TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Reshuffle Nggak Jadi-jadi, Rabu Pon Nggak Sakral Lagi

Reporter: AY
Editor: admin
Selasa, 07 Maret 2023 | 09:04 WIB
(Foto : Istimewa)
(Foto : Istimewa)

JAKARTA - Besok, tanggal 8 Maret 2023 sesuai kalender Jawa merupakan Rabu Pon, hari spesial yang sering dipakai Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Lantas apakah akan terjadi reshuffle kabinet seperti isu yang selama ini berhembus? Ditanya itu, Jokowi jawab belum. Reshuffle yang nggak jadi-jadi, menandakan Rabu Pon sudah nggak sakral lagi.

Setelah timbul-tenggelam, isu reshuffle kabinet sempat menguat jelang Rabu Pon pada 1 Februari lalu. Melihat dari kebiasaan Jokowi, banyak yang memprediksi akan terjadi reshuffle.

Ternyata, di hari yang sakral itu, Jokowi malah melakukan kunjungan kerja ke Bali. Akhinrya, isu reshuffle Rabu Pon pada 1 Februari lalu lewat begitu saja.

Kini, menjelang Rabu PON, 8 Maret besok, isu reshuffle muncul lagi. Kali ini bahkan lebih kuat. Sebab, ada pintu masuk bagi Jokowi melakukan reshuffle kabinet setelah Zainudin Amali menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olaharaga.

Namun saat dikonfirmasi langsung, Kepala Negara justru menjawab belum. Artinya, reshuffle kabinet pada Rabu Pon besok, kemungkinan besar batal lagi.

“Belum (ada reshuffle),” ucap Jokowi dalam keterangan pers di Bandung, kemarin.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga memberi sinyal bahwa reshuffle tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Termasuk reshuffle yang diprediksi banyak orang akan terjadi pada hari sakral, yakni Rabu Pon.

“Presiden juga belum bilang sama saya bahwa akan me-reshuffle, belum bilang. Jadi saya belum tahu, hanya Presiden (yang tahu),” ucap mantan Ketua MUI ini.

Ia juga menegaskan bahwa kebijakan terkait reshuffle adalah hak prerogatif presiden. Sehingga adalah presiden yang lebih tahu kapan dan siapa yang akan masuk dan dicopot dari Kabinet Indonesia Maju.

”Jadi, Presiden apa mau me-reshuffle apa tidak, itu ya hak Beliau ya, dan tentu yang tahu Presiden,” lanjutnya.

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menilai pengunduran diri Zainudin Amali sebagai Menpora harusnya bisa jadi pintu masuk bagi Kepala Negara melakukan reshuffle kabinet.

Namun, Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif tentu punya banyak pertimbagan sebelum melakukan perombakan kabinet.

Karenanya, Jokowi tidak bisa dipaksa-paksa atau ditekan bahwa reshuffle kabinet harus dilakukan pada Rabu Pon.

"Kecuali atas pertimbangan beliau sendiri, pertimbangan atas parameter kinerja dan seterusnya,” kata Baidowi kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

“Tentu hak prerogatif itu harus kita hormati. Mau nunggu bulan ini, bulan depan. Itu semua tergantung dari beliau,” sambungnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai saat ini Rabu Pon memang sudah tidak sakral seperti sebelum-sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari reshuffle kabinet yang gak jadi-jadi meskipun di hari sakral Rabu Pon.

“Saya kira soal Rabu Pon itu tidak lagi sakral ya, karena isu soal reshuffle sudah hilang,” kata Adi yang dikontak Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) tadi malam.

Adi menilai, Rabu Pon yang dianggap sakral sebenarnya hanya persepsi orang dari kebiasaan yang dilakukan Jokowi melakukan reshuffle di hari tersebut.

“Rabu Pon ini bagi saya hanya sebatas mitos, rasa-rasanya gak akan terjadi reshuffle ya. Kalau pun toh ada reshuffle mungkin hanya sebatas pergantian Zainudin Amali dan mungkin pengisian kursi wakil menteri yang kosong,” sambungnya.

Sementara Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya meyakini reshuffle masih akan dilakukan sekali lagi akhir masa jabatan Jokowi. Hanya saja presiden masih memilih untuk mengulur-ulur waktu.

Menurutnya, Presiden memang perlu melakukan kehati-hatian melakukan reshuffle jelang masa akhir jabatan. Dikhawatirkan reshuffle makin membuat gaduh baik di level kabinet maupun parpol pendukung pemerintah.

“Jangan sampai terkesan hanya karena hanya pertimbangan politik. Tapi harus ada faktor lain agar reshuffle-nya berkualitas, seperti kinerja,” kata sosok yang karib disapa Mas Toto ini tadi malam.

Soal kapannya, Yunarto mengaku tidak punya pattern khusus. Apakah hari Rabu Pon atau Rabu Pahing, sebagaimana sering dipilih Jokowi.

"Prediksi saya tetap hari Rabu sih... He-he-he. Tapi Rabu Pon atau Rabu Pahing ini kita belum tahu, soalnya kita bukan ahli weton sih.. he-he-he,” pungkasnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit