Ngeri, Bentrokan Kudeta Di Sudan Tewaskan 25 Orang, 183 Luka-Luka
SUDAN - Sedikitnya 25 orang tewas dan 183 lainnya luka-luka dalam bentrokan kudeta antara paramiliter dan tentara Sudan di Khartoum, seperti diinfokan Persatuan Dokter Sudan kepada Reuters, Sabtu (15/4).
Sebelumnya, serikat pekerja mengatakan tiga warga sipil telah dipastikan tewas. Sementara jurnalis Washington Post melaporkan dengan mengutip data PBB, 30 orang tewas dan hampir 400 orang terluka.
Kedua kubu berebut istana presiden, TV pemerintah, dan markas tentara.
Bentrokan meletus setelah ketegangan atas usulan transisi ke pemerintahan sipil mencuat.
Tentara yang setia kepada setia kepada pemimpin de facto, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) pimpinan Mohamed Hamdan Dagalo mengklaim telah mengendalikan situs-situs penting seperti bandara.
Kekerasan juga dilaporkan terjadi di tempat lain di negara itu, termasuk kota-kota di wilayah Darfur.
Dalam situasi ini, tentara Sudan mengimbau warganya untuk tetap berada di rumah, sementara survei udara terhadap aktivitas paramiliter terus berlangsung.
Warga setempat terekam melarikan diri dan mencari tempat berlindung, saat asap hitam membumbung di atas langit Khartoum dan kerusuhan berlanjut.
BBC menyebut, wartawan Reuters melaporkan kemunculan kendaraan lapis baja di jalanan. Sementara rekaman video yang beredar, menunjukkan sebuah pesawat sipil terbakar di bandara Khartoum.
Maskapai penerbangan Saudi Saudia mengabarkan, salah satu Airbus-nya diserang. Saudia dan EgyptAir kini telah menangguhkan penerbangan ke Khartoum dan negara tetangga Chad. Serta menutup perbatasannya dengan Sudan.
"Mati listrik. Hawanya panas. Tapi, kami tak bisa buka jendela, karena suara di luar bikin telinga pekak," kata seorang dokter Inggris-Sudan yang mengunjungi kerabat di Khartoum kepada BBC, Sabtu (15/4).
Saksi mata lain yang berbicara kepada BBC melalui saudara perempuanya di Kenya mengatakan, baku tembak masih berlangsung. Semua warga tinggal di dalam rumah.
Ada begitu banyak kepanikan dan ketakutan. Kami tak menyangka akan terjadi bentrokan. Banyak yang terjebak dalam perjalanan. Jembatan dan jalan ditutup. Banyak sekolah dikunci," bebernya.
Sementara warga bernama Duaa Tariq, mengungkap pengalaman mengerikan, saat pesawat militer terbang di atas gedungnya.
"Mereka menembakkan peluru tajam ke atap rumah sebelah, dan kami baru saja berlindung," katanya.
Merespons situasi ini, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa (UE) menyerukan untuk segera mengakhiri pertempuran.
Sekjen PBB dikabarkan telah berbicara dengan Jenderal Burhan dan Jenderal Dagalo, mendesak mereka untuk mengakhiri kekerasan.
Suasana Sudan yang mencekam, juga disampaikan Kedutaan Amerika Serikat (AS) dan Kedutaan Rusia.
Saya terbangun karena suara tembakan. Pertempuran ini sangat mengganggu. Saat ini, saya berlindung di tempat dengan tim Kedutaan Besar, seperti yang dilakukan orang Sudan di seluruh Khartoum dan di tempat lain," papar Duta Besar AS John Godfrey.
Kedutaan Rusia juga prihatin dengan eskalasi kekerasan dan mendesak gencatan senjata.
RSF mengklaim menguasai setidaknya tiga bandara, kediaman panglima militer dan istana presiden. Namun, dalam wawancara dengan Al Jazeera, Jenderal Burhan membantahnya.
Ada juga laporan tentang bentrokan di stasiun TV negara, yang menurut saksi mata telah dikendalikan oleh RSF.
"Jenderal Burhan adalah seorang "penjahat" dan akan dibunuh atau diadili," ujar Jenderal Dagalo, yang juga dikenal sebagai Hemedti kepada Al Jazeera.
Sebelumnya, RSF mengaku salah satu kampnya di selatan Khartoum telah diserang. Sebaliknya, pihak tentara mengatakan, pejuang RSF telah berusaha merebut markas militer.
Pejuang RSF menyerang beberapa kamp tentara di Khartoum dan di tempat lain di sekitar Sudan," kata Kantor Berita AFP, mengutip Juru Bicara Militer Brigjen Nabil Abdallah.
Reuters melaporkan, baku tembak juga terjadi di kota utara Merowe. RSF merilis sebuah video yang konon menunjukkan pasukan Mesir yang telah menyerah di Merowe.
Militer Mesir mengatakan, tentaranya berada di Sudan untuk latihan dengan rekan-rekan mereka di Sudan, dan sedang berkoordinasi dengan otoritas Sudan untuk menjamin keselamatan personelnya.
Para jenderal telah menjalankan negara, melalui Dewan Kedaulatan, sejak kudeta pada Oktober 2021.
Jenderal Burhan menjabat Presiden Dewan, sementara Hemedti wakilnya.
Namun, usulan langkah ke pemerintahan yang dipimpin sipil kandas, pada jadwal untuk mengintegrasikan RSF ke dalam tentara nasional.
RSF ingin menundanya selama 10 tahun. Namun, tentara memintanya dua tahun.
Hemedti adalah tokoh kunci dalam konflik di Darfur yang dimulai pada 2003, dan menewaskan ratusan ribu orang.
Kekuatan Barat dan pemimpin regional telah mendesak kedua belah pihak, untuk mengurangi ketegangan dan kembali ke pembicaraan yang bertujuan memulihkan pemerintahan sipil.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu