TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Telkom Disiapkan Jadi Holding

Penggabungan Telkomsel Dan IndiHome Langkah Jitu

Reporter: AY
Editor: admin
Minggu, 09 April 2023 | 12:49 WIB
(Foto : Istimewa)
(Foto : Istimewa)

JAKARTA - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan Telkomsel dan Indihome, dinilai sebagai langkah jitu. Sebab, kedua anak usaha Telkom tersebut me­miliki sektor bisnis yang sama. Penggabungan akan membuat pangsa pasar perusahaan tersebut semakin luas dan efisien.

Rencana penggabungan Telkomsel dan Indihome bagian dari program Kementerian BUMN mengkonsolidasikan BUMN. Kementerian BUMN berencana menjadikan PT Telkom Indo­nesia Tbk sebagai Holding di sektor telekomunikasi dan digi­talisasi.

Kepala Pusat Inovasi dan Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyambut positif rencana tersebut. Menurut Nailul, menjadikan Telkom menjadi holding merupakan strategi bagus untuk peningkatan kinerja Telkom. Karena saat ini sudah ada arah yang jelas untuk pengembangan telekomunikasi dan digital di Indonesia.

“Dengan holding, anak perusahaan telkom bisa saling bersinergi dengan lebih baik. Indihome dan Telkomsel kan mempunyai layanan yang sama, yaitu internet, sebaiknya memang digabungkan saja,” kata Nailul kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.

Nailul melanjutkan, konsoli­dasi kedua anak usaha BUMN itu memang harus terus didorong Pemerintah. Karena bukan saja baik bagi industri telekomuni­kasi nasional karena akan tercipta persaingan yang sehat, tapi bisa berdampak positif bagi kinerja para operator.

“Konsolidasi akan membuat layanan Telkomsel dan Indi­Home makin baik, serta bisa membuat pangsa pasarnya jadi lebih besar,” ujarnya.

Penggabungan itu, lanjut Nailul, juga akan berdampak positif ke kinerja perusahaan.

Ia mengatakan, ke depan akan ada peningkatan capital expenditures (capex) dari masing-masing operator, sehingga terjadi efisiensi penggunaan pita jaringan. Lalu, terbuka pula peluang bagi mereka untuk memperluas dan mengembang­kan jaringan broadband.

“Pasar broadbrand sekarang dikuasai Telkomsel, dan disusul IndiHome, yakni layanan internet rumah yang sekarang tengah tinggi pasarnya terutama pasca pandemi Covid-19,” ucap Nailul.

Secara umum, kontributor utama pendapatan para operator telekomunikasi disumbang lay­anan data atau internet. Ditambah proyeksi penambahan pelanggan internet. Jika tahun lalu mencapai 209 juta pelanggan, maka tahun ini bisa saja menembus lebih dari 210 juta pelanggan.

Rencana Pemerintah tersebut meraih dukungan dari banyak pihak. Bahkan sebelumnya, Kementerian BUMN meminta restu di Gedung Senayan.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Telkom sebagai holding di sektor telekomunikasi dan digitalisasi adalah rencana besar. Rencana ini merupakan bagian dari transformasi bisnis perusa­haan pelat merah.

“Telkom ini rencananya men­jadi satu strategic holding. Dan anak-anak usahanya yang men­jadi pelari-pelarinnya,” kata pria yang akrab disapa Tiko ini dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (3/4).

Untuk mewujudkan rencana besar tersebut, Kementerian BUMN telah menyiapkan sejum­lah strategi. Pertama, melaku­kan spin off atau pemisahan anak perusahaan Telkom Indonesia, Mitratel, pada 2022 lalu.

Kemudian, mengintegrasikan dua mesin bisnis utama Telkom Group, yaitu Telkomsel sebagai mo­bile provider dan Indihome sebagai fiber broadband provider.

“Integrasi antara bisnis mobile dan provider ini merupakan satu transformasi yang diharap­kan memberikan layanan lebih utuh kepada masyarakat. Dan meningkatkan revenue dalam jangka panjang,” kata Tiko.

Kementerian BUMN juga mempercepat integrasi bisnis data center melalui Telkom Data Ekosistem (TDE) yang ditar­getkan selesai pada 2024. Tera­khir, Kementerian BUMN juga melakukan spin off pada InfraCo.

Unit usaha Telkom ini mem­fasilitasi layanan jaringan ber­basis fiber optic bagi sektor industri, dan membuka potensi konsolidasi aset infrastruktur.

Dikatakan Tiko, integrasi antara bisnis mobile dan fiber dapat meningkatkan layanan ke masyarakat dan pendapatan perseroan untuk jangka panjang.

Hal itu dilakukan karena bisnis mobile saat ini mulai mengalami penurunan secara pertumbuhan.

“Di masa depan kami yakin masyarakat akan beralih ke fiber dan WiFi (Wireless Fidelity),” sebut Tiko.

Telkom sebagai perusahaan pelat merah, sambung mantan bos Bank Mandiri ini, harus menjadi pemain utama di sektor ini dengan melakukan transformasi secara tepat sasaran, sehingga layanan mobile dan broadband dan wifi dapat terse­dia dalam satu rumah.

Sebelumnya, manajemen Telkomsel mengakui, pihaknya terus berkoordinasi secara intensif dengan perusahaan induk dan IndiHome, terkait rencana pengalihan layanan fixed broad­band dari IndiHome ke Telkomsel.

Kementerian BUMN menar­getkan kapitalisasi pasar Telkom bisa mencapai Rp 500 triliun pada 2025. Adanya strategi five bolds moves yang dimiliki Tel­kom, diharapkan dapat men­dongkrak pergerakan kinerja saham Telkom.

“Dua tahun setelah meluncur­kan strategi five bolds move ini, harga saham Telkom meningkat, baik Telkom bisa mencapai mar­ket cap di Rp 500 triliun di 2025,” ucap Tiko. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit