TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Ada El Nino Dan Konsumsi Melemah

Waspada, Perekonomian Melambat Di Akhir Tahun

Laporan: AY
Minggu, 13 Agustus 2023 | 12:40 WIB
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet. Foto: Ist
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet. Foto: Ist

JAKARTA - Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi per kuartal di atas 5 persen. Meski begitu, Indonesia diprediksi bakal mengalami tantangan pertumbuhan ekonomi yang lebih berat di kuartal III-2023.

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, jika meli­hat pola musiman pertumbuhan ekonomi per kuartal, khususnya setelah momentum Hari Besar Kea­gamaan, terutama Ramadan dan Idul Fitri, biasanya pertumbuhan akan melandai atau lebih rendah.

“Di kuartal III nanti kasusnya akan sama. Belum ada dorongan yang membuat pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan penca­paian di kuartal II,” kata Yusuf ke­pada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2023 sebesar 5,03 persen. Ekono­mi Indonesia kembali tumbuh 5,17 persen di kuartal II-2023.

Yusuf mengatakan, pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal III umumnya berada di investasi yang mulai terealisasi pelaksanaannya, setelah investor melakukan berbagai persiapan di kuartal I dan II.

Hanya saja, investasi ini juga ter­gantung pada konsumsi. Artinya, ketika permintaan barang dan jasa melemah, maka investasi berpo­tensi ikut melambat. Para pelaku usaha akan menahan ekspansi karena permintaan barang dan jasa dari masyarakat juga melemah.

Menurutnya, di triwulan III inflasi juga diprediksi akan meningkat karena ada El Nino. Kondisi itu akan memberikan pengaruh ke beberapa harga pangan strategis, dan pada akhirnya akan berdampak pada inflasi secara umum yang berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi kuar­tal III.

Yusuf bilang, besar atau tidaknya pengaruh kuartal III terhadap keseluruhan pertum­buhan ekonomi pada 2023, sebenarnya tergantung seberapa besar penurunan atau pencapa­ian pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut. Misal, pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen, maka peluang pertumbuhan ekonomi tahun ii untuk bisa tumbuh sesuai target Pemerintah.

Tapi kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2023 ternyata rendah, misal seki­tar 4,5-4,8 persen, ini akan mengecilkan peluang tercapainya target pertumbuhan ekono­mi yang disasar 5,3 persen di sepanjang 2023,” jelas Yusuf.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, tantangan pertumbuhan ekonomi Indone­sia di kuartal III dan IV tahun ini akan jauh lebih berat dikar­enakan ekspor menurun.

“Di kuartal III, tendensi ekspor kian menurun sumbangannya dalam perekonomian negara. Pertumbuhan ekonomi mung­kin hanya sekitar 4,8 persen di kuartal III,” ujar Tauhid dalam Kajian Tengah Tahun INDEF 2023, Selasa (8/9).

Namun demikian, menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun ini ber­potensi meningkat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Sejalan dengan itu, Tauhid memperkirakan laju inflasi di dalam negeri akan cenderung terkendali pada tingkat 3 persen, serta nilai tukar rupiah yang terjaga di level Rp 15.000 per dolar AS.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerin­tah akan menggenjot belanja di kuartal III-2023 untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar bisa di atas 5 persen tahun ini.

“Salah satu pengungkit di kuar­tal III adalah belanja Pemerintah. Jadi, kita akan pastikan belanja Pemerintah terealisasikan, terutama di Kementerian/Lembaga yang besar,” kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (9/8).

Menurutnya, belanja Kemen­terian atau Lembaga yang besar dari sektor infrastruktur, pro­gram padat karya serta perta­nian. Belanja ini akan didorong Pemerintah.

Ketua Umum Partai Golkar itu juga melihat adanya multiplier effect yang baik untuk pemasu­kan keuangan negara. Kontri­busi dari sektor pertambangan, sumber daya alam, dari kelapa sawit masih menjadi salah satu andalan ekspor.

“Karenanya, Pemerintah akan menggenjot volume (kuantitas) dari barang ekspor tersebut untuk mendukung pertumbu­han ekonomi yang tetap tinggi sampai akhir tahun nanti,” pung­kasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo