Hadirkan Uji Konversi Motor Listrik Keliling
Pemerintah Jemput Bola
JAKARTA - Minimnya peminat konversi sepeda motor listrik membuat Pemerintah putar otak. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghadirkan layanan pengujian motor listrik konversi keliling di masyarakat.
Layanan ini dilakukan melalui mobil alat uji non statis yang dapat berpindah-pindah tempat, sebagai upaya mendukung program konversi motor listrik.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini Kemenhub memiliki satu pusat pengujian konversi motor listrik di Bekasi dan 25 Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).
“Nantinya, pihak swasta, Badan Layanan Umum (BLU), dan bengkel konversi yang sudah terakreditasi A juga dapat melakukan pengujian,” kata BKS, sapaan akrab Budi Karya, dalam keterangan resminya, kemarin.
Menhub memastikan layanan pengujian keliling akan dilakukan di area terbuka di bidang datar dengan perkerasan yang cukup seluas kurang lebih 200 meter.
“Layanan pengujian ini merupakan bagian tanggung jawab Kemenhub untuk memastikan kendaraan yang akan dioperasikan laik jalan dan memenuhi persyaratan teknis, khususnya terkait aspek keselamatan,” ungkap dia.
Eks Direktur Utama (Dirut) Angkasa Pura ll menjelaskan, pengujian motor listrik konversi ini mencakup pengujian lampu utama, klakson, rem, bobot kendaraan, pemeriksaan konstruksi, pengujian speedometer, dan keselamatan fungsional.
Selain itu, ada juga pengujian terhadap sengatan listrik perlindungan kontak langsung, perlindungan kontak tidak langsung, hambatan isolasi, dan perlindungan terhadap air.
Layanan pengujian motor listrik konversi keliling ini diharapkan dapat membantu mencapai target motor listrik konversi sebanyak 50 ribu unit di tahun ini dan 150 ribu unit di tahun 2024.
Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub mencatat hingga 27 Juli 2023, sudah ada 183 unit motor listrik konversi yang telah mendapatkan Sertifikat Uji Tipe dan Sertifikat Registrasi Uji Tipe.
Sementara hingga saat ini terdapat 26 bengkel konversi sepeda motor tersertifikasi.
Kemenhub terus berupaya mendorong peningkatan ekosistem motor listrik hasil konversi secara masif dan jumlah bengkel konversi, melalui berbagai inovasi layanan,” tegasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mencatat 4.578 sepeda motor konvensional telah didaftarkan untuk mengikuti program konversi motor listrik agar mendapatkan subsidi Rp 7 juta per unit dari Pemerintah.
Ribuan unit roda dua tersebut merupakan data pemohon yang mendaftar melalui sistem online di Kementerian ESDM.
“Kami punya catatan sekarang hampir 5.000 unit,” ungkapnya.
Arifin mengakui, walaupun diberikan subsidi, program konversi motor listrik ini masih berjalan lambat dan agak sepi peminat.
“Kalau kurang peminat apa alternatif yang lebih bagus. Kita nanti bahas semua,” ucapnya.
Arifin mengungkapkan, mayoritas pemohon subsidi untuk motor listrik konversi berasal dari Pulau Jawa.
“94 persen ini berlokasi di Jawa. Ini mulai siap, kami juga lakukan pelatihan, di Jawa, Purbalingga, Bali. Sehingga ini bisa dieksekusi secara cepat,” ungkap Arifin.
Nur Ariyanta, bagian engineering PT Mitrametal Perkasa, yang juga tercatat sebagai salah satu bengkel pelaksana konversi mengatakan, pelaksanaan konversi motor listrik sebenarnya hanya membutuhkan waktu maksimal 2 jam.
Sejauh ini, bengkelnya total baru mengonversi sekitar 10 sepeda motor. Menurut Nur, sejumlah regulasi yang ada saat ini bisa mendukung percepatan konversi sepeda motor listrik.
“Kalau sebelumnya masih menunggu beberapa regulasi berkait dengan konversi, sekarang sudah final. Mudah-mudahan bisa terus dipercepat. Termasuk dari insentif meskipun ada syarat dan ketentuan berlaku,” ucapnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 17 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 11 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu