Minta Maaf
Gerung, Setengah Hati
JAKARTA - Setelah kritik kerasnya kepada Presiden Jokowi bikin heboh dan menuai pro-kontra, Rocky Gerung akhirnya menyampaikan permohonan maaf. Namun, permintaan maaf Gerung ini dinilai setengah hati. Soalnya, Gerung hanya minta maaf karena bikin heboh, bukan karena kritiknya.
Permohonan maaf itu disampaikan Gerung dalam sebuah konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Gerung meminta maaf karena kritiknya menimbulkan pro-kontra di masyarakat dan ditafsirkan menjadi keonaran.
"Saya minta maaf karena peristiwa itu membuat perselisihan ini makin menjadi-jadi. Sekarang kasus ini akan berlanjut menjadi kasus hukum, oke saya terima," kata Gerung.
Dia kembali menegaskan apa yang disampaikan dalam kritiknya itu tidak diarahkan kepada pribadi Jokowi. "Itu saya lakukan di mana-mana. Saya tak mengkritik atau menghina Jokowi sebagai individu," ujarnya.
Gerung mengakui ucapannya yang viral itu juga berimbas pada kegiatannya di sejumlah daerah. Dia mengaku dipersekusi hingga batal bertemu dengan mahasiswa di banyak kampus.
"Dari seluruh undangan seminggu ini dipersekusi. Saya enggak boleh masuk kampus," ucapnya.
Tak hanya persekusi, Gerung juga mengaku mendapat makian dan ancaman pembunuhan. Gerung menilai, karena ini tahun politik, ada yang mencoba memancing di air keruh. Meski ada yang mengeksploitasi kasus ini, Gerung menegaskan tak akan berhenti menjadi pengkritik.
Sebelum menutup konferensi persnya, Gerung pun sekali lagi menyampaikan permohonan maaf, karena bikin orang marah.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Sementara, Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan, pihaknya telah menarik penanganan belasan pengaduan terhadap Gerung dari berbagai Polda. Laporan itu bakal diselidiki lebih lanjut oleh Bareskrim.
Kita tidak membedakan itu laporan polisi atau pengaduan karena dua-duanya ini menjadi dasar kita melaksanakan penyelidikan lebih lanjut," kata Djuhandhani kepada wartawan di Gadung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, kemarin.
Djuhandhani kemudian merinci laporan yang diterima polisi dengan terlapor Gerung. Dia mengatakan, ada satu laporan di Bareskrim Polri, tiga laporan di Polda Metro Jaya, tiga laporan di Polda Sumatera Utara (Sumut), tiga laporan di Polda Kalimantan Timur (Kaltim), tiga laporan di Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), satu pengaduan ditujukan langsung kepada Kapolri, dan satu pengaduan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ia menegaskan, laporan polisi yang masuk bukan pasal penghinaan presiden atau pencemaran nama baik. Sebab, pasal tersebut merupakan delik aduan sehingga harus pihak yang merasa dirugikan yang melapor.
Adapun yang dilaporkan terhadap Gerung adalah dugaan menyebarkan berita bohong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana.
“Kepolisian mulai melaksanakan penyelidikan," ujar Djuhandhani.
Menurut dia, penyelidik akan melihat apakah ada unsur pidana atau perbuatan melawan hukum yang dilakukan Gerung.
Permintaan maaf Gerung ini jadi topik perbincangan panas di jagad Twitter. Warganet terbelah menyikapinya. Ada yang pro Gerung, ada juga yang tak sabar ingin menjebloskannya ke penjara. Beberapa menilai permintaan maaf Gerung tidak sepenuh hati.
Akun @berbetter menganggap Gerung sudah tak sopan. "Kritik boleh-boleh saja, tapi ya lebih sopan sedikit lah," ujarnya.
Akun @roberttegug menilai apa yang disampaikan Gerung bukan kritik. "Ini sudah menghina," ucapnya. Senada disampaikan @johaneskeow. "Kritik dan hujatan itu beda. Ini lebih eperti menghujat," ujarnya. "Menghina itu tidak baik, antikritik juga tidak baik," timpal @andianglo.
Sementara akun @khnotodiputromenikai Gerung tak serius minta maaf. Senada disampaikan @bapaent. "Kalau lihat dari judul. RG cuma maaf karena bikin gaduh," pungkasnya.
Sementara akun @kaktusgersang mendukung Gerung. “Nggak asyik kalau Gerung di tangkap apalagi di penjara. Gerung simboli demokrasi. Kalau nggak ada orang seperti Gerung, apa bedanya dengan Orde Baru," ujarnya.
Musni Umar di akun @musniumar ikut mendukung karena Gerung dianggap sebagai pencerah.
"Gerung penyadar bangsa Indonesia serta penyelamat demokrasi yang sedang mengalami kemunduran," ulasnya.
TangselCity | 8 jam yang lalu
Olahraga | 17 jam yang lalu
Nasional | 12 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 6 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 1 hari yang lalu