7 Bulan Dirawat, Belum Membaik
Kelar Ngantor, Mahfud Langsung Nengokin Korban Kabel Semrawut Di RS Polri
JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD merespons surat yang ditulis Sultan Rif'at, mahasiswa yang terjerat kabel fiber optik di kawasan Antasari, Jakarta Selatan.
Kelar urusan kantor, Mahfud langsung menemui Sultan Rif'at, yang saat ini dirawat di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur.
"Saya senang, bisa berjumpa dengan Sultan bersama ayah dan ibunya. Menurut keterangan ayahnya, juga direktur rumah sakit, Sultan sudah makin bersemangat dan berharap bisa segera sembuh," papar Mahfud via Instagram, Jumat (4/8).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menambahkan, saat ini, Sultan hanya bisa berkomunikasi dengan menulis pesan melalui HP.
"Insya Allah, dia akan sembuh. Tinggal waktu dan kesabaran mengikuti prosedur pengobatan dari dokter. Jangan lupa berdoa, dan terus membangun optimisme," tutur Mahfud.
Kondisi Sultan saat ini, memang sangat memprihatinkan. Akibat musibah yang dialaminya pada 5 Januari 2023, tenggorokannya rusak parah. Saluran makan dan pernapasannya rusak.
Untuk makan dan minum, Sultan harus menggunakan selang NGT silikon yang dimasukkan ke hidung. Sebulan sekali, harus diganti.
Selain itu, Sultan juga tak bisa menelan ludah. Tiap dua menit sekali, Sultan mengeluarkan air liur. Bahkan, setiap mau tidur, Sultan harus menyedot air liur dan lendir yang masuk ke saluran pernapasan, dengan mesin sedot.
Itu sebabnya, dalam surat yang ditujukan kepada Presiden Jokowi dan Menko Polhukam, Sultan meminta kasus ini segera diusut.
Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya itu meminta pemilik kabel bertanggung jawab atas kelalaian membiarkan kabel optik menjuntai di jalan.
"Kepada Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada bapak-bapak sekalian. Saya ingin cepat sembuh, dan diobati secepatnya. Saya sudah tidak kuat berlama-lama lagi di kondisi seperti ini. Saya sudah ingin kembali produktif, kembali kuliah, dan bisa melanjutkan aktivitas, layaknya manusia normal," demikian cuplikan surat Sultan kepada Presiden dan Menko Polhukam.
"Saya ingin, pihak yang bersangkutan segera bertanggung jawab atas kelalaian yang sudah dilakukan, sehingga membuat saya seperti ini kondisinya. Saya ingin secepatnya kasus ini diakhiri, dengan mendapatkan keadilan seadil-adilnya bagi saya dan keluarga. Agar kami tidak menjadi konsumsi publik lagi," pungkasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Galeri | 17 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 5 jam yang lalu