TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Cukup Kabel Itu Yang Semrawut

Oleh: SUPRATMAN
Selasa, 08 Agustus 2023 | 06:30 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

SERPONG - Elite politik sibuk melakukan manuver, rakyat sibuk menghadapi kabel semrawut, ancaman kekeringan serta harga-harga yang tak terkendali.

Itu hanya beberapa contoh yang menggambarkan ketimpangan kepentingan antara rakyat dan elite politik. Seperti dua kutub berbeda.

Kabel semrawut misalnya. Itu sudah berlangsung lama. Hampir di semua sudut Ibukota serta kota-kota besar, kita menyaksikan kesemrawutan itu. Bahkan ada yang menjuntai sampai ke tanah.

Sebulan ini dua orang menjadi korban. Pertama, tukang ojek online. Namanya Vadim. 38 tahun. Meninggal dunia. Kejadiannya di Slipi, Palmerah.

Kedua, seorang mahasiswa, Sultan Rifat Alfatih. Usia 20. Lehernya terjerat kabel saat melintas di Jalan Antasari, Jakarta. Sekarang, kondisinya sangat mengenaskan.

Selama ini, rakyat seolah hidup normal dalam kesemrawutan ini. Khawatir. Tapi seolah biasa saja. Polisi juga mengaku sudah mengingatkan pihak terkait, termasuk Pemda, mengenai kabel semrawut ini.

Setelah heboh, baru bereaksi. Ini khas Indonesia. Setelah kejadian ini, Pemprov DKI memanggil sejumlah provider kabel fiber optik.

Kalau kabel semrawut tersebut tak dibereskan dalam sebulan, maka akan dicopot dan dipotong langsung oleh pemprov DKI Jakarta. Begitu ancamannya. Semoga dalam sebulan ini aman-aman saja. Tidak ada korban.

Kondisi ini menggambarkan bahwa orang-orang terpilih, legislatif maupun eksekutif, abai terhadap kepentingan rakyat.

Kabel semrawut yang kian meresahkan dan tidak elok dipandang mata itu misalnya, sudah ada rencana untuk membuat peraturan daerah (Perda). Namanya Perda Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT). Fungsinya, antara lain ngurus kabel-kabel itu, supaya bisa direlokasi ke bawah tanah. Sampai sekarang, Perda itu belum disahkan. Entah kenapa.

Jangan sampai kekhawatiran rakyat terus berlarut-larut, dan menjadi hal biasa, kemudian beberapa pihak saling lempar tanggungjawab.

Para elite politik jangan hanya sibuk atau asyik bermanuver, tapi rakyat dibiarkan menghadapi kasus dan problemnya sendiri. Jangan hanya sekadar teriak “demi kepentingan rakyat”. Tapi buktikan.

Karena, keberkahan terbaik bagi rakyat, yakni ketika mendapatkan pejabat dan elite politik yang baik dan responsif. Begitu juga sebaliknya, pejabat serta elite politik yang buruk bisa membuat rakyat menderita.

Cukup kabel-kabel menjuntai itu saja yang membuat semrawut. Jangan pula para elite politik dan pejabat ikut menambahinya.

Jangan sampai kekhawatiran rakyat terus berlanjut, kemudian menjadi biasa lalu membentuk “new normal”. Itu berbahaya

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo