Jaring Pemilih Pemula
KPU Goes To Kampus, SLTA Dan Pesantren
JAKARTA - Pemilih pemula memiliki posisi dan peran penting dalam perhelatan Pemilu 2024. Pemilih ini tersebar di kampus-kampus, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan pesantren.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Divisi Data dan Informasi Betty Epsilon Idroos mengatakan, pada Agustus ini pihaknya akan menjangkau anak-anak muda di kampus, siswa SLTA dan santri di Indonesia. Sejumlah program pendidikan pemilih dan pengenalan pemilu dilakukan secara tatap muka.
“Akan berjalan di Agustus, KPU goes to campus, SLTA dan pesantren,” kata Betty dalam keterangannya, kemarin.
Betty menjelaskan, program yang akan disampaikan kepada mahasiswa, siswa SLTA dan santri, yaitu sosialisasi dan pendidikan pemilih dengan mitra kerja yang bersegmentasi pemilih pemula, video sosialisasi pemilih pemula, sayembara video serta kirab pemilu.
“Terdapat 46.800.161 pemilih pemula pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024. Sedangkan pemilih dari generasi Z sebanyak 46.800.161 atau 22,85 persen pemilih,” bebernya.
Diketahui, generasi Z merupakan pemilih yang lahir sekitar tahun 1997 sampai dengan 2000-an. Mayoritas generasi Z merupakan pemilih pemula atau baru menginjak 17 tahun. Mereka baru pertama kali mengikuti pemilu.
“Mereka menempati terbanyak ketiga pada Pemilu 2024,” jelas Betty.
Betty mengatakan, generasi milenial menjadi pemilih terbanyak pertama, yaitu 66.822.389 atau 33,60 persen. Sedangkan gen X atau generasi yang lahir sekitar tahun 1965 hingga tahun 1980 menyusul di posisi kedua dengan 57.486.482 orang atau 28,07 persen.
Sementara, pengamat politik Universitas Andalas Sumatera Barat (Sumbar) Asrinaldi mengingatkan pentingnya pendidikan sadar politik kepada generasi muda. Terutama, generasi Z guna mendorong partisipasi pemilih pemula pada Pemilu 2024.
Pendidikan politik bukan semata tugas KPU sebagai penyelenggara pemilu. Melainkan menjadi tugas banyak pihak di sektor pendidikan, termasuk dari partai politik (parpol) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM),” katanya.
Asrinaldi menilai, generasi Z lebih cepat mencerna informasi, mampu mengoptimalkan fungsi internet dan peka terhadap kemajuan teknologi. Sebab itu, perlu mendapat pendidikan sadar politik agar kemampuan mereka bisa dimaksimalkan untuk membangun iklim berdemokrasi yang baik.
“Sekarang persoalannya bisa nggak mereka (generasi Z) dibimbing ke arah positif, sehingga terdorong dan termotivasi untuk sadar politik,” kata dia.
Asrinaldi yakin, kemampuan gen Z di media sosial dan internet juga bisa diarahkan secara positif. Seperti, untuk mengenal para bacaleg pada Pemilu 2024 dengan melihat sepak terjang mereka di berbagai pemberitaan media siber.
“KPU juga sebaiknya menyasar generasi muda dalam setiap sosialisasi tahapan pemilu, dengan harapan dapat meningkatkan angka partisipasi kalangan pemilih pemula. Seperti, jangan pilih caleg yang korup, caleg yang punya (riwayat) kejahatan seksual,” tutup dia.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Lifestyle | 21 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu