TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

PDIP Tak Khawatir Ditinggal PPP

Laporan: AY
Selasa, 15 Agustus 2023 | 08:13 WIB
Wakil Ketua MPR A. Basarah. Foto : Ist
Wakil Ketua MPR A. Basarah. Foto : Ist

JAKARTA - Kesetiaan PPP dalam koalisi bersama PDI Perjuangan (PDIP) mulai diuji. Partai berlambang Ka’bah itu, diprediksi bisa balik badan, bila Sandiaga Uno tak jadi Cawapres Ganjar Pranowo. Menanggapi ancaman itu, PDIP mengaku tak khawatir bakal ditinggal PPP. Sebagai partai peraih kursi tertinggi di DPR, PDIP sudah cukup mengantongi tiket pencapresan, tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain.

Saat ini, PPP mulai bermanuver dengan mengangkat gejolak yang terjadi di internalnya terkait hubungan koalisinya dengan PDIP. Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengungkapkan, di internalnya muncul pertanyaan bila Sandi tidak dipilih jadi Cawapres Ganjar.

Wakil Ketua MPR ini tak menampik, koalisi yang dibangun bersama PDIP untuk mengusung Ganjar sebagai Capres tidak dilandaskan pada kontrak politik apapun. Namun, ia mengibaratkan PPP bukan partai yang dimiliki oleh pemegang saham. Artinya, setiap kader bebas menyuarakan pendapatnya.

“Maka berkembang juga, antara lain kalau Pak Sandi tidak jadi Cawapres, harus bagaimana PPP? Kalau pertanyaannya seperti itu, apakah tetap ada koalisi ini atau kemudian itu. Kan masih berkembang,” beber Arsul.

Wakil Ketua MPR ini tak menampik, koalisi yang dibangun bersama PDIP untuk mengusung Ganjar sebagai Capres tidak dilandaskan pada kontrak politik apapun. Namun, ia mengibaratkan PPP bukan partai yang dimiliki oleh pemegang saham. Artinya, setiap kader bebas menyuarakan pendapatnya.

“Maka berkembang juga, antara lain kalau Pak Sandi tidak jadi Cawapres, harus bagaimana PPP? Kalau pertanyaannya seperti itu, apakah tetap ada koalisi ini atau kemudian itu. Kan masih berkembang,”

Bola panas yang dilemparkan Arsul makin kencang, ketika Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy (Romy) ikut mengipasi. Kata Romy, PPP nantinya akan bersikap bila pada akhirnya, Sandi memang tidak dipilih PDIP untuk mendampingi Ganjar.

“Ya disikapinya kalau sudah enggak dipilih. Kalau sekarang, kita masih meyakini bahwa Pak Sandi adalah calon yang terbaik untuk mendampingi Mas Ganjar,” kata Romy di Rumah Aspirasi Ganjar, Jakarta, Minggu (13/8).

Romy tak menyebut secara rinci sikap seperti apa yang bakal diambil. Ia hanya mengatakan Sandi sudah memenuhi syarat sebagai pendamping Ganjar di pemilihan presiden tahun depan. “Tinggal kita berbicara, apalagi hari ini, partai parlemen tinggal PPP dan PDIP. Kalau tidak ada perubahan ya, saya katakan itu konstelasi per hari ini, karena kita tahu persis politik masih sangat cair,” kata dia.

Ia tak menampik kemungkinan perubahan di tubuh koalisi pengusung Ganjar, mengingat situasi politik yang dinamis. Namun, sejauh ini PPP tak punya rencana lain atau plan B jika Sandi akhirnya tak terpilih sebagai Cawapres Ganjar.

“Karena memang ketika kita mengusung Mas Ganjar itu belum mensyaratkan adanya Pak Sandi,” ujar Romy.

Mendengar manuver PPP yang seolah memberikan ancaman terhadap koalisi, PDIP bersuara. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menegaskan, kerja sama politik harus dilandasi kesukarelaan. Jika tidak, perjalanan koalisi tentu akan mengalami kesulitan. Basarah mempersilakan bila akhirnya PPP memutuskan untuk keluar dari koalisi.

“Monggo, lagi-lagi kan bagi PDIP kerja sama politik itu dasarnya harus kesukarelaan, tidak boleh ada paksaan, apalagi ada ancaman, dan lain sebagainya,” kata Basarah, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Wakil Ketua MPR ini mengaku, semua figur yang masuk kriteria Cawapres Ganjar dan nama-namanya mencuat ke publik memiliki peluang yang sama. Sebut saja Mahfud MD, Yenny Wahid, Andika Perkasa, Erick Thohir, termasuk Sandi.

“Kita tunggu sampai batas akhir pendaftaran Capres-Cawapres yang telah diatur KPU. Kita lihat bagaimana formasi grouping parpolnya, dan formasi Capres-Cawapresnya,” ungkap Basarah.

Juru bicara PPP Usman Tokan menegaskan, pihaknya tidak memiliki niat keluar dari koalisi. Sekalipun nantinya hanya berdua. Menurutnya, Basarah memahami jika PPP akan tetap bersama PDIP. Apalagi, kerja sama PDIP dengan PPP di Pilpres bukan kali pertama dilakukan.

“Sejarah hubungan PPP dengan PDI Perjuangan sudah sejak lama. Sejak dari Mega-Bintang, pasangan Bu Mega dengan Pak Hamzah Haz, Mas Ganjar dengan Gus Yasin,” kenang Usman.

Usman optimis, PPP masih memiliki peluang untuk memperjuangkan Sandi sebagai pendamping Ganjar. Sekalipun tidak dipilih, Usman menyebut partainya akan setia memenangkan Ganjar.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi. Dia optimis, saat ini peluang memajukan Sandi sebagai Cawapres terbuka lebar. Sebab, PPP tidak memiliki saingan di internal koalisi pengusung Ganjar untuk menyodorkan nama Cawapres.

“Semakin banyak persaingan, peluang menjadi semakin kecil. Sebaliknya, jika persaingan semakin kecil, maka peluangnya bertambah besar,” kata Awiek-sapaannya.

Bagaimana kalau Sandi tidak dipilih? “Kalau diterima proposal kami, alhamdulillah. Itu sesuai dengan hasil keputusan Rapimnas. Kalau tidak diterima, kita tidak bisa berandai-andai. Tentu ada mekanisme tersendiri di PPP,” ujar Awiek.

Peneliti Utama Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengingatkan PPP tidak terlalu ngotot mendorong Sandi sebagai Cawapres. Mengingat, dalam koalisi bersama PDIP, posisi PPP cukup lemah. PDIP bisa maju sendiri mengusung Capres-Cawapres tanpa tergantung dari PPP.

“Masalahnya apakah PPP akan hengkang bila Sandi tak jadi Cawapres. Kalaupun hengkang mau kemana? Apakah ke poros Prabowo, kayanya tidak. Apakah ke poros Anies, kayaknya juga tidak. Bisa jadi Sandi dan PPP akan mentok di poros Ganjar,” kata perempuan yang disapa Wiwik ini.

Namun, Wiwik juga mengingatkan PDIP untuk tidak terlalu arogan. Menurutnya, mempersilakan PPP keluar dar koalisi, bisa menjadi bumerang bagi partainya. Publik bisa tidak simpatik terhadap PDIP.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo