Siap-siap Piala Dunia U20 Dan Gelaran Pemilu 2024
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengingatkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mempunyai tugas berat menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
Sejauh ini, lembaga yang sudah berdiri selama 13 tahun itu cukup berhasil menjalankan tugasnya. Meski masih ada, tapi selama tiga tahun ini angka aksi teror dan radikalisme semakin berkurang.
“Ini dapat diartikan bahwa BNPT berhasil memberikan rasa aman, nyaman dan ketenangan hidup bagi masyarakat,” ujar Mahfud, saat workshop Peningkatan Kapasitas Reformasi Birokrasi dan Penandatanganan Pakta lntegritas dan Perjanjian Kinerja BNPT di Jakarta, kemarin.
Namun, Mahfud mengingatkan, BNPT masih harus menghadapi tantangan yang lebih besar dalam dua tahun ke depan. Yaitu, dalam perhelatan Piala Dunia U20 dan menjelang Pemilu 2024.
Piala Dunia U20 bakal digelar 20 Mei-11 Juni 2023 di enam stadion yang telah dipilih menjadi venue pertandingan. Yakni, Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion Jakabaring Palembang dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali.
Ajang sepak bola bertaraf internasional tersebut akan diikuti 24 negara dengan melibatkan 1.500 relawan.
Sebagai tuan rumah, Indonesia berusaha mempersiapkan segala aspek sebaik mungkin. Salah satunya aspek keamanan.
“Beberapa hal yang harus diingat, rencana penyelenggaraan Piala Dunia Sepak Bola U20 FIFA tahun 2023 supaya hati-hati. Ini tantangan bagi BNPT, karena harus dapat menciptakan suasana aman dari aksi teror. Tahun ini juga tahun politik,” ujar Mahfud, mengingatkan.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengingatkan, BNPT harus berhati-hati dengan kemungkinan munculnya provokasi yang membuat kekacauan di tahun politik.
Provokasi bisa saja muncul dari orang-orang frustasi di bidang politik. “Harus hati-hati 2023-2024,” ingatnya lagi.
Mahfud berharap, masyarakat dapat memaklumi tugas BNPT dan Densus 88 sebagai pemberantas terorisme.
Menurutnya, terkadang masyarakat salah paham dengan penangkapan teroris.
“Terkadang masyarakat itu ambigu, kalau kita nangkepi orang, dibilang diskriminasi, dibilang antidemokrasi. Padahal sebelum ditangkap itu datanya sudah lengkap, data keterlibatannya, kan semua terbukti di pengadilan,” beber Mahfud.
Menurutnya, tugas BNPT sangat berat menangkap pelaku terorisme. Sebab, terorisme yang tidak bisa teratasi akan berpengaruh kepada seluruh komponen pemerintahan.
“Kalau kita terlambat ada bom dibilang, ‘kok Pemerintah terlambat dan kecolongan’. Kalau cepat dibilang terlalu cepat, kalau lambat disalahkan,” sesal Mahfud lagi.
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyatakan, pihaknya masih mengandalkan lima vaksin ampuh untuk mencegah dan melawan terorisme dan radikalisme.
Boy yakin, lima vaksin kebangsaan yang digagas lembaga tersebut mampu mereduksi ancaman penyebaran intoleransi, radikalisme dan terorisme.
“Lima vaksin ini kami istilahkan, penyebarluasan virus yang disebarkan oleh mereka yang mengusung ideologi terorisme,” kata Boy.
Dia menjelaskan, lima vaksin kebangsaan tersebut adalah transformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, moderasi beragama, pelestarian akar budaya bangsa, dan terakhir transformasi pembangunan kesejahteraan.
Implementasi dari lima vaksin kebangsaan tersebut tidak bisa hanya dilakukan BNPT semata. Sebab, dalam melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme dibutuhkan kerja sama semua pihak. rm.id
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 11 jam yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu