TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

KA Argo Parahyangan Tetap Beroperasi

Horee, Banyak Pilihan Kalau Mau Ke Bandung

Oleh: Farhan
Minggu, 02 Juli 2023 | 12:46 WIB
Foto ; Ist
Foto ; Ist

JAKARTA - Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan segera dioperasikan pada Agustus mendatang. Meski demikian, Pemerintah tak akan menghentikan operasional Kereta Api (KA) Argo Parahyangan, yang juga beroperasi dari Jakarta-Bandung dan sebaliknya. Dengan begitu, masyarakat memiliki banyak opsi transportasi sesuai kebutuhan.

Hal ini diamini Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati. Menurutnya, Kemenhub bersa­ma stakeholders terkait intens melakukan pembahasan soal nasib KA Argo Parahyangan akhir-akhir ini.

Pasalnya, kereta cepat dan kereta konvensional ini sama-sama melayani masyarakat yang ingin bepergian dari Jakarta ke Bandung. Selain itu, perlu juga dibahas mengenai besaran tarif antarkedua moda transportasi tersebut.

“Seperti yang sudah disampai­kan Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kemenhub Mohamad Risal Wasal, KA Argo Parahyangan tetap beroperasi,” ujar Adita singkat kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Sebelumnya, Risal mengatakan, Pemerintah memiliki sejumlah pertimbangan untuk mempertahankan KA Argo Parahyangan.

“Yaitu terkait rute, waktu tempuh dan pangsa pasar dari KCJB dan KA Argo Parahyangan,” kata Risal di Jakarta, Jumat (30/6).

Risal menjelaskan, meski kedua kereta tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni pergi ke Bandung, namun rute yang dilewati berbeda. Masyarakat yang ingin naik Argo Parahyangan berangkat dari Stasiun Gambir, menuju Bekasi, Cimahi dan Bandung (Kota).

Sedangkan KCJB melayani empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Padalarang (Bandung Barat) dan Tegalluar (Bandung Timur).

Artinya, pengoperasian KA Argo Parahyangan tidak meng­ganggu keberadaan kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu.

Alasan kedua, soal waktu tem­puh. Perjalanan KA Argo Parahyangan memakan waktu 3 jam 15 menit. Sementara KCJB jauh lebih singkat, yaitu 45 menit.

Menurut Risal, pangsa pasar kedua moda transportasi massal ini berbeda. Mengingat harga tiketnya pun berbeda.

Sebagai gambaran, berdasar­kan aplikasi KAI Access, harga tiket KA Argo Parahyangan kelas ekonomi dibanderol Rp 150.000, kelas eksekutif Rp 250.000 dan KA Argo Parahyangan Panoramic seharga Rp 375.000.

Sedangkan tarif KCJB masih dikaji dan belum diputuskan. Namun, pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) be­berapa waktu lalu menyebutkan, kisarannya antara Rp 250.000-Rp 300.000 untuk jarak terjauh.

Terpisah, Vice President (VP) Public Relation PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Joni Martinus mengaku, pihaknya terus berkoordinasi dengan para stakeholder soal operasional KA Argo Parahyangan.

Sejauh ini, pihaknya hanya ingin fokus memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan kereta api.

Sampai sekarang, kami tetap mengoperasikan KA Argo Parahyangan,” kata Joni ke­pada Rakyat Merdeka (Tangsep Pos Grup) kemarin.

Menurut Joni, KA Argo Para­hyangan relasi Gambir-Bandung pp (pulang-pergi) masih menjadi KA yang paling laris dipilih masyarakat. Khususnya saat periode libur Idul Adha 2023 dan liburan anak sekolah.

Berdasarkan data per 1 Juli 2023 pukul 08.30:00 WIB, ter­catat jumlah penumpang pada 23 Juni 2023 sebanyak 140.163 penumpang. Jumlah penump­ang terus meningkat pada 30 Juni 2023 sebanyak 153.323 orang. Disusul pada 1 Juli 2023 sebanyak 140.006 penumpang. Dan pada 2 Juli 2022 sebanyak 141.047 penumpang (data dina­mis/terus berubah).

“Dari lima rute favorit, (KA) Argo Parahyangan relasi Gam­bir-Bandung (pp) menjadi kereta paling favorit di masa liburan ini, dengan melayani sebanyak 101.890 penumpang,” katanya.

Disusul KA Sri Lelawangsa re­lasi Medan-Binjai (pp) sebanyak 67.697 penumpang, KA Serayu relasi Pasar Senen-Purwokerto sebanyak 67.448 penumpang, KA Airlangga relasi Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi (pl) sebanyak 66.490 penumpang. Dan KA Sancaka relasi Yogyakarta-Surabaya Gubeng (pp) sebanyak 59.266 penumpang.

Sebelumnya, Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riya­di mengatakan, pihaknya masih mengkaji besaran tarif yang akan dikenakan kepada penumpang.

“Tiket termahal KCJB, di­usahakan tidak melebihi Rp 250.000. Tapi, ini masih kami kaji, belum final,” kata Dwiyana di Jakarta, Minggu (25/6).

Di kesempatan yang sama, Manager Corporate Communication PT KCIC Emir Monti menjelaskan, pada tahap awal pengoperasian KCJB akan di­lakukan soft launching.

Nantinya, masyarakat bisa mencoba layanan KCJB dari Halim ke Padalarang, termasuk mencoba integrasi KCJB dengan LRT Jabodebek (Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi), yang menghubungkan Stasiun KCJB Halim ke semua stasiun pelayanan LRT Jabo­debek. Serta KA Feeder yang mengintegrasikan Stasiun KCJB Padalarang dengan Stasiun KAI Bandung dan Cimahi.

“Kami akan melakukan masa pengenalan operasional KCJB, mulai Agustus sampai Septem­ber 2023, gratis. Namun, ada tata cara dan skema pendaftaran un­tuk masyarakat. Sifatnya masih terbatas,” kata Emir.

Menurut Emir, hal itu dilakukan setelah tahapan Testing dan Com­missioning KCJB menggunakan CIT (Comprehensive Inspection Train) selesai, dengan uji coba kecepatan hingga 350 kilometer (km) per jam. Bahkan akan men­capai puncak kecepatan teknisnya di 385 km per jam.

Setelah tahapan tersebut dapat dilalui, diharapkan pada pertengahan Juli 2023 KCIC bisa melakukan trial run menggunakan rangkaian Electric Mul­tiple Unit (EMU) atau kereta penumpang.

“Pengetesan menyesuaikan dengan jadwal operasional KCJB sehari-hari,” jelasnya.

Satu rangkaian KCJB terdiri dari 8 kereta penumpang (ger­bong), dengan total kapasitas tempat duduk sebanyak 601 kursi.

Menanggapi ini, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, KCJB membuat perjalanan menjadi kian singkat, dibandingkan kereta api konven­sional.

Namun, perbedaan harga juga akan menjadi pertimbangan ma­syarakat. Karenanya, kereta kon­vensional bisa saja tetap dioperasikan, meski ada kereta cepat.

“Biar nanti masyarakat yang memilih, mau naik yang mana. Nggak hanya kereta, pilihan transportasi menuju Bandung juga masih ada bus, travel atau pe­sawat,” kata Trubus kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pis Grup), kemarin.  

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo