Tumbuh Di Atas Rata-rata Dunia, Ekonomi Kita Diakui IMF
JEPANG - Kinerja pemerintah di sektor ekonomi yang tetap tumbuh positif memang bukan kaleng-kaleng. Bahkan organisasi sekelas Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) ikut mengakui ekonomi Indonesia yang tumbuh di atas rata-rata dunia. Padahal saat ini, banyak negara yang ekonominya ngos-ngosan akibat ketidakpastian global.
Pujian itu disampaikan langsung Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva saat bertemu Presiden Jokowi di sela-sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G7 di Hotel Rihga Royal, Hiroshima, Jepang. Dalam pertemuan itu, Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Di tengah situasi ekonomi dunia yang diwarnai banyak ketidakpastian, ekonomi Indonesia cukup baik dan stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia," pujinya.
Dengan capaian mentereng ini, IMF berharap, Indonesia turut serta memberikan bantuan kepada negara berkembang lainnya. Khususnya, di sektor yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan.
Tak hanya itu, Kristalina juga menganggap, Indonesia berperan penting di tengah tantangan dunia saat ini. Menurutnya, Jokowi mampu memainkan perannya dengan baik, seperti menjalin hubungan dengan semua pihak.
"Indonesia dapat berbicara dengan semua negara, semua pihak. Di tengah dunia yang hadapi banyak tantangan seperti saat ini, diperlukan lebih banyak lagi peran seperti yang dimainkan oleh Indonesia,” harapnya.
Terakhir, Kristalina memberikan selamat atas keberhasilan Indonesia dalam jabatan penting di kancah internasional. Pertama, Presidensi G20 tahun lalu. Kedua, penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, beberapa hari lalu.
Mendapat pengakuan ini, Jokowi tak jumawa. Ia mengaku optimis, ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1 persen di tahun ini. Mengingat pada kuartal I 2023, pertumbuhan ekonomi nasional tembus 5,03 persen. Sementara tahun depan, ekonomi Indonesia akan berkisar di rentang 5 persen.
Selain itu, mantan gubernur DKI Jakarta ini mengapresiasi peluncuran Agenda Kebijakan Global IMF serta pembentukan sistem peringatan dini (early warning system) yang dinilai penting.
Pertumbuhan ekonomi 5,03 persen menjadikan Indonesia salah satu yang terbaik di dunia. Bahkan kedua tertinggi di antara negara G20. Mengacu kepada data Trading Economics, Indonesia memang menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara negara G20.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2023 mengungguli China dengan pertumbuhan 4,5 persen, Meksiko 3,9 persen, AS tumbuh 1,6 persen, Korea Selatan 0,8 persen, Singapura 0,1 persen. Jerman justru terkontraksi 0,1 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2023 hanya kalah dengan Arab Saudi yang mencapai 5,5 persen. "Jadi di tengah dunia yang pertumbuhan melambat, yang lain belum recover, kita sudah recover duluan," kata Airlangga.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengatakan, pujian dari IMF merupakan sesuatu yang menakjubkan. "Tidak mudah IMF memberikan pujian. Pujian yang diberikan oleh IMF didasarkan pada fakta prestasi ekonomi Indonesia. Bukan semata untuk menyenangkan hati Pemerintah," ujar Piter, tadi malam.
Faktanya, ekonomi Indonesia dan beberapa negara ASEAN mampu pulih lebih cepat pasca pandemi. Sesuatu yang tidak mampu dicapai banyak negara maju, sekalipun Amerika Serikat, China, atau Uni Eropa.
Menurut Piter, prestasi ini bukan sebuah keberuntungan. Melainkan hasil kebijakan yang tepat, setelah Pemerintah tidak mengambil kebijakan lockdown penuh selama pandemi. Sehingga memberi ruang untuk ekonomi bergerak, dan mempercepat vaksinasi.
Saat ini, semua indikator ekonomi Indonesia sehat. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi positif, surplus neraca perdagangan, serta sistem keuangan yang stabil dan sehat.
"Ini modal besar untuk Indonesia terus tumbuh ke depannya. Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,1-5,2 persen pada triwulan kedua atau tumbuh 5,0-5,3 persen untuk keseluruhan tahun 2023," ulas Piter.
Sementara, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpesan agar Pemerintah tidak terbuai pujian IMF. Menurutnya, dengan jumlah konsumen yang sangat besar, pemerintah bisa menggenjot lagi pertumbuhan ekonomi bisa tembus 5,5-6 persen.
Catatan Bhima, saat ini ada masalah serius di struktur ekonomi tanah air. Mulai dari deindustrialisasi prematur terus berjalan, PHK massal di sektor padat karya, investasi yang masuk kurang berkualitas, sampai ekonomi yang hanya mengandalkan ekspor komoditas olahan primer.
Dalam dua tahun terakhir, Indonesia ditolong oleh krisis energi, dan keuntungan besar (bonanza) dari komoditas sawit dan batubara. Namun, saat ini berbagai indikator harga komoditas menunjukkan koreksi yang cukup tajam.
"Begitu bonanza-nya time out, maka ekonomi akan menurun tajam. Pertumbuhan ekonomi kuartal ke II 2023 sebesar 5,2 persen, dan full year 2023 mencapai 5 persen year on year," pungkas Bhima.■
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 11 jam yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu