TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Korban Tewas Gempa Tembus 34.000 Orang

Ratusan Tim Medis RI Diterbangkan Ke Turki

Reporter: AY
Editor: admin
Selasa, 14 Februari 2023 | 11:28 WIB
Pelepasan tim medis Indonesia di Bandara Halim Perdanakusuma. (Ist)
Pelepasan tim medis Indonesia di Bandara Halim Perdanakusuma. (Ist)

JAKARTA - Setelah pengiriman Tim Medium Urban Search and Rescue pada Sabtu (11/2), Indonesia kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa di Turki, yaitu Emergency Medical Team (EMT).

Pengiriman ini dilepas Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto dan Sekjen Kemenkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Lanud Halim Perdana Kusuma, kemarin. Yang berangkat, 120 personel dokter dan tenaga medis EMT berasal dari Kemenkes, TNI, Polri dan Ormas.

Rombongan ini termasuk dua orang perwakilan dari Kementerian Luar Negeri dan 1 orang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Otoritas Turki meminta EMT Indonesia membangun Field Hospital di wilayah paling parah terdampak, yaitu Distrik Hassa di Provinsi Hatay,” jelas pernyataan Kemlu, kemarin.

Selain personel EMT, bantuan logistik yang terdiri dari peralatan medis, obat-obatan, logistik pengungsian, generator listrik, dan bahan makanan, juga ikut diterbangkan dalam pengiriman ini.

Sebelumnya, gelombang pertama Misi Kemanusiaan Indonesia untuk penanganan pascagempa bumi di Turki, tiba di Bandara Adana, Turki pada Minggu (12/2). Keterangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara, kemarin, menjelaskan, misi tersebut dibawa dengan dua pesawat TNI AU yang tiba pada dua waktu berbeda.

Pesawat pertama, B 737-400, mendarat pada pukul 10.05 waktu setempat dengan membawa 47 personel Medium Urban SAR Badan SAR Nasional (MUSAR Inasar) serta perlengkapan ringan.

Pesawat kedua, Hercules C-130 yang mengangkut perlengkapan berat dan bantuan kemanusiaan dari Kementerian Pertahanan, tiba pukul 17.00 waktu setempat.

“Setelah menurunkan penumpang dan muatan, pesawat pertama langsung terbang kembali ke Indonesia,” kata Atase Pertahanan KBRI Ankara, Kolonel Amir Ali Akbar.

“Sementara pesawat kedua, setelah bongkar muat langsung terbang ke Ankara untuk istirahat dan pergantian kru,” kata Amir, yang bertugas mengoordinasikan pendaratan seluruh gelombang penerbangan.

Setiba di Bandara Sakirpasa Adana (pusat debarkasi seluruh bantuan kemanusiaan yang datang dengan pesawat), tim Indonesia langsung mendapatkan pembekalan awal dari Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal.

Pembekalan juga diberikan Koordinator Misi dari BNPB,  Bambang Surya Putra. KBRI Ankara menambahkan, pihak Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) memberikan dukungan penuh, sehingga seluruh proses pendaratan, perizinan, imigrasi, serta bea cukai berjalan lancar.

Segera setelah pendaratan pesawat pertama, seluruh personel INASAR langsung menuju ke daerah operasi yang telah ditentukan AFAD, yaitu di Antakya, Provinsi Hatay. Setiba di Antakya, tim INASAR berkoordinasi dengan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Kemanusiaan yang ada di sana.

Gelombang pertama pengiriman misi kemanusiaan Indonesia untuk penanggulangan gempa di Turki tersebut disusul gelombang kedua pada 14 Februari 2023 dan gelombang ketiga pada 19 Februari 2023.

Untuk mempermudah koordinasi penyaluran bantuan serta berkomunikasi dengan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa, Dubes Iqbal berkantor di Adana, yang terdampak gempa.

Ini merupakan permintaan langsung Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Menurut Iqbal, ia diberi dua tugas.

Pertama, mengkoordinasikan rencana kedatangan empat pesawat kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia yang akan membawa tim kemanusiaan dan bantuan logistik. Iqbal juga akan berkoordinasi dengan BNPB mengenai bantuan kemanusiaan.

Kedua, melanjutkan upaya perlindungan bagi WNI yang masih berada di wilayah terdampak gempa, baik bantuan logistik maupun permintaan baru untuk evakuasi.

Korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah terus bertambah. Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,8, yang diikuti M 7,5 yang mengguncang wilayah Turki dan Suriah pada 6 Februari lalu kembali bertambah.

Total 34.179 orang dikonfirmasi tewas akibat gempa kuat yang memicu kehancuran besar di Turki dan Suriah. Seperti dilansir CNN, Senin (13/2), Pusat Koordinasi Darurat Turki SAKOM dalam pernyataannya pada Minggu (12/2) waktu setempat mengumumkan, jumlah korban tewas akibat gempa kini mencapai sedikitnya 29.605 orang di wilayah Turki.

Sementara jumlah korban tewas akibat gempa di Suriah sejauh ini mencapai sedikitnya 4.574 orang. Jumlah itu mencakup lebih dari 3.160 di bagian barat laut Suriah yang dikuasai oposisi.

Di Turki, jumlah korban yang melebih korban gempa tsunami Jepang, 15.899, menimbulkan pertanyaan besar, mengingat jumlah korban tewas menjadi salah satu yang mematikan dalam 20 tahun terakhir.

Salah satu pertanyaan yakni, banyaknya bangunan yang roboh. Diduga, banyak bangunan permukiman yang dibangun tidak sesuai standar.

Saat ini, Kepolisian Turki telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap 113 kontraktor bangunan. Sejauh ini, 12 kontraktor sudah ditangkap. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit