Bapanas Pede Stok Gula Aman Sampai Lebaran
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan stok gula konsumsi di dalam negeri tetap terjaga. Terutama keamanan selama Ramadan hingga Lebaran tahun ini.
Arief menjelaskan, saat ini pemenuhan gula masih memaksimalkan hasil panen dalam negeri. Meski demikian, pihaknya juga telah melakukan percepatan proses pengadaan gula konsumsi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan.
Selain itu, NFA telah menyampaikan surat permohonan penugasan Menteri BUMN kepada BUMN Pangan, dalam hal ini ID FOOD dan PTPN Holding Perkebunan, untuk segera melakukan pengadaan gula konsumsi dari luar negeri.
"Prosesnya sudah berjalan dan ditargetkan sudah ada yang masuk pada Maret hingga April, untuk menambah stok dan menjaga harga di bulan puasa dan Lebaran,” ujar Arief dalam keterangan resminya, Minggu (26/3).
Arief mengatakan, berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang disusun NFA, stok awal gula nasional di Januari 2023 sebesar 1,1 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula nasional per bulan tercatat sebesar 283 ribu ton.
Berdasarkan penghitungan kebutuhan gula nasional tersebut, maka untuk mengamankan kebutuhan sampai dengan Idul Fitri, pihaknya sudah menyiapkan penambahan pasokan gula.
"Mengingat saat hari raya kerap terjadi lonjakan permintaan dan konsumsi, sementara musim giling tebu baru akan mulai sekitar Mei,” jelasnya.
Melalui penugasan tersebut, sambung Arief, BUMN Pangan ID FOOD dan PTPN Holding Perkebunan akan mendatangkan sekitar 215 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP) secara bertahap.
Bahkan, Arief meyakinkan, seluruh proses perizinan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Perdagangan sudah dipenuhi. Kedatangan impor gula akan dilakukan bertahap.
"Pada Maret hingga Mei ini ditargetkan masuk sekitar 99 ribu ton GKP,” katanya.
Selanjutnya, dalam rangka pemerataan dan percepatan distribusi, kedatangan GKP pada Maret-Mei 2023 ini dilakukan di tiga pelabuhan, yaitu pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya dan Belawan Medan.
Arief bilang, percepatan pengadaan sesuai dengan kesepakatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat Menteri pada Januari lalu. Hal ini dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan 2023 dan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden Jokowi agar Kementerian / Lembaga secara detail menghitung dan memastikan stok pangan untuk masyarakat pada saat Ramadan dan Idul Fitri.
Dia menjelaskan, gula konsumsi merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang ketersediaannya masih harus ditunjang pasokan dari luar. Mengingat produksi dalam negeri belum bisa menutupi kebutuhan nasional.
Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2023, diperkirakan pada tahun ini produksi gula dalam negeri sekitar 2,6 juta ton. Sedangkan angka kebutuhan gula nasional 2023 sekitar 3,4 juta ton. Alhasil, selisihnya masih harus ditutup oleh impor.
“Langkah pengadaan dari luar ini yang kami percepat agar tidak terjadi kelangkaan, mengingat puasa dan Lebaran tahun ini lebih dekat dengan awal tahun dan mendahului musim giling tebu,” terang Arief.
Sebagai informasi, berdasarkan Panel Harga Pangan NFA, harga gula konsumsi rata-rata secara nasional di tingkat konsumen per 24 Maret 2023 berada di Rp 14.416 per kilogram (kg).
Harga tersebut cenderung stabil sejak Oktober 2022 dan masih berada di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen, yang menetapkan HAP gula di tingkat konsumen Rp 14.500 per kg.
Menyoal ini, peneliti ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda memaklumi langkah impor yang diambil Pemerintah. Sebab, kebutuhan gula terutama di bulan puasa biasanya meningkat lebih dari dua kali lipat.
“Tak hanya memastikan ketersediaan gula, Pemerintah juga harus mengontrol naik turunnya harga gula, supaya harga di masyarakat tetap stabil,” imbau Nailul saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.
Dia berharap, ke depan langkah impor gula dari Pemerintah benar-benar dilakukan untuk menjaga stok gula nasional aman, terutama saat Ramadan dan Lebaran.
Nailul juga menyarankan, agar suntikan modal ke perkebunan tebu dan industri manufaktur pengolahan gula ditingkatkan. Hal ini untuk memastikan agar ketersediaan gula di dalam negeri selalu terpenuhi.
"Selama ini di dalam negeri, industri dan perkebunan tersebut kurang berkembang. Ada oknum yang menikmati keuntungan dari impor gula,” tutup Nailul. rm.id
Nasional | 8 jam yang lalu
Pos Tangerang | 19 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 7 jam yang lalu