,” akunya.
Dalam penyambutan tersebut sudah banyak penari dari berbagai sanggar. Meski mereka tampak lelah namun tetap ceria dan bersemangat.
"Ini perasaan saya senang banget mas. Belum pernah ada event yang besar gini belum tentu kami dapat pengalaman ini lagi,” akunya.
Saat ditanya bayaran, ia mengaku tidak tau. Tapi sudah dijanjikan cukup untuk jajan.
"Untuk honor ada. Tapi saya belum tahu berapa karena nanti dari dinasnya dikasih berapa gitu budget-nya terus dibagi-bagi lagi (untuk tim),” paparnya.
Tidak lama Mita memaparkan tentang honor, ia bersama timnya langsung bergegas menuju area pesawat landing.
Di tempat terpisah, Rakyat Merdeka menemui Koordinator Tari Penyambutan Delegasi G20, Kadek Wahyu Dita. Dia menjelaskan penari ini disiapkan atas inisiatif dari Pemerintah Provinsi Bali. Mereka sudah disiapkan untuk tanggal 13 sampai 15 November.
“Para penari ini disiapkan sampai tanggal 15 itu puncaknya di GWK. Sudah banyak sanggar-sanggar yang kami libatkan,” katanya.
Seluruh penari tersebut berasal dari 9 sanggar di seluruh Bali. Termasuk di antaranya Sanggar Lokananta, Sanggar Kalingga, Sanggar Bungan Dedari, Sanggar Kokar Bali hingga Sanggar Usadhi Langu. Ia mengungkapkan, untuk acara ini total penari yang disiapkan hampir 200 orang. Mereka terdiri dari sembilan sanggar.
“Untuk masing-masing grup itu ada lebih dari 20 orang,” ungkapnya.
Dia bilang seluruh tamu delegasi itu disambut oleh penari terbaik dari sanggar di Bali. Semua sanggar dibagi-bagi tugas. Ada yang menyambut untuk kedatangan ada juga untuk gala dinner.
“Kami juga siapkan tim yang siap sampai pagi. Itu tim di luar official dan koordinator,” terangnya.
Mereka datang dari Kabupaten Gianyar, Badung dan Kota Denpasar. Kelompok-kelompok tari tersebut dipilih secara langsung oleh Dinas Kebudayaan Bali, dengan melihat komitmen dan kualitas yang telah tercatat. Sementara sanggar lainnya yang belum memenuhi kualifikasi akan dibina kembali.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan, para penari ini akan mendapat upah. Dia menyebutkan Pemprov Bali telah mengeluarkan dana sekitar Rp 400 juta khusus untuk pertunjukan tari penyambut delegasi VVIP KTT G20. Tidak termasuk untuk gala dinner.
“Mereka sudah disiapkan insentif dengan dana yang sudah dianggarkan Pemprov,” kata Arya Sugiartha.
Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/nasional/148898/manfaat-g20-untuk-rakyat-3-penari-banjir-panggilan
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu