TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

NasDem Ingin Last Minute, Demokrat Ingin Secepatnya

Cawapres, Koalisi Anies Buntu

Oleh: Farhan
Selasa, 08 Agustus 2023 | 09:32 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Partai koalisi pendukung Anies Baswedan masih buntu soal urusan Cawapres. Setelah ributin sosoknya yang sampai saat ini belum ketemu, kini mereka ributin soal waktu deklarasi Cawapres. NasDem ingin Cawapres Anies diumumkan last minute, menjelang pendaftaran capres-cawapres Oktober atau November. Sedangkan Demokrat dan PKS inginnya secepatnya diumumkan.

Perdebatan ini bermula saat Ketua Umum NasDem Surya Paloh menyebut, Cawapres Anies baru akan diumumkan jelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Ibarat pertandingan sepak bola internasional, seperti Piala Dunia yang kawan-kawan ikuti, dua menit terakhir, bisa berubah semuanya. NasDem juga belajar itu,” kata Paloh, usai meresmikan kantor DPD NasDem Sumatera Barat, di Padang, Minggu (6/8).

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat, Andi Arief langsung menanggapi pernyataan Paloh. Dia tidak sepakat jika pengumuman Cawapres Anies dilakukan di menit-menit terakhir pendaftaran. Sebab, Koalisi Perubahan sejak lama sudah memiliki bakal Capres.

“Bisa keliru jika dua menit terakhir penentuan Cawapres,” kritik Andi Arief melalui akun Twitter pribadinya, @AndiArief__., kemarin.

Kata Andi, seharusnya Koalisi Perubahan tidak menyontek strategi politik yang dilakukan koalisi lain. Ia pun meminta, Anies yang diberikan kepercayaan untuk menentukan pendampingnya, segera ambil sikap dengan tidak mengulur waktu deklarasi Cawapres.

Demokrat berbeda pendapat dengan Pak Surya Paloh. Saatnya @aniesbaswedan mandiri dan tentukan sikap,” pinta Andi.

Senada dikatakan Deputi Bappilu Demokrat, Kamhar Lakumani. Kata dia, deklarasi Cawapres harus segera dilakukan. Mengingat, Calon dari Koalisi Perubahan tidak memiliki basis elektabilitas yang tinggi. Jauh tertinggal oleh Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Selain itu, faktor di luar pemerintahan juga menjadi pertimbangan Demokrat.

Fasilitas sebagai incumbent atau setidaknya mendapatkan dukungan dari penguasa, sehingga memiliki akses sumber daya pemenangan yang berkelimpahan,” beber Kamhar.

Sebab itu, ia meminta, Anies segera mendeklarasikan Cawapresnya. Dengan begitu, Koalisi Perubahan bisa segera menyalakan mesin politiknya, baik dari partai, relawan, dan simpatian untuk menjalankan agenda pemenangan.

Sementara, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Sohibul Iman mengakui, terjadi deadlock dalam pengumuman Cawapres Anies. “Di sini memang ada perbedaan. NasDem ingin last minute. Sementara Partai Demokrat ingin secepatnya, bahkan sejak nota kesepahaman itu ditandatangani,” aku Sohibul.

Meski begitu, ia yakin betul Anies sudah mengantongi nama yang dirasa cocok menjadi pendampingnya. Tinggal mendeklarasikannya saja.

Sejak NasDem, PKS, dan Demokrat meneken kerja sama mengusung Anies sebagai bakal Capres, Sohibul menilai, ini waktu yang tepat mendeklarasikan Cawapresnya. “Enam bulan sudah lewat. Menurut saya, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk deklarasi Cawapres. Mengingat sampai dengan Pilpres tinggal enam bulan lagi,” cetus mantan presiden PKS itu.

Apa apa dampaknya jika tidak diumumkan sekarang? Sohibul menduga, perjuangan Koalisi Perubahan bakal semakin sulit. “Jika kurang dari 6 bulan pengumumannya, maka Koalisi Perubahan akan tergopoh-gopoh mensosialisasikan paket Capres-Cawapres ini,” katanya.

Bagaimana tanggapan pengamat politik? Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, pada prinsipnya, berkoalisi itu tidak mudah. Karena harus menyamakan kepentingan, persepsi, dan menghilangkan ego sektoral antar partai. Buktinya, ketika dihadapkan urusan Cawapres, koalisi Anies buntu.

“Sekalipun poros perubahan ini selalu mengklaim solid. Namun, sejak awal kan selalu berselisih, terutama Demokrat dengan NasDem,” ulas Adi, tadi malam.

Catatan Adi, setidaknya ada tiga persoalan yang kerap membuat Demokrat dan NasDem berselisih. Yakni, siapa sosok pendamping Anies, dan kapan waktu pengumuman deklarasinya. Termasuk menyikapi elektabilitas Anies yang tidak berkembang signifikan.

Bahkan, silang pendapat yang tidak perlu, malah dipertontonkan ke publik. “Itu NasDem dan Demokrat saling bersitegang dan saling mengeluarkan statement-statemen yang cukup keras dan agresif,” kata Adi.

Menurutnya, kebuntuan koalisi Anies terjadi karena menggantungnya persoalan Cawapres. Sebab, bagi Demokrat, waktu deklarasi menjadi sangat krusial. Utamanya dalam menguji keberadaan partai berlogo mercy itu, di Koalisi Perubahan, andai Agus Harimurti Yudhoyono tidak dijadikan pendamping Anies.

“Ini yang kemudian membuat Demokrat sering bersitegang dengan NasDem dan dengan Anies. Saya kira, di situ kuncinya,” pungkas Adi.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo