TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Penumpang Bete Nunggu Bus Transjakarta 45 Menit

Reporter: AY
Editor: admin
Minggu, 09 April 2023 | 12:52 WIB
Antrian di salah satu halte transjakarta. (Ist)
Antrian di salah satu halte transjakarta. (Ist)

JAKARTA - Jumlah penumpang Transjakarta mengalami peningkatan. Kondisi ini telah menyebabkan bus selalu penuh sesak sehingga membuat penumpang tidak nyaman. Untuk mengatasinya, Transjakarta diharapkan segera menambah armadanya.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meningkatkan kapa­sitas layanan angkutan umum.

Berdasarkan data Dinas Per­hubungan (Dishub) DKI Jakarta, pada 2022 jumlah penumpang angkutan umum tercatat berjum­lah 3.622.045 orang per hari. Pa­dahal, Dishub menargetkan penumpang angkutan umum hanya 1.140.554 orang per hari.

Hal ini membuat penumpang mengeluh karena tidak dibarengi dengan kenaikan layanan. Keluhan ini menjadi catatan Komisi B DPRD DKI Jakarta terhadap pelayanan Transjakarta dalam pembahasan Laporan Keterangan Pertang­gungjawaban (LKPJ) penggu­naan APBD tahun 2022.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli mengatakan, banyak penumpang mengeluh selalu berdesakan dalam bus Transjakarta. Penumpang juga pro­tes karena waktu tunggu tidak konsisten.

“Harusnya kenaikan realisasi target penumpang ini diikuti dengan perbaikan pelayanan,” katanya, di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Dia bilang, capaian target penumpang angkutan umum 2022 memang kelihatan berhasil. Namun, ada penurunan pada kualitas pelayanan.

“Waktu tunggu menjadi lebih lama dan berdesak-desakan,” ungkapnya.

Anggota Komisi B DPRD DKI Gilbert Simanjuntak menambah­kan, terlepas dari capaian-capaian Dishub DKI dalam pelaksanaan program kerja tahun 2022, pelay­anan Transjakarta banyak disorot pengguna karena kualitas pelayanan yang menurun.

“Penumpang menyampaikan layanan Transjakarta tidak ma­kin baik. Frekuensi kedatangan lama. Bahkan, pada hari-hari tertentu tidak ada bus Transja­karta,” ungkapnya.

Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi lonjakan jumlah pengguna ang­kutan umum pada 2022. Namun, karena kenaikan penumpang melebihi target sehingga berim­bas ke pelayanan.

“Akibatnya, layanan penumpang menumpuk,” katanya.

Syafrin menjelaskan, peningkatan jumlah penumpang angkutan umum tahun 2022 itu karena ojek online (ojol) dima­sukan sebagai angkutan umum.

“Sehingga dengan tambahan itu, maka keseluruhan menjadi 3.622.049 juta. Yang terbesar itu angkutan ojol, sekitar 1 juta penumpang tahun 2022,” bebernya.

Penumpang KRL menempati urutan kedua, mencapai 781 ribu orang penumpang. Kemudian Transjakarta 747 ribu, MRT 115 ribu dan angkutan roda 4 sekitar 500-an ribu.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan, sebagai angkutan umum Transjakarta tidak boleh berhenti berkembang. Transjakarta harus berinovasi untuk meningkatkan layanan.

Agus bilang, Transjakarta me­miliki banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. Terutama dalam hal operasional. Yakni, pengadaan armada yang dapat menampung penumpang. Serta akselerasi integrasi dengan moda transportasi lain.

“Ya kita lihat sendiri, bus Transjakarta penuh sesak dan jam tunggu kedatangan juga lama sekali. Ini harus segera dibenahi,” ujarnya.

Agus menilai, pelayanan Transjakarta saat ini sudah cu­kup optimal.

“Karena tarifnya kan tidak naik-naik juga. Tapi harus tetap diperbaiki soal jalur, kendaraan, keselamatan keamanannya,” tandasnya.

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, di tengah upaya mencari tambahan pendapatan (non fare box), Transjakarta harus terus fokus untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan penumpang.

“Jalur bus harus steril dari kendaraan lain untuk menjamin kelancaran dan memastikan waktu tempuh lebih cepat ketimbang menggunakan kendaraan pribadi,” ujar Djoko.

Menurut Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini, Transjakarta sangat memerlukan transformasi, mu­lai dari transformasi dalam hal mindset atau pola pikir, sumber daya manusia hingga transfor­masi pelayanan dan operasional.

“Termasuk di dalamnya trans­formasi digital. Harapannya, supaya bisa melakukan transfor­masi di sektor transportasi BRT maupun non-BRT Transjakarta,” kata dia.

Djoko bilang, Transjakarta telah memberikan inspirasi penataan transportasi umum di daerah. Transjakarta telah mengubah wajah transportasi perkotaan.

Dengan tarif Rp 3.500 yang diterapkan sejak 19 tahun lalu, Transjakarta telah menjadi pri­madona angkutan umum.

“Bisa jadi, Transjakarta, satu-satunya transportasi umum di dunia yang terlama tidak menai­kkan tarif,” tandasnya.

Keluhan dan dorongan un­tuk perbaikan layanan Transjakarta juga disuarakan sejumlah warganet.

“Sumpah parah banget busway makin lama makin parah, ganti angkot aja lebih bagus. Sudah ada jalur tersendiri tetep aja masih lelet,” ketus @wahyu_cahydi.

“Coba buswaynya lebih dibanyakin, saya naik Rawa Buaya -Pulogadung nunggunya 45 menit. Kerja jadi telat, bikin malas naik busway. Fasilitas udah oke, armadanya tolong diperbanyak lagi,” pinta @julia_maharani94.

“Nunggu Transjakartanya lama, setelah datang Transjakartanya penuh, desak-desakan. Apa kagak kasian sama yang su­dah lansia? Tolong banget dong, diperbanyak armadanya dan waktu datangnya jangan lama-lama,” ucap @yuniaryanti_.

“Halte banyak yang baru direnov, tapi pelayanan nggak diperbaiki. Nunggu busway bisa sampai 45 menit bahkan sejam lebih. Bisa gak sih atur jadwal keberangkatan yang bikin penum­pang nggak nunggu berjam-jam? Bulan depan gw pindah ke kenda­raan pribadi kalau kayak gini caranya. Murah sih murah, tapi waktu habis terbuang sia-sia cuma buat nunggu busway dateng,” kata @its_andrarazz1712. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit