TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Siklus Tahunan Jelang Puasa

Harga Sembako Merangkak Naik

Reporter: AY
Editor: admin
Selasa, 28 Februari 2023 | 16:59 WIB
Suasana pedagang bahan pokok. (Ist)
Suasana pedagang bahan pokok. (Ist)

JAKARTA - Seperti siklus yang terus berulang, setiap menjelang bulan Puasa, harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional mulai merangkak naik.

Kenaikan tertinggi dialami komoditas cabe rawit, beras, bawang merah, telur, dan minyak goreng. Kenaikan harga pangan ini bikin emak-emak puyeng. 

Pulang dari pasar Kramat Jati, kemarin pagi, wajah Saptariatun (45), tampak menekuk. Penjual nasi dan lauk matang di Kelurahan Makassar, Jakarta Timur, ini puyeng menghadapi harga sembako yang terus merangkak naik. Yang paling membuatnya kesal adalah kenaikan harga minyak goreng yang sudah dimulai sejak awal tahun lalu.

Sampai sekarang, keberadaan minyak goreng subsidi dengan merek Minyak Kita masih langka. Kalau pun ada, harganya sudah naik di kisaran Rp 17 ribu per liter.

Padahal biasanya dibandrol Rp 13.500 sampai Rp 14.000 per liter. Sementara merek lain seperti Camar, Sunco, Fitri harganya berada di kisaran Rp 20 ribu per liter.

Harga lain yang bikin Lek Tari, sapaan Saptariatun, pusing adalah harga telur ayam yang terus mengalami kenaikan sejak sebulan lalu. Kini, harga telur ayam dibanderol Rp 28 ribu per kilogram. Padahal harga normal biasanya Rp 23 ribu per kilogram.

"Heran, harga ayamnya stabil. Kenapa (harga) telurnya mahal," kata Saptariatun, sambil bercanda, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) tadi malam. 

Harga bawang-bawangan dan cabe-cabean pun mengalami kenaikan. Kenaikan harga bawang merah dan cabe rawit yang bikin kaget.

Kini harga cabe rawit merah sudah mendekati Rp 75 ribu per kilogram. Harga beras juga begitu. Kini kualitas beras dengan harga Rp 8.500 per liter sudah tak terlalu bagus.

"Mudah-mudahan mendekati Puasa tak ada lagi kenaikan harga sembako," harap Saptariatun. 

Merujuk Info Pangan Jakarta, harga sembako sudah mulai merangkak naik sejak pertengahan bulan ini. Kenaikan harga rata-rata tertinggi dialami cabe rawit merah dan bawang merah.

Akhir Januari lalu, harga cabe  rawit masih di kisaran 60 ribu per kilogram. Kini sudah melesat mendekati Rp 75 ribu per kilogram. Harga bawang merah juga mengalami kenaikan yang siginifikan yaitu di banderol Rp 45 ribu per kilogram. Biasanya harga bawang merah ada di kisaran Rp 35 ribu per kilogram.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) berharap pemerintah segera turun tangan meredam kenaikan harga pangan seperti cabe rawit merah, bawang merah, bawang putih, telur ayam, dan minyak goreng. Menurut dia, komoditas tersebut mengalami kenaikan cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Ia khawatir, harga pangan tersebut akan meroket menjelang Puasa. Menurut dia, permintaan saat ini belum naik. Kenaikan permintaan biasanya dimulai 15 hari menjelang Puasa.

"Ini masih jauh, tapi beberapa bahan pokok sudah mulai cukup tinggi harganya," kata Sekjen IKAPPI Reynaldi Sarijowan, kemarin.

Ia berharap, pemerintah menyiapkan strategi dan eksekusi segera di lapangan, dengan memperkuat pendataan bersama BPS. Terutama menyangkut produksi dan asumsi permintaan. Sambil dengan terus melakukan pendampingan kepada petani, menjaga serapan dan distribusi yang lebih baik.

"Beberapa hal tersebut dapat menjaga agar harga pangan di Ramadan nanti tidak melambung tinggi," kata Reynaldi.

Mengantisipasi kenaikan harga sembako ini, pemerintah menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, di Jakarta, kemarin. Rapat dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Dalam rapat tersebut, diakui sejumlah harga pangan memang mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga signifikan dimulai pada pekan ke-4 Februari 2023. Hal tersebut tercermin dari angka Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang memanfaatkan data harga 20 komoditas utama di berbagai daerah.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, ada empat komoditas pangan yang menjadi penyebab inflasi pada minggu ke empat Februari 2023 yaitu beras, cabe merah, minyak goreng, dan bawang merah. Empat komoditas itu mengalami kenaikan di banyak daerah.

Beras misalnya tercatat mengalami kenaikan harga di 149 kabupaten atau kota, cabai merah di 123 kabupaten kota, minyak goreng di 117 kabupaten kota, dan bawang merah di 84 kabupaten kota. 

"Dari empat komoditas utama tadi ternyata ada beberapa komoditas yang mengalami fluktuasi harga cukup tinggi, tertinggi di level provinsi dan kabupaten kota adalah cabai merah," ungkap Pudji. 

Menghadapi kondisi ini, Mendagri Tito Karnavian mendorong, peran pemerintah daerah (Pemda) mengatakan, penanganan kenaikan harga sembako ini harus dilakukan secara sinergis dari kebijakan pemerintah pusat hingga daerah.

"Peran paling utama pemda mengendalikan harga pangan yang berubah sesuai mekanisme pasar, terutama pangan seperti cabe rawit, ayam ras, dan beras. Ini yang harus dikendalikan,” kata Tito, kemarin.

Menurut mantan Kapolri ini, kepala daerah bekerja sama dengan kepala daerah lainnya agar bisa menjaga stabilisasi harga pangan. Selain itu, kepala daerah juga didorong untuk gencar melakukan rapat dan evaluasi agar bisa melihat secara mendalam hal-hal penyebab terjadinya inflasi.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengamini kenaikan harga sejumlah komoditas pangan masyarakat menjelang bulan Puasa. Beberapa di antaranya adalah harga beras, bawang putih, cabe, minyak goreng, dan gula pasir. 

Deputi Bidang Kerawanan Pangan Badan Pangan dan Gizi Bapanas, Nyoto Suwignyo mengatakan, kenaikan beras dikarenakan pasokan belum stabil karena cuaca dan intensitas hujan yang sangat tinggi. Kata dia, beberapa daerah memang menghadapi musim panen, tapi  ada gangguan yang bersifat alami.

"Sehingga pada akhirnya mengganggu adanya kekurangan produktivitasnya," ucap Nyoto, kemarin.

Nyoto mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan ID Food dan Perum Bulog untuk segera mempercepat penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras atau operasi pasar, baik yang berasal dari domestik maupun luar negeri sebanyak 1,2 juta ton.

Untuk kenaikan harga cabe, Nyoto menyebut, hal itu dikarenakan menyusutnya stok di pasaran hingga di bawah angkat stok normalnya. Dia mengatakan, untuk stok di Pasar Induk Kramat Jati yang dijadikan rujukan harga aneka cabe, untuk cabe merah keriting kini hanya sebanyak 29,67 ton per hari yang normalnya adalah 42 ton per hari, dan cabe rawit merah sebanyak 32,33 ton per hari normalnya 42 ton per hari.

"Ada kemungkinan ini disebabkan curah hujan di pekan ke-3 dan ke-4 Februari yang masih tinggi mengakibatkan terganggunya hasil panen pada beberapa sentra produksi yang berdampak hingga saat ini pada pasokan," tuturnya.

Sementara kenaikan minyak goreng berkaitan dengan tingginya permintaan di tengah stoknya yang makin menyusut karena keterbatasan produksi.

Ia berharap  produsen minyak goreng menjalankan komitmennya  dalam menyalurkan DMO (Domestic Market Obligation) dalam menjaga pasokan jelang Puasa dan Lebaran. 

Sementara itu, Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Kasan mengatakan, pihaknya terus memantau harga sembako yang mengalami kenaikan.

"Kami tiap hari pantau, yang kita pantau ya (yang berpotensi naik), dalam sebulan itu beras, minyak goreng, ada cabai, lalu bawang,” kata Kasan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit