Ganjar Ketemu Cak Imin, Gerindra Slow Aja
JAKARTA - Partai Gerindra selow saja menanggapi santai pertemuan antara Capres dari PDIP, Ganjar Pranowo dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin. Partai yang dinakhodai Prabowo Subianto itu, tak khawatir, PKB yang sudah menjalin koalisi dengan Partai Gerindra, akan pindah haluan.
Sikap selow itu disampaikan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani usai bertemu pengurus Partai Gelora, di Jakarta, kemarin. Muzani mengatakan, pertemuan Cak Imin dan Ganjar merupakan ikhtiar PKB dalam memberi pesan perdamaian dan kebersamaan kepada masyarakat jelang Pemilu 2024. Karena itu, Muzani memastikan, Gerindra tidak khawatir pertemuan tersebut membuat PKB mengalihkan dukungan kepada Ganjar.
"Kami sudah tahu (pertemuan tersebut), karena itu kami men-support," kata Muzani.
Wakil Ketua MPR itu menegaskan, partainya mempersilakan PKB melakukan dan menjalin komunikasi dengan siapa pun. Termasuk dengan Ganjar, bacapres yang akan menjadi rival Prabowo di Pilpres 2024.
Muzani menjelaskan, komunikasi yang dijalin Cak Imin dengan semua tokoh itu, bagian dari upaya memperkuat silaturahmi, persatuan, dan kesatuan. Tentunya, Gerindra merespons positif apa yang dilakukan Cak Imin itu. Apalagi, pertemuan digelar dalam momentum hari Kemerdekaan Indonesia.
Soal Ganjar memberikan burung Lovebird kepada Cak Imin, Muzani meresponsnya sambil berseloroh. Dia bilang, dalam pertemuan dengan Partai Gelora, ia awalnya ingin memberikan ayam jago.
Diberitakan sebelumnya, Ganjar menggelar pertemuan dengan Cak Imin di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan, Jumat (18/8). Dalam pertemuan itu, kedua tokoh kompak berkemeja putih. Dua politisi itu duduk berhadapan dan meminum teh dari teko yang sama.
Gubernur Jawa Tengah dua periode itu kemudian memberikan hadiah ke Cak Imin, sebuah kandang burung yang ditutupi kain hitam diberikan. Ketika Cak Imin membuka kain penutup kandang, ternyata isinya sepasang burung Lovebird yang berwarna merah dan hijau.
Menyikapi pertemuan tersebut, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, bukan sekadar komunikasi pencapresan saja. Namun, membangun komunikasi dan persatuan. Kata dia, Ganjar ingin menjadikan Pemilu sebagai ajang untuk menyatukan, bukan malah memecah belah.
Soal kemungkinan PKB merapat ke PDIP, eks Gubernur DKI Jakarta itu bilang, peluang itu masih terbuka. “Sangat dinamis dan semua serba dimungkinkan sambil menunggu batas akhir pendaftaran,” ujarnya.
Ditanya soal kemungkinan PKB merapat ke PDIP untuk mendukung Ganjar, Daniel enggan berandai-andai. Dia bilang, PKB masih di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bersama Gerindra-Golkar-PAN.
"Saat ini masih berada di KIR, tapi urusan jodoh dan takdir siapa yang tahu," ucap Daniel.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing ikut mengomentari pertemuan Ganjar dan Cak Imin. Emrus menilai, pertemuan tersebut memperlihatkan kepiawaian politik Ganjar, yakni membuka jalur komunikasi dengan PKB, partai yang sudah mendeklarasikan dukungan kepada Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Hal itu juga memperlihatkan Ganjar bisa membuat keputusan sendiri, sebagai sosok pemimpin yang kuat dan seorang decision maker. Di sisi lain, Emrus juga memuji kepiawan politik Cak Imin.
Menurutnya, Cak Imin menyadari bahwa bergabungnya Golkar dan PAN ke koalisi pendukung Prabowo mengancam posisi PKB. Cak Imin tentu menyadari bahwa Golkar dan PAN bergabung dengan membawa kepentingan masing-masing, yang bisa jadi bertolak belakang dengan kepentingan PKB.
Seperti diketahui, PKB sejak lama ingin Cak Imin menjadi cawapres pendamping Prabowo. Sementara, Golkar dan PAN yang baru masuk gerbong koalisi, juga punya jagoan masing-masing untuk disandingkan dengan Prabowo. Golkar menyodorkan Airlangga sebagai Cawapres, sedangkan PAN menjagokan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Bisa jadi nanti kepentingan politiknya (PKB) lebih banyak terwujud bersama Ganjar Pranowo. Apalagi peluang Ganjar Pranowo menang sangat besar karena survei terakhir menunjukkan elektabilitasnya melampaui Prabowo," ujar Emrus, tadi malam.
Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam mengungkap, PKB mungkin saja meninggalkan koalisi dengan Gerindra. Hal tersebut terjadi, jika Cak Imin akhirnya tak dipilih jadi Cawapres Prabowo.
"PKB itu partai pertama yang memutuskan berkoalisi dengan Gerindra. Kalau Cak Imin tak dipilih, maka PKB bakal tinggalkan Prabowo," pungkasnya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu