Ganjar Dicapreskan NasDem, Minta Paloh Bicara Ke Mega
JAKARTA - Ganjar Pranowo akhirnya mau bicara blakblakan mengenai keputusan Rakernas Partai NasDem yang merekomendasikan dirinya sebagai capres. Kata Gubernur Jawa Tengah ini, kalau serius ingin mencapreskan dirinya, NasDem harus kulonuwun ke PDIP. Ketum NasDem Surya Paloh harus ngomong ke Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Rakernas NasDem pertengahan Juni lalu merekomendasikan tiga nama yang bakal diusung di Pilpres 2024. Tiga nama tersebut adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.
Awalnya, Ganjar menanggapi dingin rekomendasi ini. Saat ditanya wartawan satu hari setelah rekomendasi itu keluar, Ganjar menyatakan, menghormati keputusan NasDem itu. Namun, dirinya adalah kader PDIP.
Setelah tiga pekan berlalu, sikap Ganjar berubah. Kini, Ganjar menunjukkan ketertarikan atas rekomendasi Rakernas NasDem itu. Menurut dia, kalau NasDem memang serius mau mencapreskannya, secara etika harus membicarakan hal tersebut dengan PDIP. Dalam hal ini, Surya Paloh harus berdialog dulu dengan Megawati, ketum partainya.
"Ya etik politiknya, karena saya PDI Perjuangan, akan lebih baik kalau secara institusi, secara kepartaian, pimpinannya berdialog. Itu menurut saya sesuatu yang bisa dijadikan etik politik untuk komunikasi," kata Ganjar, kemarin.
Apakah sudah ada komunikasi antara Paloh dengan Mega? Ganjar menggelengkan kepala. Dia beralasan, dirinya bukan pengurus partai. Jadi, tidak tahu urusan begituan.
"Saya belum tahu. Kan saya bukan pengurus partai. Jadi belum tahu juga. Koalisi yang menentukan kan pengurus partai," ucapnya.
Melihat sikap Ganjar yang mulai berubah, politisi PDIP Masinton Pasaribu langsung mengingatkan. Kata dia, semua kader sebaiknya fokus pada pekerjaannya masing-masing. Jangan dulu memikirkan soal capres.
Kata dia, kader PDIP yang menjadi anggota DPR, harus fokus dalam menyerap aspirasi rakyat.
"Sementara, kalau sebagai kepala daerah, fokuslah pada kemajuan pembangunan di daerahnya," kata Masinton, kemarin.
Masinton memang termasuk kader PDIP yang galak menanggapi manuver Ganjar. Awal bulan lalu, ia menantang Ganjar untuk pindah parpol kalau beneran mau nyapres.
Sementara, politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno lebih tenang merespons sikap Ganjar saat ini. Menurut dia, respons Ganjar secara normatif dan prosedural masih dalam jalur yang benar sesuai dengan keputusan partai.
"Intinya, dia menyerahkan soal tersebut kepada ketua umum," kata Hendrawan, tadi malam.
Hanya saja, anggota Komisi XI DPR ini mengingatkan Ganjar agar fokus pada pekerjaan. Kata dia, saat ini yang lebih penting adalah memitigasi dampak perang Rusia-Ukraina yang sudah makin terasa. Soal Pilpres 2024, prosesnya masih lama.
"Jadi, harus bersabar. Ada hal yang lebih penting dan mendesak daripada bicara soal pilpres," tuntasnya.
Dari pihak NasDem, terlihat senang dengan respons Ganjar saat ini. Ketua DPP NasDem Willy Aditya menilai, jawaban tersebut menunjukkan Ganjar sangat memahami bagaimana etika dan tata krama dalam berpolitik dan berorganisasi. Seorang kader yang baik memang harus menunggu perintah ketua umum.
Dia pun memastikan, NasDem tentu saja akan melakukan komunikasi dengan parpol lain, termasuk dengan PDIP. Dalam sebulan terakhir, NasDem sudah menjalin komunikasi dengan banyak partai. Ke depan, NasDem pun akan berkomunikasi dengan PDIP.
Willy menerangkan, Paloh sudah melempar kode atau sinyal untuk melakukan pendekatan dengan PDIP.
"Namun, mungkin sinyal itu belum sampai atau belum ditangkap dengan baik," kata Willy, kemarin.
Untuk saat ini, kata dia, NasDem fokus melihat respons publik atas tiga nama kandidat capres rekomendasi Rakernas. Menurut Willy, respons publik itu penting sebelum NasDem benar-benar memutuskan satu nama yang akan diusung pada Pilpres 2024.
"Kami akan lihat siapa yang paling kuat frekuensi atau sinyalnya dari respons publik dari tiga nama yang NasDem usulkan tersebut," ucapnya.
Anggota Komisi XI DPR ini memastikan, partainya akan mengumumkan capres jagoannya jauh-jauh hari sebelum pendaftaran di KPU. Ia tak mau keputusan memilih capres dilakukan di last minute atau mendekati tenggat penetapan capres. Ia memperkirakan, keputusan koalisi dan capres/cawapres akan dilakukan paling lambat pada tahun depan, sebelum masuk tahapan pendaftaran capres dan cawapres.
Melihat kondisi ini, pendiri lembaga survei KedaiKopi, Hendri Satrio, mengatakan, untuk sementara, nasib Ganjar masih sulit diprediksi. PDIP sepertinya masih tetap pada pilihannya untuk menjagokan Ketua DPR Puan Maharani. Sementara, Ganjar tak akan berani mengambil risiko keluar partai.
Kecuali misalnya, mendapat dukungan dari Presiden Jokowi. "Kalau tanpa ada dukungan sekuat Presiden, saya yakin Ganjar sulit bermanuver," kata Hensat, tadi malam. (rm id)
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu