TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Genjot Perbaikan Kinerja, PP Dan Adhi Karya Garap Jembatan KA Di Filipina

Laporan: AY
Selasa, 18 Juli 2023 | 10:36 WIB
Dirut PP Novel Arsyad. Foto : Ist
Dirut PP Novel Arsyad. Foto : Ist

JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT PP (Persero) Tbk berhasil memenangkan dua proyek pembangunan infrastruktur transportasi kereta api (KA) di Filipina. Keberhasilan ini diharapkan mendukung upaya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya memulihkan kinerja.

Pengamat BUMN dari Uni­versitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menilai, BUMN Karya bisa segera bangkit, dengan melihat berbagai upaya yang tengah dilakukan. Dia mendorong, BUMN Karya agar terus berinovasi dan mengejar proyek-proyek yang mungkin masih bisa dikerjakan.

“Tujuannya, agar operasional perusahaan terus berjalan dengan baik. Dan di saat yang sama, perusahaan juga bisa terus melakukan restrukturisasi,” ujar Toto kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Selain mengincar proyek di luar negeri, Toto mengimbau, BUMN Karya menggarap po­tensi proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Sebab, Toto melihat, prospek proyek yang bisa dikejar BUMN Karya hingga akhir tahun ini ada­lah proyek-proyek infrastruktur domestik. “Dengan begitu, di­harapkan kinerja BUMN Karya semakin bergeliat hingga akhir tahun ini,” katanya.

Ia menegaskan, restrukturisasi utang menjadi poin penting un­tuk menyehatkan kembali struk­tur keuangan BUMN Karya. Jika dilihat dari laporan keuangan setiap emiten BUMN Karya, sumber pendanaan perseroan terbanyak berasal dari pinjaman perbankan dan obligasi.

“Jadi ya refinancing untuk per­panjang tenor, tetapi harus cari kupon yang lebih murah. Ba­gaimana caranya? Mintalah penja­minan ke Pemerintah. Hal ini bisa memudahkan BUMN menekan beban utang,” saran Toto.

Ia mengaku optimistis, kinerja BUMN Karya akan pulih tahun ini. Hal tersebut tercermin dari sejumlah investor asing yang mulai melakukan pembelian aset BUMN Karya, ditambah lagi beberapa proyek yang tengah dilakukan BUMN Karya.

“Investasi tersebut menimbul­kan kepercayaan diri bagi investor asing lainnya untuk melakukan hal yang sama,” ujar Toto.

Sebagai informasi, ada dua proyek pembangunan infrastruktur transportasi perkeretapian di Filipina. Yakni, proyek pertama ada­lah paket CP S-01 untuk penger­jaan Blumentrit Extension 1,2 kilometer (km) viaduct atau jem­batan rel di atas jalan umum. Lingkup pekerjaan adalah satu stasiun elevated di Blumentrit dan lima jembatan. Pengumuman pemenang proyek senilai 11,672 miliar Peso atau sekitar Rp 3,2 triliun tersebut dikeluarkan tang­gal 17 Februari 2023.

Kemudian proyek kedua ada­lah CP S-03C untuk pengerjaan 5,8 km viaduct, dengan lingkup pekerjaan dua (Stasiun Sucat dan Stasiun Bicutan) dan tiga jem­batan. Pengumuman pemenang proyek senilai 20,92 miliar Peso atau sekitar Rp 5,7 triliun tersebut dikeluarkan tanggal 26 Juni 2023 sehingga secara keseluruhan ber­nilai hampir Rp 9 triliun.

Dua kontrak tersebut merupa­kan bagian dari pembangunan 147 km North-South Commuter Railway (NSCR) yang merentang dari Clark, Pampanga ke Calamba, Laguna melintasi National Capital Region (NCR) dan Metro Manila.

Proyek tersebut dilakukan untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan utama di Metro Ma­nila, memberikan alternatif trans­portasi yang nyaman dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menyoal ini, Direktur Utama PT PP Novel Arsyad memasti­kan akan ikut menggarap proyek konstruksi jalur kereta api di Filipina. BUMN konstruksi tersebut memenangkan lelang dua paket proyek dengan total nilai Rp 8,1 triliun yakni North-South Commuter Railway.

PT PP menggandeng Adhi karya untuk menggarap proyek tersebut. Penandatanganan kerja sama dalam pembangunan dua proyek telah ditandatanganan pada Kamis (13/7) di Istana Malacanang, Manila.

“Perusahaan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Pe­merintah Filipina,” kata Novel Arsyad dalam keterangan resmi, Minggu (16/7).

Dalam pekerjaan proyek, dua perusahaan membentuk joint venture. PT PP dalam hal ini mendapatkan porsi pekerjaan sebesar 49 persen.

North-South Commuter Rail­way adalah megaproyek trans­portasi yang mulai digarap Filipina mulai Desember 2018. Proyek ini memiliki panjang 147 kilometer dan menghubungkan Kota Clark dengan Calamba.

Sementara Adhi Karya men­catat perolehan kontrak proyek baru sebesar Rp 14 triliun hingga Juni 2023. Angka itu tumbuh sebesar 20 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp 11,7 triliun hingga Juni 2023.

Di antara kontrak proyek baru yang sedang digarap ADHI terse­but, di antaranya jalur kereta api North-South Commuter Railway CP S-01 di Filipina, Bendungan Cibeet di Jawa Barat dan jalan tol akses pelabuhan Patimban.

Manajemen menyatakan, raihan kontrak baru tersebut masih sesuai rencana perseroan terhadap target 2023 sebesar Rp 27 triliun.

“Target tersebut tumbuh kurang lebih 10 persen sampai 15 persen dibanding capaian tahun 2022,” jelas Manajemen Adhi Karya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/7).

Kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru Adhi Karya hingga Juni 2023 di­dominasi oleh lini engineer­ing and construction sebesar 92 persen, properti sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan dan jembatan sebesar 58 persen sumber daya air 12 persen, gedung 11 persen, perkeretaapian 11 persen, precast 3 persen, properti 3 persen, serta proyek infrastruktur lainnya.

Berdasarkan sumber pen­danaan, realisasi kontrak baru yang diraih Adhi Karya, dari Pemerintah sebesar 28 persen, BUMN dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) sebesar 15 persen, swasta dan lainnya sebesar 57 persen.

Sebelumnya, Presiden Filipina Ferdinand R Marcos Jr menyak­sikan penandatanganan kon­trak pembangunan infrastruktur transportasi North-south Com­muter Railway project dari Department of Transportation (DOTr) Filipina di Istana Mala­canang, Manila.

Penandatangan dilakukan oleh Isman Widodo, General Manager Railway Department Adhi Karya dan Pande Ketut Gede Karmawan, Senior Vice President of Infrastructure Division PT PP. Acara ini dihadiri oleh Entus Asnawi Mukhson Dirut Adhi Karya dan Dirut PT PP Novel Arsyad.

Dalam sambutannya, Presiden Marcos mengatakan, penandatanganan kontrak tersebut meru­pakan realisasi dari komitmen Pemerintah Filipina untuk mem­bangun sistem transportasi publik yang inklusif dan efisien.

“Pembangunan proyek untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Filipina. Yang diperkirakan sampai 2029 akan mencapai 800 ribu komuter,” kata Marcos.

Ia juga menyampaikan peng­hargaan kepada Adhi Karya dan PT PP yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Filipina da­lam pembangunan infrastruktur kereta api ini. Kedua BUMN Indonesia ini dianggap sebagai mitra yang tepat karena pen­galaman dan keahliannya di bi­dang konstruksi. Proyek NSCR diperkirakan akan menciptakan 3 ribu lapangan pekerjaan bagi masyarakat Filipina.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo