Kursi Menteri Tinggal 2, NasDem Masih Untung
JAKARTA - Jatah kursi menteri dari Partai NasDem di Kabinet Indonesia Maju kini tinggal 2. Meskipun berkurang 1, NasDem dinilai masih untung. Sebab, tidak semua menterinya didepak dari kabinet setelah hubungan NasDem dengan Presiden Jokowi, tidak semesra dulu.
Di awal periode kedua kepemimpinan Jokowi, NasDem sebagai partai pengusung di Pilpres 2019, mendapatkan jatah 3 kursi menteri di kabinet. Yakni, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.
Namun, sejak NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal Capresnya, koalisi parpol pendukung Pemerintah mulai tak harmonis. Termasuk retaknya hubungan antara Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Jokowi.
PDI Perjuangan (PDIP) dan beberapa anggota koalisi kerap terlibat perseteruan dengan NasDem. Bahkan, sejumlah kader PDIP mendesak agar NasDem hengkang dari koalisi. Namun, NasDem tak menggubris desakan itu dan bersikukuh tetap mendukung Jokowi hingga akhir masa jabatannya.
Di tengah retaknya hubungan NasDem dengan Jokowi, Johnny G Plate justru tersandung kasus korupsi. Kejaksaan Agung resmi menetapkan Plate dan langsung menahannya atas dugaan korupsi penyediaan Base Transceive Station (BTS) dalam proyek Bakti Kominfo, Rabu (17/5). Total kerugian negara dalam kasus korupsi tersebut mencapai Rp 8 triliun.
Setelah 2 bulan kosong, akhirnya kemarin Jokowi melantik Menkominfo yang baru di Istana Negara, Jakarta. Penggantinya bukan dari kader NasDem, melainkan Budi Arie Setiadi yang sebelumnya menjabat Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT).
Dengan dilantiknya Budi Arie, otomatis jatah kursi NasDem di kabinet tersisa 2, yakni Menteri Pertanian dan Menteri KLHK. Meskipun sebelum pelantikan, sempat beredar kabar bahwa Menteri Syahrul juga akan direshuffle. Jabatannya sebagai Menteri Pertanian akan ditempati oleh Moeldoko yang masih berstatus Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Namun, ternyata kabar itu cuma hoaks.
Meskipun tersisa 2, bukan berarti kursi NasDem di kabinet masih aman. Sebab, usai pelantikan di Istana, kemarin, Jokowi sempat ditanya kemungkinan perombakan kabinet kembali dilakukan. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun tidak menutup peluang tersebut.
bisa saja. Prerogatif presiden," jawab Kepala Negara.
Bagaimana sikap NasDem setelah jatah menterinya disunat Jokowi? Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago mengaku tidak kecewa dengan reshuffle tersebut.
Menurutnya, reshuffle merupakan hak prerogratif yang dimiliki Presiden. Kalai kemudian Presiden maunya Budi Arie sebagai Menkominfo, Irma bilang, NasDem menghormati keputusan tersebut.
"Selamat untuk Pak Budi Arie, semoga harapan Presiden terpenuhi," kata Irma kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), semalam.
Anggota Komisi IX DPR ini menegaskan, sejak awal bergabung dalam koalisi, NasDem tidak pernah berharap diberikan jatah khusus oleh Jokowi. Sikap komitmen itu, kata dia, tidak akan pernah berubah karena menjadi bagian akuntabilitas NasDem dalam berpolitik.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai NasDem masih untung menterinya didepak semua menterinya dari kabinet. Sikap NasDem yang saat ini begitu keras ke Jokowi, tentu akan menimbulkan konsekuensi yang harus ditanggunggnya.
"Nyatanya, tidak semua menterinya dicopot," ujarnya, semalam.
Namun, memangkas jatah NasDem di kabinet menunjukkan Jokowi menggantung nasib Paloh cs. Dibiarkan NasDem tetap di kabinet, tapi jatahnya dipangkas. Sebab, kalau Jokowi justru mendepak semua menteri NasDem dari kabinet, maka akan munculkan persepsi yang kurang baik terhadap Pemerintah.
"Kalau kursi NasDem dihilangkan semua di kabinet tak terlalu menguntungkan secara imej ke Jokowi. Seakan bersih-bersih NasDem," pungkasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 2 hari yang lalu