TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Membaca Ulang Al-Quran (27)

Memahami Makna dan Hakekat Basmalah (4), Antara Bismillah dan Bismi Rabbik (2)

Oleh: Prof. KH Nasaruddin Umar
Selasa, 18 April 2023 | 07:40 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

CIPUTAT - Ketika sedang bertakhashush ilmu hadis kepada guru penulis, almarhum wa al-magfurlah, K.H. Muhammad Nur, seorang ulama Hadis yang memperoleh ijazah khusus dari gurunya di Mekkah, ia menceritakan sebuah riwayat yang menyatakan Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabatnya yang diduga Zaid ibn Tsabit, untuk menuliskan alif pendek di awal huruf ba. Nabi mengambil sebatang kayu menuliskan tambahan setengah alif di awal huruf ba pada basmalah, kemudian diikuti oleh para sahabatnya yang lain di dalam menulis bamalah.

Riwayat lain yang menceritakan Nabi menulis ketika para sahabatnya tidak ada yang mau mencoret redaksi “Hadza ma qudhiya ‘alaihi Muhammd Shallallahu ‘alihi wa sallam” lalu digantikan dengan redaksi baru: “Hadza ma qudhiya ‘alaihi Muhammad ibn ‘Abdillah”, sebagaimana permintaan Suhail, pimpinan delegasi kaum kafir Quraisy dalam perjanjian Hudaibiyyah, yang diabadikan di dalam kitab Shahih al-Bukhari jilid pertama bagian terakir. Lebih detailnya bisa dilihat di dalam Kitab Fath al-Bari karya Ibn Hajar al-‘Asqallani. Kedua riwayat ini dijadikan alasan oleh Montegori What dalam bukunya “Introduction to The Qur’anic Studies”, bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah Nabi buta huruf tetapi pada akhirnya bisa menulis dan membaca. Allahu a’lam.

Penulisan bismillah (bersambung antara huruf ba dan sim setelah alif washl dibuang menunjukkan keistimewaan Allah sebagai lafz al-jalalah yang tidak ada sesuatu apapun yang memiliki nama itu selain Allah SWT. Semua penulisan bismillah konsisten penulisannya di dalam Al-Qur’an. Tiga tempat ditemukan kata bismillah semuanya ditulis seragam, bersambung antara huruf ba dan huruf sin. Ketiga tempat tersebut ialah 113 basmalah di setiap awal surah kecuali pada surah al-Taubah, basmalah yang terdapat di dalam surah al-Naml/27:30-31, yaitu surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis: Innahu min Sulaiman wa innahu bismillah al-rahman al-rahim, alla ta’lu ‘alayya wa’tuni muslimin (Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri"), dan doa Nabi Nuh ketika menjalankan perahunya: Bismillahi majraha wa mursaha, inna Rabbi lagafurun rahim (“… dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). (Q.S. Hud/11:41). Kesemuanya menggunakan bismillah dengan model penulisan yang sama.

Rahasia penyambungan huruf ba sebagai huruf istimewa (lihat artikel sebelumnya) dengan kata ism yang disandarkan kepada Allah, dihubungkan dengan nama Allah sebagai nama Zat Allah Swt yang tidak bisa dipisahkan dengan keseluruhan makhluk-Nya. Dalam kitab Tafsir Fakh al-Razi (jilid 1 h. 100) diungkapkan sebuak pernyataan Al-Qusyairi yang mengutip sejumlah ahli hakekat (al-muhaqqiqun)yang menyatakan: Ma raaina syaian illa wa raina Allah ba’dahu (Kami tidak melihat sesuatu apapun kecuali kami melihat Allah sesudahnya). Pernyataan ini ditanggapi oleh Syekh Abu Sa’d ibn Abi al-Khair, yang mengatakan pernyataan itu bukan pernyataan muhaqqiqun tetapi masih pernyataan murid. Pernyataan almuhaqqiqun seharusnya mengatakan: Ma raau syaian illa wa kanu qad rauw Allah qablahu (Kami tidak melihat sesuatu apapun kecuali kami melihat Allah sebelumnya.

Bandingkan dengan penulisan ayat: Iqra’ bi ism Rabbik (Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu) konsisten menggunakan model penulisan yang sama, yaitu huruf alif washl diaktifkan dan menjadi huruf pemisah antara huruf ba dan ism. Nama Rabb bukan iasm al-jalalah, tetapi kesimpulan dari keseluruhan nama-nama Allah di dalam al-Asma’ al-Husna’. Dengan demikian, kata Rab sudah masuk ke wilayah ta’ayyun (entitas permanen/al-A’yan al-Tsabitah). Dengan kata lain, nama Allah berada di dalam wilayah Ahadiyyah (The One and Only), sedangkan nama Rabb sudah berada di dalam wilayah Ahadiyyah (The Oneness). Adalah wajar kalua penulisannya dipisahkan antara huruf ba dengan kata ism yang disandarkan kepada Rabb. Allahu a’lam.

Skuad Chelsea. Foto : Ist
Pos Sebelumnya:
Chelsea Vs Real Madrid
Pos Berikutnya:
Operasi Perut Agar Six Pack
Ilustrasi perut sixpack.  Foto : Ist
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo