Pemberdayaan Lahan Tidur Melalui Industri Jahe
LAHAN tidur atau lahan terbengkalai merupakan salah satu fenomena dalam dunia Agriculture. Kata lahan tidur menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti tanah terbuka yang tidak digunakan oleh pemiliknya secara ekonomis.
Di Indonesia banyak terdapat lahan tidur yang terbengkalai. Terutama pada daerah pedesaan yang notabene masyarakatnya melakukan transmigrasi ke wilayah perkotaan.
Fenomena ini terjadi diakibatkan lebih tertariknya masyarakat bekerja di sektor perindustrian di kota ketimbang bekerja di sektor pertanian di perdesaan. Lantas, bagaimana cara untuk memanfaatkan lahan tidur yang terbengkalai menjadi produktif?
Untuk menjawab pertanyaan di atas diperlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas dan tidak gagap teknologi. Ini bertujuan agar mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk mengelola lahan tidur tersebut menjadi lahan yang produktif.
Kualitas SDM di Indonesia secara Nasional masih dikategorikan ke dalam kelompok menengah ke bawah. Menurut CNBC Indonesia - Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan skor Program Penilaian Pelajar Internasional atau biasa disebut PISA menurun. Artinya, kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia belum optimal.
SDM Pertanian juga rendah menurut (IFADS) Iskandar Andi Nuhung, untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian. Seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perlu bersinergi dan berkontribusi dalam bidang pertanian. Gagap teknologi merupakan fenomena petani Indonesia yakni kecenderungan menggunakan cara tradisional dan kurangnya dorongan dan arahan untuk menambah wawasan terkait bidang teknologi pertanian.
Upaya meningkatkan kualitas SDM ini tidak bisa kita beratkan kepada pemerintah namun harus dibantu oleh masyarakat dan komunitas yang bergerak sesuai bidangnya. Sekarang kepedulian masyarakat untuk meningkatkan kualitas SDM ini sudah cukup bagus.
Hal ini terlihat dari peningkatan kualitas SDM yang di dukung oleh kemajuan teknologi dan proses belajar dapat dipermudah dengan adanya bantuan teknologi (Independent Learning). Independent Learning sangat diperlukan karena merupakan salah satu strategi belajar di mana proses pembelajaran berupa konsep, perancangan, dan pelaksanaan belajar diatur oleh individu itu sendiri.
Peribahasa Minang mengatakan “Alam takambang jadi guru” artinya kita dapat belajar dari alam sekitar seperti bagaimana tanaman tumbuh, bagaimana hewan ternak berkembang biak, dan lainnya. Untuk itu, kita dapat berguru tentang teknologi pertanian kepada negara Jepang. Hal ini dikarenakan menurut teori Revolusi Hijau ada 2 cara mengolah pertanian, yakni menggunakan metode intensifikasi dan ekstensifikasi. intensifikasi adalah kegiatan bertani di lahan yang sempit dengan cara memanfaatkan teknologi dan ekstensifikasi berarti usaha bertani dengan cara membuka lahan pertanian baru.
Berdasarkan teori Revolusi Hijau di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kenapa Jepang menggunakan metode intensifikasi yang memanfaatkan teknologi dalam bertani? Hal ini dikarenakan negara Jepang termasuk negara yang tidak begitu luas lahan pertaniannya. Maka mereka menggunakan metode intensifikasi guna meningkatkan hasil produksi pertanian.
Dahulu Jepang adalah negara yang sulit perekonomiannya namun dengan semangat ingin berubah dan bantuan teknologi mereka dapat menjadi negara maju. Kita lihat dari sektor pertanian Jepang yakni menggunakan metode intensifikasi yang memanfaatkan teknologi untuk mengolah lahan tidur. Oleh karena itu, metode intensifikasi pemberdayaan lahan tidur ini banyak dilirik oleh negara berkembang. Di
Jepang sektor pertanian sudah menjadi industri alternatif dikarenakan lahan perkotaan yang sedikit membuat mereka banyak balik ke pedesaan untuk mengembangkan industri pertanian.
Jepang adalah negara maju yang tidak melupakan sektor pertanian. Dari segi topografi negara Jepang mirip dengan negara Indonesia yakni banyak gunung, pulau, danau dan lainnya. Maka mengacu kepada teknologi pertanian dan kemiripan topografi tersebut kita dapat mencontoh negara ini dengan mengirimkan angkatan muda Indonesia untuk menimba ilmu pengalaman tentang pertanian untuk diaplikasikan saat ke Indonesia nantinya.
Pengaplikasian teknologi tanaman untuk pertanian harus disesuaikan dengan lingkungan, seperti pulau Sumatera. Pulau Sumatera merupakan daerah pegunungan, perbukitan, dan sungai ternyata banyak sekali lahan tidur. Hal ini disebabkan banyaknya anggapan masyarakat bahwa ”jika ingin sukses harus berani merantau, mengadu nasib di kota besar” Akibat dari anggapan tersebut banyak terjadi transmigrasi angkatan kerja produktif dari wilayah pedesaan ke wilayah perkotaan. Fenomena ini menyebabkan banyaknya lahan produktif yang ditinggalkan dan menjadi lahan tidur yang tidak produktif lagi. Lantas, bagaimana kita memberdayakan lahan tidur tersebut?
Kita bisa menanam tanaman, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman obat-obatan, dan mengolahnya menjadi produk jadi. Komoditi pertanian yang dapat diolah salah satunya jahe. Jahe adalah tumbuhan yang rimpangnya sering digunakan sebagai rempah-rempah dan pengobatan tradisional. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Jahe ini memiliki banyak khasiat dan dapat diolah supaya tahan lama.
Tanaman jahe memiliki banyak kegunaan terutama bagi orang di bagian bumi beriklim sub tropik untuk menghangatkan badan. Ini merupakan salah satu potensi ekspor yang menjanjikan bagi Indonesia dikarenakan tanaman ini tumbuh subur di negara ini. Sementara banyak orang di negara beriklim sub tropik yang membutuhkan tanaman ini baik berupa bahan mentah maupun bahan jadi.
Pengolahan jahe dikelola oleh industri produk jadi jahe yang ditanam oleh petani sehingga dapat diolah dan dijual. Agar berdampak kepada harga jual yang tinggi dan meningkatnya kesejahteraan petani jahe. Lebih baik lagi, proses bercocok tanam, pengolahan dan distribusi dikelola oleh koperasi sehingga mempermudah para petani saat memasarkan produk di pasar regional dan internasional. Ini merupakan peluang ekspor yang potensial untuk negara Indonesia baik berupa bahan mentah (jahe) maupun produk jadi jahe.
Setelah kita mengetahui potensi penjualan tanaman jahe alangkah lebih baik kita mulai mempersiapkan lahan tidur untuk digunakan bercocok tanam. Mulai dari meremajakan tanah, membuat bedengan tanah, memberikan plastik mulsa hingga membuat lubang pada plastik untuk mempermudah penanaman jahe serta mempermudah memberantas gulma dan hama tanaman jahe. Pemberian pupuk yang sesuai dengan luas lahan dan jumlah tanaman jahe juga perlu kita perhatikan untuk mendukung pertumbuhan jahe yang optimal.
Saat ini pandemi covid-19 yang melanda dunia justru kurang berdampak kepada sektor pertanian terutama tanaman Jahe, kenapa demikian? Hal ini dikarenakan sektor pertanian terutama makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer manusia ditambah wabah covid-19 ini membuat eksistensi tanaman jahe semakin meningkat seiring bertambah maraknya korban yang terjangkit virus tersebut. Oleh karena itu, banyak industri mulai mencoba membuat minuman yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang berbahan dasar dari jahe.
Potensi industri jahe diolah menjadi minuman guna meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan wabah covid-19. Dampak maraknya wabah covid-19 menyebabkan banyak dari saudara kita kehilangan lapangan pekerjaan yaitu pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kurangnya kesadaran masyarakat kita tentang pola hidup sehat. Untuk itu kita perlu membantu saudara kita dan bangsa Indonesia dengan memberikan lapangan pekerjaan baru bagi mereka yang terkena PHK, memberikan olahan minuman kesehatan dan obat-obatan berbahan dasar jahe untuk meningkatkan imunitas tubuh, mencegah penyebaran covid-19, serta memberikan edukasi dan ajakan melalui produk minuman olahan jahe.
Jadi, bermanfaat apabila kita bisa mengoptimalkan lahan tidur di sekitar kita untuk membudidayakan tanaman jahe. Tanaman yang memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan serta dapat menambah penghasilan dan membantu saudara kita sebagai wujud pengabdian bagi persada ibu pertiwi. Sekarang, apakah kita sudah tergerak untuk menjadi petani serta aktivis lingkungan? Yang jelas pilihan itu ada bagi mereka yang mau berbuat nyata, berikhtiar dan berdoa kepada Allah SWT. Insya Allah di ijabah. Semoga tulisan ini bisa memotivasi dan mengerakkan kita untuk menggalakkan tanaman jahe pada lahan tidur dengan menggunakan teknologi tepat guna.
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu