TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Gedung DPR Jadi Target Serangan Teroris, Penjagaan Diperketat

Reporter & Editor : AY
Kamis, 20 November 2025 | 09:05 WIB
Petugas sedang jaga di pintu masuk Gedung DPR. Foto : Ist
Petugas sedang jaga di pintu masuk Gedung DPR. Foto : Ist

JAKARTA - Gedung DPR di Senayan menjadi target serangan teroris. Penjagaan kantor para wakil rakyat tersebut kini diperketat.

 

Adanya rencana serangan ke Gedung DPR terungkap setelah Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga teroris. Kelima terduga itu merekrut 110 anak ke dalam jaringan terorisme.

 

"Salah satu dari pelaku ini berkeinginan untuk melakukan aksi di Gedung DPR. Nah ini yang harus segera dilakukan penegakan hukum," ujar Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

 

Densus 88 belum membeberkan detail lengkap rencana serangan tersebut. Namun, Densus 89 memastikan, potensi ancaman telah dimitigasi. Penyelidikan terhadap jaringan yang terlibat terus berjalan.

 

Di tengah isu tersebut, pengamanan di Kompleks Parlemen diperketat. Pemeriksaan dilakukan secara berlapis. Mulai dari gerbang sampai pintu-pintu menuju ruangan, diperiksa dengan ketat.

 

Di pintu gerbang, sejumlah aparat kepolisian berjaga di sekitar. Kendaraan roda empat yang ingin masuk harus melalui pemeriksaan metal detektor. Semua diperiksa. Termasuk mobil anggota Dewan.

 

Di pintu masuk kendaraan, roda dua juga sama. Semua pengunjung diperiksa, termasuk pegawai di lingkungan DPR. Di sampingnya, polisi yang menggendong senjata laras panjang mengawasi proses pemeriksaan. Bagi warga yang tak berkepentingan, sudah pasti dilarang masuk.

 

Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman mengakui, sistem pengamanan Kompleks Parlemen dilakukan berlapis. "Saya juga kadang-kadang masuk ke sini kan ada yang jaga. Dicek mobil kita, termasuk mobil Anggota kan dicek," terangnya, Rabu (19/11/2025).

 

Politisi Partai Gerindra ini menjelaskan, pemeriksaan keamanan diterapkan secara ketat mulai dari pintu masuk Kompleks DPR. Setiap kendaraan tamu maupun kendaraan pribadi anggota Dewan tetap melalui prosedur pengecekan standar.

 

Habib sebenarnya kurang sreg dengan pengamanan yang terlalu ketat. Sebab, hal itu bisa membuat masyarakat yang mau menyampaikan aspirasi menjadi kesulitan.

 

Kalau terlalu ketat juga agak repot. Kayak saya, itu kadang-kadang agak kesulitan terima tamu dari Dapil. Nyangkut di depan lama banget, padahal sudah menunjukkan identitas segala macam," terangnya.

 

Meski demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan tidak ada celah yang dapat dimanfaatkan teroris. Komisi III, sebagai mitra kerja Polri, juga siap memberikan dukungan legislasi maupun pengawasan.

 

Terkait pelibatan anak dalam aksi teroris, Habib memastikan, Komisi III bakal membahas lebih detail soal penanganannya dengan penegak hukum agar tidak menabrak norma yang berlaku. "Tentu kita minta kepolisian mematuhi hal tersebut," katanya.

 

Sementara, Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono meminta aparat penegak hukum memperkuat pengamanan di ruang digital setelah terungkapnya penyalahgunaan media sosial oleh teroris yang diduga merekrut anak-anak untuk merencanakan aksi di Gedung DPR. Dia menegaskan, penguatan keamanan digital tidak bisa dilakukan pemerintah seorang diri. Perlu kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil sebagai fondasi membangun ekosistem digital yang aman dan tangguh. 

 

“Komisi I DPR RI mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga ruang digital dengan menjadi pengguna yang kritis dan bertanggung jawab,” ujar Dave, di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

 

Dia menekankan, upaya menanggulangi radikalisme dan kejahatan siber bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), tetapi merupakan tugas kolektif seluruh pemangku kepentingan. Sinergi itu dibutuhkan untuk memastikan ruang digital tetap menjadi lingkungan yang sehat dan aman. "Hanya dengan komitmen bersama, ruang digital dapat menjadi kekuatan, bukan ancaman, bagi masa depan Indonesia,” tegas politisi Partai Golkar ini.

 

Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menyebut, Gedung DPR memang tempat yang diidamkan oleh para pelaku teror untuk melaksanakan aksinya. "Target yang dicari yang populis," terangnya, saat di kontak Rakyat Merdeka, Rabu malam (19/11/2025).

 

Dia melanjutkan, meski Densus 88 telah menangkap lima terduga teroris, masih ada kemungkinan aksi di Gedung DPR tetap berlanjut. "Bisa dilakukan pelaku lain. Fenomena ini akan sulit dibendung karena sulit terdeteksi, dan yang menjadi harapan utama dalam pencegahan adalah keluarga," pesan Stanislaus.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit