Paloh Ngasih Sinyal Pengen Bertemu Mega
JAKARTA - Ketum Partai NasDem Surya Paloh tak nyaman diisukan renggang dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Untuk memastikan hubungannya dengan Mega baik-baik saja, Paloh ngasih kode ingin ketemu Mega. Kapan pun, di mana pun, siap saja.
Isu ketidakharmonisan Paloh dengan Mega muncul sebulan terakhir. Ceritanya begini. Belakangan ini, NasDem rajin melakukan manuver politik dan menggelar pertemuan dengan para ketum parpol.
Hampir semua bos parpol ditemuinya atau diundang ke NasDem Tower, di Gondangdia, Jakarta. Sebut saja, ada Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Tak hanya dengan ketum parpol, Paloh juga bertemu dengan tokoh penting seperti SBY dan JK.
Nah, dari sekian bos parpol yang ditemuinya, ada satu yang “ketinggalan”. Dia adalah Megawati. Dari sini, isu keretakan hubungan Paloh dan Mega muncul.
Kesan ketidakharmonisan itu menguat saat Paloh berpidato dalam pembukaan Rakernas NasDem, pertengahan Juni lalu. Dalam sambutannya, Paloh menginstruksikan jajarannya menjaga komunikasi dengan seluruh komponen masyarakat.
"Buang itu praktik kesombongan, merasa paling hebat sendiri merasa paling mantab sendiri. Itu bukan NasDem," kata Paloh.
Di pidato itu, Paloh memang tak menyebut parpol. Namun, publik merasa omongan itu diarahkan ke parpol. Bahkan, ada yang mengarahkannya ke PDIP.
Omongan Paloh itu lalu direspons Mega saat membuka Rakernas II PDIP, akhir Juni lalu. Mega merasa heran jika ada yang menyebut dirinya atau PDIP sombong. Padahal, dirinya maupun PDIP tidak pernah menjelek-jelekkan partai politik atau ketua umum partai politik mana pun.
Dari dua pidato itu, publik mengira kedua bos parpol ini sedang tidak harmonis. Lalu, ada yang mengait-ngaitkan dengan arah politik di 2024.
Saat menjadi narasumber program TV The Politician, Paloh ditanya soal ini. Dia menjawab, hubungannya dengan Mega baik-baik saja. Ia pun mengaku siap berkomunikasi dengan Mega kapan pun. Namun, dia merasa pertanyaan soal pertemuan dengan Mega ini, tidak adil karena selalu ditanyakan kepadanya.
"Saya sih siap aja berkomunikasi apa aja tapi yang harus Anda tanyakan pada Mbak Mega, Mbak Mega mau berkomunikasi apa nggak, Mbak Mega suka berkomunikasi apa nggak, Mbak Mega merasa ada miskomunikasi atau nggak?" katanya, seperti dikutip CNN Indonesia, kemarin.
Ia lalu menjelaskan kenapa PDIP belum berkunjung ke NasDem Tower. Padahal parpol lain sudah pernah datang. Malah ada yang sudah datang lebih dari sekali. Soal ini, kata dia, masih menunggu waktu yang baik.
"Nanti kapan ada kesempatan, ya bagus sekali. Saling mengundang itu kan baik saja," ujarnya.
Paloh pun menegaskan siap datang jika diundang Mega. "Kalau saya dalam keadaan sehat, pasti saya penuhi. Nggak ada masalah," imbuhnya.Paloh menegaskan lagi, hubungannya dengan Mega tak ada masalah. Kalau pun belum mengundang Mega ke kantornya, itu hanya persoalan menunggu waktu. Hubungannya dengan Mega tidak seperti Rusia dan Ukraina. Jadi tak perlu mak comblang untuk mempertemukan.
"Nggak ada masalah. Mbak Mega juga dekat rumahnya dengan kantor ini. Setiap saat, saya bisa ke rumah Mbak Mega dan sebaliknya," katanya.
Menurut dia, hubungannya dengan Mega diisukan renggang karena banyak yang mendramatisasi. Ia lalu mengungkit momen Mega tidak menyalaminya di DPR beberapa tahun lalu.
"Tidak perlu kita mendramatisasi situasi yang sebenarnya tidak ada apa-apanya. Pasti tidak ada apa-apanya. Ingat kan ketika Mbak Mega nggak nyalami saya di DPR, ingat? Ribut semuanya seakan-akan Mbak Mega nggak suka. Saya pikir nggak, kebetulan aja. Nggak terlihat gimana, kelewat. Dan saya bisa terima itu," ungkapnya.
Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menyampaikan hal serupa. Kata dia, hubungan Mega dan Paloh baik saja. Tak ada masalah antara keduanya. Juga tidak ada miskomunikasi seperti yang dikira banyak orang.
"Sejauh yang saya pahami, tidak ada masalah. Kesamaan pandangannya jauh lebih banyak daripada perbedaannya," ujar Hendrawan, saat dikontak, tadi malam.
Kalaupun ada perbedaan pandangan, lanjut dia, masih tetap dalam bingkai konsensus-konsensus kebangsaan. Kata dia, hubungan baik Mega dan Paloh terlihat saat makan siang di Istana, pertengahan Juni lalu.
"Kalau tak percaya tanya kepada Pak Jokowi yang belum lama ngajak kumpul-kumpul," ungkapnya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi menyebut wajar kalau publik mengesankan ada komunikasi yang tak baik antara Mega dan Paloh. Soalnya, keduanya saling melempar pernyataan yang secara simbol berisi sindiran. Selain itu, Mega dan Paloh ini sama-sama orang kuat. Keduanya berpotensi menjadi king maker dalam pencalonan di Pemilu 2024.
"Jadi wajar saja kalau ada semacam rivalitas diam-diam (antara mereka)," jelas Burhanudin.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio melihat, tak ada persoalan berarti dalam hubungan Mega dan Paloh. Terbukti keduanya bisa bekerja sama dan menjadi motor koalisi pemerintahan Jokowi. Melihat hal itu, Hendri memperkirakan keduanya akan bertemu pada saatnya nanti. Keduanya bisa bertemu cepat atau lambat.
"Saya doakan bisa," kata Hensat, sapaannya, saat dikontak Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), tadi malam.
Menurut dia, kepentingan dua tokoh ini bertemu sangat baik efeknya untuk Indonesia. "Lebih adem sehingga lebih maju," tuntasnya. (rm.id)
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 20 jam yang lalu