TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dikeroyok, Banteng Nanduk

Laporan: AY
Rabu, 16 Agustus 2023 | 09:49 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Eriko Sotarduga santai melihat fenomena merapatnya mayoritas partai parlemen ke bakal Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto. Ibaratnya, banteng makin dikeroyok, makin nanduk.

“Justru kami bersyukur, ber­syukur di keroyok. Makin dike­royok, makin semangat. Mungkin karena lambangnya banteng, kalau dilukai diseruduk,” kelakar Eriko saat menjadi pembicara di Pod­cast Ngegas Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin. Podcast dipandu dua Redaktur Eksekutif Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) Siswanto dan Ujang Sunda.

Untuk diketahui, Koalisi Ke­bangkitan Indonesia Raya atau KKIR, sebelumnya hanya didu­kung Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kini bertambah dengan ber­gabungnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sedangkan Partai Bulan Bintang (PBB), partai di luar parlemen, sudah lebih dulu merapat ke Prabowo.

Eriko mengaku, tidak ada rasa kecewa bagi partainya atas sikap Golkar dan PAN. Padahal, kedua partai itu sempat menjalin komu­nikasi yang intens dengan elite PDIP. Misalnya, lari pagi yang dilakukan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

“Tidak ada rasa kecewa, tadi baru ketemu Bu Ketum (Megawati Soekarnoputri), biasa saja,” akunya.

Justru, ketika jagoannya min­im dukungan dari parpol lain, kader banteng semakin berse­mangat meraih kemenangan. Hal itu dibuktikannya ketika dia memimpin pemenangan Pil­gub Jawa Tengah untuk Ganjar Pranowo.

Dia ditarget meraup 1,6 juta suara di Solo Raya. Hasilnya, justru mencapai 1,9 juta suara.

“Mbak Puan juga ditarget, apalagi Eriko,” sebutnya.

Kita itu kaya banteng ketaton (istilah banteng terluka). Justru, kalau kami didukung semua, bisa terlena. Yang paling penting kerja sama dengan rakyat, ketok pintu,” ungkapnya.

Eriko juga menepis asumsi minimnya koalisi di kubu Gan­jar sebagai mitra koalisi parpol Senayan, karena saluran ko­munikasi yang mampet. Justru, PDIP menjadi partai paling terbuka dengan menugaskan Hasto dan Puan Maharani sebagai mediator koalisi.

Melalui Hasto dan Puan, par­pol bisa setiap saat berkomuni­kasi dengan PDIP. Keluwesan PDIP juga diungkap ketika dirinya menjadi legislator di Senayan. Tidak ada batasan baginya untuk berjuang.

“Kenapa menugaskan Mas Hasto dan Mba Puan, supaya akses itu tidak ada hambatan apa-apa,” katanya.

Pun, dengan istilah keputusan Cawapres ada di tangan Ketum Megawati Soekarnoputri.

Menilik dua kontestasi Pilpres lalu, justru memenuhi unsur musyawarah mufakat karena melibatkan pimpinan parpol koalisi. Mulai dari Ketua Umum Golkar Airlangga, Ketum PPP saat itu Romahurmuziy hingga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Soal merapatnya PAN dan Golkar ke kubu Prabowo, Eriko memang sempat berkomentar pada Juli 2023 ke awak media, akan ada tiga poros. Bisa men­jadi empat poros dengan asumsi PAN dan Golkar maju sebagai kontestan.

“Yang menarik kita lihat se­bulan ke depan, bisa dua poros. Menarik disimak. Tetap tiga atau dua,” katanya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo