Digadang-gadang Jadi Cawapres Ganjar
Prof Nasar Mau Istikharah Dulu
JAKARTA - Digadang-gadang jadi cawapres Ganjar Pranowo, Prof Nasaruddin Umar masih irit bicara. Imam Besar Masjid Istiqlal itu, mengatakan mau salat istikharah dulu.
Hal tersebut dikatakan Prof Nasar usai menghadiri acara KPU, di Kantor KPU, Jakarta, kemarin.
"Kebiasaan saya dalam mengambil keputusan yang penting itu, istikharah dulu. Saya belum istikharah," kata Prof Nasar saat diminta komentar soal namanya disebut-sebut masuk bursa cawapres Ganjar.
Prof Nasar mengaku tidak pernah bermimpi menjadi cawapres atau pimpinan apapun. Karena selama ini, mantan Wakil Menteri Agama itu, lebih menikmati kegiatan menghadirkan ketenangan dan kedamaian umat.
"Saya kira kami lebih enjoy mengurus umat," sambungnya.
Untuk itu, Prof Nasar enggan memastikan apakah bersedia menjadi cawapres Ganjar. Karena dirinya belum ada niatan untuk memikirkan hal itu. Apalagi, dia juga belum pernah dihubungi PDIP dan PPP, dua partai di Senayan yang sudah resmi mengusung Ganjar.
Saya lebih enjoy mengabdikan diri untuk ketenangan, kesejukan, kualitas bangsa kita ke depan," katanya, mengulang jawaban.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy menyebut, Prof Nasar termasuk tokoh yang sedang didekati untuk menjadi bakal cawapres Ganjar.
Nasaruddin Umar termasuk tokoh bangsa yang sedang kita elus-elus untuk menjadi cawapres Mas Ganjar," ucap Rommy, kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) usai diterima Bendahara Umum DPP PDIP yang juga Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, di Manado, Selasa (16/5).
Kata Rommy, Prof Nasar selain tokoh berlatar Nahdlatul Ulama (NU), juga berasal dari luar Jawa dan bisa diterima oleh semua kalangan. "Kiai Nasar memiliki kriteria tokoh luar Jawa, warna keagamaan yang moderat, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan bisa diterima luas oleh banyak kalangan," tuturnya.
Lalu apa kata Ganjar? Ganjar mengaku, sudah sejak lama menjalin hubungan baik dengan Prof Nasar. “Waktu menikahkan anaknya, saya juga datang. Bahkan saya datangnya terlambat, ditungguin," kata Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah ini menyebut sosok Prof Nasar sebagai ulama karismatik. Ia juga memuji Prof Nasar sebagai tokoh agama yang memiliki pemikiran terbuka.
Ketua DPP PDIP, Nusyirwan Soejono menyambut positif nama Prof Nasar masuk radar cawapres Ganjar. Apalagi, Prof Nasar bukan orang yang mengejar jabatan.
Akan lebih bagus apabila ada tokoh yang belum terpikir untuk menjadi wapres, seperti Nasaruddin," sebut Nusyirwan, saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) kemarin.
Menurut Nusyirwan, jika tokoh tersebut tidak pernah berpikir menjadi cawapres, maka dia akan melakukan pekerjaannya dengan ikhlas. Di samping itu, masyarakat membutuhkan pemimpin yang memiliki pengalaman yang cukup.
Sehingga apa yang dikerjakan selama ini dilakukan dengan ikhlas tanpa kepentingan keinginan pribadi," papar anggota Komisi V DPR itu.
Selain pengalaman, Nusyirwan mengungkapkan, rekam jejak yang baik pun diperlukan oleh seorang pemimpin. Prof Nasar, ucap dia, merupakan salah satu tokoh yang memiliki rekam jejak yang baik. "Menurut saya, Pak Nasaruddin Umar memiliki rekam jejak yang baik," cetus dia.
Sementara, pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad mengatakan, PDIP punya semacam tradisi mengambil tokoh NU sebagai pendamping capres. "Cukup besar potensi tokoh NU seperti Pak Nasar untuk dilirik sebagai bakal cawapres mereka. Apalagi Pak Nasar bukan hanya tokoh NU, tapi juga berasal dari luar Jawa," pungkas Saidiman, kemarin.
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu